Dikira Kecelakaan, Ternyata Dibunuh | Bali Tribune
Diposting : 17 June 2016 13:17
Arta Jingga - Bali Tribune
policeline
TKP - Tempat Kejadian perkara telah dipasangi policelina oleh polisi.

Tabanan, Bali Tribune

Kepolisian berhasil mengungkap kasus pembunuhan Ni Ketut Dania (45), pedagang asal Banjar Abang, Desa Baturiti, yang jasadnya ditemukan tergeletak di pinggir jalan. Awalnya, dia diduga menjadi korban kecelakaan lalu lintas akibat out of control (OC).

Korban ditemukan pertama kali oleh salah satu warg Banjar Bangli, Desa Bangli, Baturiti, Tabanan pada Rabu (15/06/2016). Saat itu, saksi bernama I Nyoman Kantun yang hendak pulang dari mekemit di Pura melihat korban tergeletak di pinggir jalan.

Korban terlihat tertindih motor Mio yang masih menyala mesinnya. Saksi kemudian kembali ke Pura untuk memanggil teman-temanya guna memberikan bantuan kepada korban. Bersama temannya, I Wayan Sarjana, saksi kembali ke tempat kejadian perkara (TKP).

Sampai di lokasi kedua saksi mengecek dengan mengangkat motor dan melihat korban sudah dalam keadaan meninggal. Saksi kemudian menghubungi Polsek Baturiti melaporkan kejadian tersebut.

Tak berselang lama anggota Polsek Baturiti tiba di TKP kemudian mengecek denyut nadi korban dan sudah dipastikan tak bernyawa. Polisi mengecek luka-luka yang terdapat di tubuh korban dan ditemukan adanya lecet di pergelangan kaki.

Selain itu, kepala korban juga terlihat mengalami cedera berat. Polisi merasa ada yang janggal pada temuan luka di tubuh korban. Karena itu, pada sore harinyam bersama petugas Puskesmas Baturiti, polisi datang ke rumah korban untuk melakukan visum.

Dari situ diketahui jika korban mengalami cedera kepala berat akibat pukulan benda tumpul dengan luka pada kepala bagian belakang berbentuk segitiga berkedalaman 3 sampai 4 cm, lecet pada dahi kiri dan robek sepanjang 0,5 cm.

Kemudian lecet pada lutut kiri, tulang leher patah dan lecet pada lidah karena tergigit gigi. Polisi juga menemukan kejanggalan, mulai dari darah yang sudah mengering ketika jenazah korban ditemukan, hingga kerusakan motor korban tidak terlalu parah.

Polisi kemudian meminta keterangan dari keluarga korban dan sejumlah saksi. Hingga dikantongi identitas pria yang terakhir kali bersama korban, yakni I Nengah Parna (47), asal Banjar Karma, Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Buleleng.

Dia adalah sopir yang mengantar korban setiap pagi untuk berjualan sayur ke pasar. Bersama pecalang, polisi mencari hingga ke tempat tinggalnya di Banjar Candikuning II, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan.

Polisi makin mencurgiai Parna karena ia memberikan keterangan bohong. Ia mengakui mobil pick up berwarna hitam dengan nomor polisi DK 9681 JH merupakan miliknya. Padahal mobil tersebut milik korban yang untuk menjual sayur.

Akhirnya, setelah diinterogasi di Polsek Baturiti, Parna mengaku telah membunuh korban di teras rumah yang berdiri di atas tanah milik salah satu yayasan dengan cara menjambak rambut dan memutar kepala korban dan memukul kepada dengan bata sebanyak dua kali.

 “Kepala korban juga ditusuk menggunakan obeng,” ujar sumber di kepolsian. Setelah adanya pengakuan itu, polisi mengabarkan kepada keluarga korban dan memasang police line di TKP pada Kamis (16/06/06).

Tolak Otopsi

Suami korban, I Made Partayasa (41) tidak mengizinkan jenazah korban diotopsi. “Kalau sampai jenazah istri saya dibawa keluar dari rumah lebih baik saya yang mati,” ujarnya. Pria yang akrab disapa Pak Poleng ini mengaku tidak kenal dengan pelaku.

 “Saya tidak kenal, apa yang dilakukan istri saya di luar juga saya tidak tahu karena dia bilang berjualan,” ujarnya. Sementara, anak pertama korban, I Wayan Sunarsa (25), mengaku kenal pelaku karena menjadi sopir ibunya ketika berjualan sayur.

Namun dirinya tak menyangka pelaku tega membunuh ibunya. Sunarsa menceritakan jika ibunya menikah dua kali. Dia adalah anak dari pernikahan pertama ibunya dengan I Wayan Degdeg. Selain dirinya, dari pernikahan ini juga lahir I Kadek Partayasa (21).

Dan, penikahan dengan Partayasa, korban mengangkat seorang anak bernama Agus Gunawan (5). Nah, sebelum mendapatkan kabar bahwa ibunya meninggal, Sunarsa sempat didatangi oleh pelaku sekitar pukul 01.00 Wita untuk menitipkan anak angkat ibunya tersebut.

Pelaku mengatakan bahwa ibunya sedang menunggu langganan sayur di pasar, sedangkan pelaku akan pergi ke Denpasar untuk mengurus surat cerai anaknya. “Saat itu saya tidak curiga, hanya saja pelaku memang terlihat agak tegang,” kata Sunarsa.

Ia menyatakanm, dua jam setelahnya ia mendapat kabar ibunya ditemukan tewas. Kapolsek Baturiti, AKP I Gede Made Surya Atmaja, membantah jika kejadian tersebut merupakan pembunuhan. Namun, pihaknya akan mendalami kemungkinan adanya dugaan lain.