Kehilangan Mata Pencaharian = Pengungsi Karangasem Berharap Dapat Pekerjaan | Bali Tribune
Diposting : 30 September 2017 12:30
Putu Agus Mahendra - Bali Tribune
pengungsi
BERHARAP - Dikunjungi Bupati Artha, pengungsi Karangasem yang ditampung di rumah keluarganya di Jembrana kini berharap diberikan pekerjaan.

BALI TRIBUNE - Setelah dipastikan tidak ada yang terlantar tinggal di pengungsian, dan anak-anak mereka sudah bisa ditampung di sejumlah sekolah, ratusan warga Karangasem yang terdampak aktifitas vulkanis Gunung Agung dari berbagai wilayah Kawasan Rawan Bencana (KRB) yang kini ditampung di rumah-rumah keluarganya masing-masing yang tersebar di seluruh kecamatan di Jembrana kini berharap bisa hidup produktif kembali.

Warga karangasem yang kehilangan mata pencahariannya akibat mereka harus dievakuasi dari kampung halamannya, saat ini berharap bisa mendapat penghidupan di Jembrana. Seperti yang diungkapkan keluarga pengungsi M. Madusin (55) yang sejak sepekan ditampung bersama 12 orang anggota keluarganya di rumah iparnya, Irawati (35) di Lingkungan Mertasari, Keluarahan Loloan Timur, Jembrana.  Lelaki asal Kampung Telaga, Subagan, Karangasem ini mengaku mengungsi karena takut dengan gempa yang mengguncang wilayahnya yang masuk dalam zona kuning itu, “Kami di Karangasem trauma sehingga semuanya mengungsi ke rumah saudara di Jembrana, kami tidak tahu sampai kapan seperti ini,” ungkapnya. 

Kini ia yang sebelumnya berjualan es di kampung halamnya itu tidak memiliki mata pencarian untukmenghidupi keluarganya. “Saya berharap di sini ada yang mengajak saya bekerja serabutan, saya bingung karena tidak ada aktiftas apapun sekarang, kan segan ya kalau diam seperti ini terus,”  harap pengungsi ini.

Anak-anak asal Karangasem yang mengungsi di Jembrana telah ditampung di sejumlah sekolah. Mereka sejak awal pekan ini sudah mengikuti pelajaran di sekolah yang ada di sekitar permukiman keluarga yang menampung. Bahkan sejumlah anak-anak asal Karangasem kini mengaku merasa nyaman sekolah di Jembrana karena jarak sekolah lebih dekat dibandingkan dengan jarak sekolah di kampung halamnnya yang kini juga libur situasional. Untuk perlengkapan sekolah, para pelajar asal Karangasem ini masih menggunakan peralatan seadanya saja dan buku pelajaran mereka berbagi dengan teman barunya. Begitupula dengan seragam sekolah, walaupun ada siswa asal Karangasem yang telah memiliki seragam sekolah yang menampungnya dan pemberian kaka-kakanya, sejumlah siswa juga masih bersekolah menggunakan baju seragam sekolah di Karangasem. Namun mereka sudah dapat berbaur dengan siswa lainnya sejak awal masuk sekolah.

Bupati Jembrana I Putu Artha saat mengunjungi keluarga pengungsi di sejumlah desa di Jembrana mengapresiasi warga Jembrana yang sangat terbuka menerima kehadiran keluarga mereka yang mengungsi. Namun pihaknya akan berusaha mencarikan solusi sehingga keluarga yang menampung ke depannya tidak akan merasa diberatkan. “Kami berpikir mereka tidak satu dua minggu saja harus ditampung oleh keluarga mereka disini, tapi apabila berlangsung lama hingga berbulan-bulan maka kedepannya perlu dicarikan solusi,” jelasnya. 

Apabila aktifitas vulkanik Gunung Agung berlangsung lama, pihaknya kini berupaya agar nantinya warga Karangasem yang mengungsi ke Jembrana bisa mandiri dengan mengupayakan lahan untuk mereke kelola. “Kami akan coba agar mereka bisa menempati lahan tanah asset milik Pacatu Graha. Kami kordinasikan dulu sehingga nantinya Sertifikat Pengelolaan Lahaan (SPL)nya bisa diberikan kepada mereka,” ungkapnya.

Bupati Artha meminta keluarga yang kini menampung para pengungsi Karangasem juga mensosialisasikan kepada tetangga dan perangkat desa masing-masing, sehingga warga lainnya juga bisa meneriman kehadiran warga Karangasem ini. “Mereka tidak pakai SKTS (Surat Keterangan Tinggal Sementara) seperti pendatang lainnya, karena mereka terkena musibah, bila perlu mereka ini bisa diajak membanjar baik di dinas maupun di adat,” papar Bupati Artha.

Selain itu pihaknya menyatakan anak-anak pengungsi Karangasem sudah langsung bisa ditampung di sekolah di sekitar keluarga mereka masing-masing. “Walaupun saat ini baru ditampung, tetapi kita kordinasikan agar dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) dari sekolah awal mereka bisa dialihkan ke sekolah yang menampung,” tuturnya.

 Begitupula dengan bantuan untuk para Lansia yang mengungsi diupayakan bisa dialihkan ke Jembrana. Pihaknya juga berharap para rekanan pengusaha kontruksi bisa menampung warga Karangasem ini sebagai tenaga kerja.