Isi Liburan, Puluhan Siswa Diajak Belajar Bahasa Bali | Bali Tribune
Diposting : 18 June 2018 19:01
I Wayan Sudarsana - Bali Tribune
Sidakarya
Belajar Bahasa - Sejumlah anak siswa SD di Sidakarya diajak mengikuti pelajaran Bahasa Bali di Wantilan Pura Dalem Mutering Jagat Sidakarya, Minggu (17/6).
BALI TRIBUNE - Sejumlah kegiatan positif terus dilaksanakan di Kota Denpasar dalam rangka mengisi libur sekolah. Seperti yang dilakukan Pemerintah Desa Sidakarya Kecamatan Denpasar Selatan. Pada libur sekolah kali ini, puluhan anak-anak usia SD di Desa ini diajak untuk melestarikan budaya Bali. Salah satunya yakni melalui kegiatan belajar Bahasa Bali.
 
Perbekel Desa Sidakarya I Wayan Romi, mengatakan dalam kegiatan belajar bahasa Bali ini puluhan anak-anak siswa SD di Sidakarya didampingi  oleh para tenaga penyuluh bahasa Bali yang bertugas di Desa Sidakarya dan Kecamatan Denpasar Selatan. Dalam pembelajaran tersebut,  anak-anak usia sekolah dasar diajak untuk belajar mengenal bahasa Bali serta langsung mengaplikasikannya lewat latihan-latihan yang diberikan oleh tutor. Kegiatan belajar bahasa Bali ini akan  berlangsung mulai Jumat (15/6) hingga Minggu (24/6). 
 
"Ini merupakan rangkaian kegiatan pelatihan pelestarian budaya Bali yang diadakan oleh Pemerintah Desa Sidakarya, Kecamatan Denpasar Selatan. Dilaksanakan di Wantilan Pura Dalem Mutering Jagat Sidakarya,  melibatkan 60 orang anak-anak usia sekolah dasar. Adapun materi yang diberikan yakni   berbagai macam wawasan dan pengetahuan mengenai budaya Bali khususnya bahasa, sastra serta aksara Bali seperti materi menulis aksara Bali serta materi madharma gita," ujarnya, Minggu (17/6).
 
Dikatakan, kegiatan ini sengaja dirancang untuk mengisi liburan sekolah bagi anak-anak usia sekolah dasar, sehingga waktu liburan menjadi lebih bermanfaat. “Di samping mengisi liburan sekolah, tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendukung program pemerintah dalam mengajegkan budaya Bali atau sebagai tindak lanjut dari rahina mabasa Bali yang dicanangkan oleh Pemerintah Kota Denpasar," ujarnya.
 
Selain itu, diharapkan anak-anak yang merupakan generasi penerus budaya Bali dapat lebih memahami serta menghargai budaya Bali, karena nantinya anak-anak tersebut akan menjadi bagian dari masyarakat Bali yang menjunjung adat dan budayanya.
 
 
"Segala kegiatan yang berkaitan dengan adat dan budaya yang kami lakukan merupakan suatu pembekalan bagi anak-anak kami untuk bersosialisasi di lingkungannya kelak sebagai krama desa. Sehingga memiliki kualitas yang mumpuni. Saya berharap kegiatan ini dapat berlangsung setiap tahunnya, sebagai evaluasi dalam menggali bibit-bibit yang unggul dalam berbahasa Bali.  Kerja sama semua pihak juga dibutuhkan demi terwujudnya kegiatan yang positif semacam ini. Semua harus ikut membantu, guru di sekolah, orang tua juga penyuluh bahasa Bali yang mempunyai tugas melestarikan bahasa Bali. Tak hanya itu, saya juga menyambut baik penyuluh bahasa Bali dan  program-programnya demi mengajegkan budaya Bali” tandasnya.
 
Sementara Penyuluh Bahasa Bali yang bertugas di Desa Sidakarya, I Wayan Yogik Aditya Urdhahana  menambahkan, kegiatan pembelajaran Bahasa Bali ini lebih menitikberatkan pada pendidikan karakter. Oleh karrna itu sebelum dimulai kegiatan, para siswa terlebih dahulu diarahkan untuk melaksanakan persembahyangan bersama. Usai menggelar persembahyangan, barulah anak-anak diajak untuk memulai pembelajaran. 
 
"Untuk pelatihan Bahasa Bali ini anak-anak cukup antusias, karena para tutor yang juga merupakan penyuluh bahasa Bali memberikan materi pembelajaran yang cukup inovatif. Anak-anak diajak untuk belajar sambil menyimak video animasi yang menggunakan bahasa Bali. Tak hanya itu, penyampaian materi pun disampaikan dengan lugas serta komunikatif. Hal ini dilakukan agar anak-anak lebih nyaman dalam mempelajari bahasa Bali yang selama ini dianggap cukup sulit dipelajari di sekolah," ujarnya.
 
Selain itu, di sela-sela pembelajaran, anak-anak juga turut mengaplikasikan berbagai macam materi yang diberikan. Misalnya, setelah materi berbahasa Bali disampaikan oleh para tutor, anak-anak dapat menyampaikan pertanyaan, pendapat, opini atau ringkasan materi yang dipelajarinya menggunakan bahasa Bali di hadapan teman-temannya dengan arahan para tutor. Setelah belajar menulis aksara Bali, anak-anak diajak untuk ikut serta memainkan permainan sederhana yang berkaiatan dengan materi yang diberikan. "Hal ini dilakukan untuk memberikan suasana yang lebih komunikatif dalam belajar bahasa Bali," tandasnya.