Kelayakan Angkutan Siswa Diperketat untuk Jalur Tegalalang | Bali Tribune
Diposting : 18 March 2019 21:53
habit - Bali Tribune
Bali Tribune/ata Armada angkutan siswa

Gianyar | Bali Tribune.co.id - Pelebaran pelayanan angkutan gratis siswa di  Kecamatan Tegalalang, hingga kini masih dalam proses tender.  Namun, untuk pengujian kelayakan armada dipastika diperketat oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Gianyar. Hal tersebut mengingat jalur-jalur sekolah di Tegalalang relatif berisikio. 

Karena itu, Dishub Gianyar juga membuka pintu bagi pemilik angkot di luar Kecamatan Tegalalang untuk menyukseskan program gratis Pemkab Gianyar ini.

Kepala Dishub Gianyar Wayan Arthana, Senin (18/3), mengatakan, menyusul pelayanan angkutan gratis di tiga kecamatan, yakni Blahbatuh, Tampaksiring, dan Gianyar Kota,  tahuan 2019 ini akan menambah pelayanan ke Kecamatan Tegalalang.  Hingga saat ini masih dalam proses tender.  Disebutkan, ada sekitar 34 angkutan umum yang dibutuhkan untuk Tegalalang. Kata dia, angkot yang beroperasi di sana, tak hanya milik warga Tegalalang saja. Sebab selain keterbatasan armada, pihaknya juga akan melakukan seleksi kelayakan relatif ketat. Sebab medan jalan di Tegalalang berisiko, yakni terdapat banyak jalan terjal yang di sampingnya jurang.  “Melihat jalurnya yang berbahaya, pengujian kelayakan dalam proses seleksi kami perketat. Kami wajib mengantisipasi untuk menjamin keselamatan para siswa penumpang angkot,” ujarnya.

Lanjutnya, angkutan siswa gratis ini tidak hanya beroperasi di jalan besar. Tetapi mereka wajib menjemput para siswa ke desa-desa.  Karena saat  ini banyak siswa yang pergi ke sekolah dengan cara antar jemput, bahkan banyak yang meski masih SMP bawa motor sendiri. “Kondisi ini terjadi lantaran  tidak ada angkuan yang masuk ke desanya. Tapi, dengan program ini, setiap angkot wajib masuk ke desa-desa,” ujarnya.

Terkait besaran ongkos untuk sopir angkot, Arthana mengatakan masih tetap seperti tahun sebelumnya. Setiap sopir diberikan jarak tempuh 30 kilometer (km) per hari. Setiap satu kilometer, dibayar Rp 5.000. “Ongkosnya masih sama seperti sebelumnya,” ujarnya.

Sementara itu, program angkutan gratis di kecamatan lainnya, seperti Sukawati, Ubud, dan Payangan, masih menunggu tahun anggaran berikutnya. Sebab kebutuhan angkutan gratis di tiga kecamatan ini tak terlalu mendesak.  Terlebih, lokasi sekolah-sekolahnya berdekatan dengan perkampungan warga. Tapi, pihaknya menegaskan akan tetap berupaya melayani, namun menuggu tahun anggaran berikutnya,” ucapnya.

Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Gianyar I Wayan Ari Semadi sebelumnya mengatakan pihaknya sudah sangat siap dalam menyukseskan program ini. Disebutkan, Semua pemilik angkot sudah menyiapkan segala kebutuhan, baik itu memperbaiki kendaraan dan sebagainya. ata