Jadi Cluster Transmisi Lokal, Satu Banjar di Karantina | Bali Tribune
Diposting : 3 July 2020 07:51
Putu Agus Mahendra - Bali Tribune
Bali Tribune/ RAPAT - Dalam rapat teknis membahas kesiapan karantina banjar di Kantor Camat Negara Kamis kemarin telah diputuskan pemberlakukan karantina di Banjar Muduk, Kaliakah mulai Jumat hari ini.
Balitribune.co.id | Negara - Potensi ancaman transmisi local di Jembrana kini semakin mengkhawatirkan. Bahkan menyikapi melonjaknya kasus transmisi local, kini mulai diberlakukan karantina banjar yang menjadi cluster transmisi lokal.
 
Sebelumnya sudah enam  kasus terkonfirmasi positif covid-19 terdeteksi di wilayah Desa Berangbang dan Desa Kaliakah. Penambahan ini berasal dari klaster seorang warga Denpasar yang sempat pulang kampung ke Desa Kaliakah. Untuk mencegah makin meluasnya penyebaran virus dari klaster pulang kampung  asal Denpasar tersebut, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jembrana memilih opsi pemberlakuan karantina banjar.
 
Seperti yang kini diberlakukan di Desa Kaliakah, Kecamatan Negara. Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jembrana dr I Gusti Agung Putu Arisantha Kamis (2/7) mengatakan kebijakan karantina banjar merupakan satu dari dua opsi yang akhirnya disepakati pihak Gugus Tugas bersama warga desa setempat. Kebijakan ini juga sudah disosialisasikan Gugus Tugas bersama jajaran perangkat desa pada dua kali rapat di banjar setempat.
 
"Karantina banjar akan dimulai Jumat (3/7) di Banjar Munduk, Desa Kaliakah. Hari pertama karantina juga langsung dilaksanakan rapid test tahap pertama," ujarnya. Bahkan Kamis kemarin telah dilaksanakan rapat teknis penetapan karantina banjar di Kantor Camat Negara.
 
Menurutnya rapat sebelumnya ada dua opsi yang dimunculka guna mencegah makin meluasnya penyebaran virus di Desa Kaliakah. Pertama rapid test massal screening awal.
 
Opsi kedua melaksankan karantina banjar dengan disertai pelaksanaan rapid test massal. “Perangkat desa, adat maupun tokoh menyepakati dilaksanakan karantina banjar. Mekanismenya, selama 14 hari kedepan warga akan berdiam diri di rumah dan pelarangan keluar maupun masuk banjar. Bagi yang rapid tesnya reaktif segera akan dilaksankan swab untuk dapat dipisahkan dan diberikan tindakan lanjutan,” paparnya.
 
Terhadap adanya penambahan kasus positif baru dari klaster di Banjar Munduk ini, selain rapid test di masing-masing tempek, juga akan diambil sampel swab beberapa keluarga dekat pasien positif covid-19. “Warga yang lain digolongkan kontak jauh, akan diambil rapid test. Hari pertama sudah disiapkan 2.000 rapid test habis pakai. Selain dari dinas kesehatan sendir, juga diperbantukan petugas dari perwakilan masing-masing puskesmas” jelasnya.
 
Bupati Jembrana I Putu Artha selaku Ketua Gugus Tugas mengatakan opsi karantina banjar dipilih sebagai solusi terbaik menyelamatkan warga dari penularan virus yang begitu cepatnya dapat menyebar . “Sehingga tidak hanya melindungi warga satu desa saja , tapi warga lain di Kabupaten Jembrana” ujarnya. Seluruh jajaran gugus tugas bersama jajaran Satgas Gotong Royong diperintahan melakukan langkah-langkah terbaik mencegah penularan virus.
 
“Dengan adanya karantina, ada sejumlah pembatasan aktivitas warga. Warga agar banyak diam dirumah. kebutuhan logistik akan dipenuhi pihak Gugus Tugas dalam bentuk bantuan sembako yang diantarkan oleh petugas ke rumah masing-masing” jelasnya. Pihaknya berharap, seluruh warga Jembrana dapat melihat kasus di Banjar Munduk ini sebagai cerminan untuk meningkatkan kewaspadaan dalam menangani penyebaran covid-19.
 
Perbekel Kaliakah, I Made Bagiarta mengatakan siap melakukan sosialisasi pelaksanaan karantina banjar kepada 990 orang (289 KK) warganya. Data menyebutkan dari enam kasus baru dari total 41 kasus poitif, tiga orang merupakan klaster dari Banjar Munduk dan masih ada hubungan saudara dengan pasien positif sebelumnya. Sedangkan tiga kasus positif lainnya dari Desa Yeh Embang Kauh, Desa Yeh Sumbul serta Desa Dangin Tukadaya.