Jadi Langganan Banjir, Warga Protes Pihak Desa | Bali Tribune
Diposting : 3 February 2018 16:15
Putu Agus Mahendra - Bali Tribune
pantai
SAYANGKAN - Warga Banjar Ketapang Lampu menyayangkan sikap aparat Desa Pengambengan yang cuek terhadap banjir yang kerap merendam permukiman tanpa penanganan. Jumat (2/2), mereka turun tangan membuat saluran sendiri.

BALI TRIBUNE - Hujan deras yang terjadi belakangan ini menyebabkan musibah di sejumlah wilayah. Seperti yang terjadi di Banjar Ketapang Ketapang Lampu, Desa Pengambengan, Negara. Sejak beberapa hari belakangan ini permukiman warga dan jalan desa di wilayah tersebut tergenang banjir.

Lambannya penanganan dari pihak desa setempat membuat permukiman di jalur tembus ke Pura Segara itu berhari-hari tidak dapat dilintasi. Belasan rumah warga tergenang air bercampur limbah dari pabrik pengolahan minyak ikan.

Warga setempat mengaku banjir di wilayah itu sering terjadi hampir setiap hujan deras beberapa jam. Bahkan permukiman warga serta akses jalan rabat beton di wilayah tersebut kerap terendam banjir hingga berhari-hari. Selain menghambat aktifitas warga, perekonomian warga menjadi tersendat, pasalnya tinggi air hingga sekitar 70 cm atau setinggi betis kaki orang dewasa menyebabkan akses jalan di permukiman tersebut tidak bisa dilintasi kendaraan. Sekitar 15 rumah termasuk tempat ibadah (mushola) kebanjiran akibat air yang tersumbat tersebut. Kondisi yang paling parah terjadi di rumah Pak Joni, Ibu Mirok, dan Pak Suk.

Aan (40th), salah seorang warga Banjar Ketapang Ketapang Lampu mengatakan banjir semakin parah setelah hujan deras yang mengguyur sejak Kamis (1/2) malam hingga Jumat (2/2) dini hari. “Biasanya memang begini, tapi yang terakhir ini yang paling parah. Sudah seminggu genangan tidak surut,” ungkapnya. Ia mengaku, selain genangan airbercampur sampah, juga berbau menyengat lantaran bercampur dengan limbah pabrik. Warga sangat berharap agar banjir ini ditangani, tetapi pihak desa terkesan cuek.

Kondisi ini membuat warga setempat yang tergabung dalam Paguyuban Masyarakat Ketapang Lampu (PMKL), Jumat (2/2) kemarin turun tangan dengan berinisiatif membuat saluran sendiri. 70 warga berusaha mengaliran air yang menggenang menutupi badan jalan dan rumah itu menuju pantai membuat lubang saluran air secara manual hingga ke pantai. “Kasihan belasan warga rumahnya terus tergenangi air, mereka tetap bertahan menahan bau (air),” ungkap warga lainnya.

Ketua PMKL Sauki menyatakan banjir terus terjadi namun tidak mendapat perhatian dari pihak desa sehingga masyarakat memilih untuk berbuat sendiri. Upaya ini dilakukan lantaran kondisi banjir yang sudah berlarut-larut dan tak kunjung ditangani. “Masalah ini sudah lama dan berlarut serta berdampak pada warga yang rumahnya kebanjiran termasuk rumah ibadah. Semestinya ini harus ditangani, tetapi desa malah terkesan cuek,” ujarnya

Selain di Banjar Ketapang Lampu, setiap hujan deras dan berlangsung lama, banjir juga kerap merendam belasan permukiman warga di dusun Munduk hingga belasan rumah warga tergenangi air. Banjir kerap menggenangi sejumlah wilayah di Desa Pengambengan, Negara disebabkan akibat kondisi saluran air yang kecil dan tersumbat sehingga air tidak mengalir langsung ke laut namun sehingga tergenang. Kondisi ini diakui telah terjadi sejak bertahun-tahun namun hingga kini belum mendapat kepastia mengenai solusi penanganannya.