Derita Kanker Ganas, Pekak Milia Dirawat Cucunya yang Masih Kelas I SD | Bali Tribune
Diposting : 10 March 2019 22:45
habit - Bali Tribune
Bali Tribune/pam Pekak Milia penderita kanker

Negara | Bali Tribune.co.id - Kondisi memprihatinkan dialami salah satu warga miskin di Jembrana, I Wayan Milia (58). Setelah menduda karena istrinya meninggal beberapa tahun lalu, warga Banjar Sawe, Desa Batuagung, Kecamatan Jembrana ini kini juga harus menahan sakit akibat kanker ganas yang dideritanya sejak puluhan tahun.

Petani setengah baya yang tinggal di pelosok desa ini, di tengah deritanya hanya dirawat oleh cucunya yang kini masih duduk di bangku kelas I SD.

Akses  menuju rumah  I Wayan Milia memang  jauh  dari jalan utama desa. Rumahnya terletak agak  ke dalam,  agar bisa menuju ke rumahnya harus  menelusuri jalan gang kecil dengan medan yang curam. Jarak rumahnya dengan rumah tetangga, bahkan sangat berjauhan. Milia menghuni rumah kecil di tengah tegalan.

Ditemui di rumahnya, ia tampak setia ditemani oleh cucunya, I Komang Wahyu Pertama (6). Dari pengamatan, paha dan lutut kiri Wayan Milia kini hanya tinggal tempurung yang membengkak dan berlubang. Dagingnya tampak habis digerogoti penyakit yang dideritanya.

Lukanya tersebut hanya dibalut dengan diapers (popok bayi). Kakek ini mengaku sudah mengalami gejala kanker sejak 20 tahun lalu. Dimana paha dan lutut kirinya saat itu mulai membengkak.

"Sejak itu sudah beberapa kali saya opname. Dan daging makin digerogoti. Sekali sehari saya harus ganti pampers karena tidak mampu beli. Jika tidak bisa beli pampers, saya balut dengan kain," ujarnya.

Ia mengisahkan, sejatinya kaki kirinya memang disarankan untuk diamputasi, namun ia menolak saran dokter tersebut lantaran selain kendala biaya, ia juga tidak ingin kehilangan salah satu kakinya itu.

 Ia mengaku yang kini merawatnya adalah cucunya yang baru kelas I di SD Negeri 2 Batuagung. "Kadang jika saya tidak bisa gerak dia yang merawat saya. Kasihan cucu saya. Dia berangkat sekolah tiap subuh karena harus jalan kaki 2 km melalui jalan rusak dan terjal. Kadang melalui jalan pintas," jelasnya.

Untuk keperluan sehari-hari, ia hanya  mengandalkan  uluran tangan kerabatnya. "Syukur adik-adik saya kadang nengok bawakan sesuatu. Cucu saya sering tidak bekal ke sekolah.  Karena tidak punya uang," ujarnya.

Aktivitas sehari-hari di seputar  gubuknya seperti ke dapur maupun ke kamar  kecil, dilakukan  sendiri dengan merangkak. Cucunyalah yang membantunya mengambilkan barang atau keperluan yang susah dijangkau.

Ia juga sangat berharap bisa mendapat kunjungan rutin dari petugas kesehatan, sehingga nyeri pada kakinya bisa berkurang dan lukanya bisa mengering. “Kalau saya bolak-balik ke Puskesmas rasanya tidak sanggup karena tidak ada yang antar," tandasnya.

Sementara itu Kelian Banjar Sawe Desa Batuagung, Made Sutama dikonfirmasi membenarkan kondisi warganya itu. Menurutnya, I Wayan Milia merupakan KK miskin.  "Petugas kesehatan sudah pernah datang dan sudah pernah ditangani," ujarnya.pam