Dinas Pertanian Karangasem : Tidak Semua  Kasus Babi Mati Akibat Virus ASF | Bali Tribune
Diposting : 4 April 2024 21:48
AGS - Bali Tribune
Bali Tribune / PENYEMPROTAN - Sejumlah Medik Veteriner turun ke Desa Seraya Barat untuk melakukan penyemprotan desinfektan di kandang babi milik salah satu warga.

balitribune.co.id | AmlapuraMengantisipasi merebaknya virus ASF di Karangasem, Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Karangasem, terus menggencarkan turun ke sejumlah peternakan di beberapa kecamatan di Karangasem. Kegiatan tersebut dilakukan untuk mengecek kesehatan ternak babi warga sekaligus melakukan sterilisasi kandang dengan penyemprotan cairan desinfektan.

Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Karangasem, I Nyoman Siki Ngurah kepada awak media, Kamis (4/4) menyampaikan, pihaknya bersama petugas Keswan (Kesehatan hewan) telah turun melakukan pemantauan sekaligus pengecekkan keksehatan ternak babi warga di sejumlah lokasi. Dan pada Rabu (3/4) dirinya bersama sejumlah Medik Veteriner turun ke Desa Seraya Barat untuk melakukan penyemprotan desinfektan di kandang babi milik salah satu warga.

Disebutkannya, jika dibandingkan dengan total populasi babi yang ada di Kabupaten Karangasem yang berjumlah 82.445 ekor, jumlah kasus babi yang dilaporkan mati itu relatif masih sangat kecil  dimana jumlah babi yang dilaporkan mati sebanyak 115 ekor. Namun ditegaskannya pula jika dari 115 ekor babi yang mati tersebut hanya beberapa babi saja yang dinyatakan mati kaerena terpapat Virus ASF. Sisanya penyebab kematiannya beragam.

"Dari babi yang mati selama ini kita ambil sampel dari 2 ekor babi di wilayah Desa Pesedahan dan Duda Utara itu hasilnya 1 positif terjangkit virus ASF dan 1 lagi negatif. Jadi kesimpulannya, tidak semua babi mati karena terjangkit virus ASF, kebanyakan karena babi yang kondisinya kurang sehat," ujar Siki Ngurah.

Untuk pencegahan, pihaknya juga membagikan desinfektan gratis kepada para peternak selain pula  memberi himbauan atau sosialisasi kepada para peternak, baik peternak besar maupun rumahan agar tetap melakukan bio security. Disamping itu, para peternak diharapkan melakukan pembibitan babi di lingkungan yang sehat. Baik dari membeli bibit babi hingga penggemukan diharapkan berasal dari peternak lokal yang lingkungannya sehat. Transportasi babi juga menjadi faktor yang harus diperhatikan, misal membawa babi dengan keranjang babi yang steril.

"Kami memang mengagendakan kegiatan ini, kemarin saya mendapat laporan dari keswan, merespon isu yang berkembang memastikan babi yang mati itu karena ASF atau tidak, agar tidak menjadi momok di peternakan, kasian peternak rugi dari sisi nilai harga jual," ucapnya.