Diposting : 18 November 2022 10:15
RED - Bali Tribune
balitribune.co.id | Denpasar - Dalam perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, diselenggarakan berbagai pertemuan, yang salah satunya adalah THK Future, Knowledge Summit, Intergenerational Dialogue for our emerging future. Pertemuan tersebut diselenggarakan pada Senin (14/11), di Kawasan Kura-Kura Bali, Serangan Bali. Pada pertemuan tersebut menghadirkan pembicara internasional dari berbagai negara.
Pada pertemuan tersebut ditampilkan demo how nurturing computational thinking by gasing method, yang diciptakan oleh Prof. Yohannes Surya, P.hD. Pada demo tersebut terpilih dua siswa Sekolah Dasar di Bangli untuk tampil mewakili Indonesia. Kedua siswa tersebut, adalah Sang Ayu Made Tia, siswa kelas IV SD Negeri 5 Kawan dan Anak Agung Kriskhananda G.P. siswa kelas IV SD Negeri 3 Kawan, Kabupaten Bangli.
Pada demo tersebut ditampilkan bagaimana memelihara pemikiran komputasional dengan gasing method untuk memelihara generasi masa depan terhubung dengan tepat pada masa depan yang akan muncul. Melalui metode gasing, para siswa dilatih kemampuan matematikanya dengan gampang asik dan menyenangkan. Sehingga matematika semakin dirindu oleh para siswa.
Bupati Bangli, Sang Nyoman Sedana Arta disela-sela kegiatannya menyampaikan rasa bangganya dengan terpilihnya 2 siswa SD Bangli, dalam demo berhitung di kegiatan KTT G20. Bupati Sedana Arta lebih lanjut mengatakan, terpilihnya siswa Bangli merupakan bukti bahwa Pendidikan Bangli sudah semakin maju. Selanjutnya Bupati Bangli berharap semakin banyak siswa yang mampu berbicara di tingkat internasional.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bangli, Komang Pariartha, SH, MM mengatakan bahwa 150 siswa Bangli sudah mengikuti pelatihan matematika Gasing selama dua minggu pada bulan Agustus 2022. Sehingga yang tampil di KTT G20 merupakan jebolan pelatihan tersebut dengan hasil terbaik.
Komang Pariarta, juga mengatakan bahwa dalam pembelajaran metode GASING ini anak-anak diajak bermain dan bereksplorasi dengan alat peraga sehingga benar-benar terasa dan terbayang konsep yang ingin disampaikan. Jadi yang abstrak selalu diawali dengan sesuatu yang konkrit, sehingga anak-anak dapat jauh lebih mudah mengerti dan mengaplikasikan konsep yang diajarkan. Salah satu ciri khas lain dari metode GASING adalah anak-anak dapat melakukan perhitungan di luar kepala (mencongak) dengan cepat.