Ketum Asosiasi FKUB Indonesia Mengutuk Pelaku Teror | Bali Tribune
Diposting : 18 March 2019 18:56
Djoko Moeljono - Bali Tribune
Bali Tribune/ Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet
Bali Tribune, Denpasar - Terkait kejadian aksi teroris di Christchurch New Zealand, Jumat, 15 Maret 2019 lalu, Ketua Umum (Ketum) Asosiasi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Indonesia Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet, akhirnya ikut bersuara lantang dan turut menyampaikan pernyataan sikapnya yang mengutuk dan mengecam perbuatan biadab aksi teroris tersebut.
 
 “Saya, selaku Ketua Umum Asosiasi Forum Kerukunan Umat Beragama Indonesia mewakili forum umat beragama di seluruh Indonesia, termasuk FKUB dari agama Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Buddha dan Khonghucu menyatakan penyesalan dan kesedihan yang mendalam, serta mengecam dan mengutuk aksi teroris yang sangat kejam dan biadab tersebut,” ujarnya di Denpasar, Minggu (17/3).
 
Pihaknya juga mendoakan, memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa untuk para korban yang meninggal, agar diampuni dosa-dosanya dan mendapat tempat yang sangat layak, ketenangan serta kebahagiaan abadi di surga. Ia meminta kepada seluruh umat manusia di dunia, khususnya di Indonesia agar senantiasa tetap bersikap tenang, rukun, dan bersatu dalam semangat kebersamaan juga persaudaraan yang penuh dengan cinta kasih antarsesama manusia.
 
Ketum Asosiasi FKUB Indonesia juga meminta kepada semua umat beragama untuk senantiasa waspada, berhati hati, serta tidak mudah terpancing oleh isu-isu yang bernada provokatif yang ingin memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet berharap agar pelaku teroris biadab tersebut dihukum dengan hukuman yang paling berat, sesuai hukum yang berlaku di New Zealand.
 
 “Mari kita semua sebagai umat beragama mengamalkan agama kita masing masing dengan sebaik-baiknya, dan sebagai warga negara Indonesia hendaknya selalu mengamalkan Pancasila serta menjunjung tinggi nilai-nilai Bhineka Tunggal Ika, dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,” ajaknya.
 
Menurutnya, perbedaan itu adalah sesuatu yang sangat wajar, bahkan sesuatu yang sangat indah. Oleh karenanya, persatuan dan kesatuan juga kebersamaan dan persaudaraan seharusnya tidak akan pernah bisa digoyahkan oleh perbedaan agama, suku bangsa, adat budaya maupun perbedaan pilihan politik.
 
Secara terpisah, pihak Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melalui Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Bahtiar juga mengecam penembakan membabi buta yang dilakukan pria bersenjata di Christchurch, Selandia Baru. “Kami mengecam dan mengutuk keras penembakan biadab yang tidak berprikemanusiaan di Selandia Baru,” kata Bahtiar.
 
Ia juga menyampaikan rasa bela sungkawa sedalam-dalamnya atas peristiwa yang menewaskan sedikitnya 49 orang korban jiwa. “Kami turut berkabung dan berbelasungkawa yang sedalam-dalamnya bersama seluruh masyarakat di dunia, karena aksi ini merupakan tragedi kemanusiaan,” tutur Bahtiar.
 
Melalui peristiwa itu, Bahtiar juga menekankan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan melalui jalinan persaudaraan, toleransi, merajut cinta kasih antarsesama anak bangsa, serta bangun komunikasi untuk meningkatkan kewaspadaan. “Kepada seluruh masyarakat, mari kita terus menjaga hubungan silaturahmi dan jalinan persaudaraan, toleransi, merajut cinta kasih antarsesama anak bangsa, serta bangun komunikasi untuk meningkatkan kewaspadaan. Hal itu dilakukan untuk menjaga dan merawat persatuan dan kesatuan,” pesan Bahtiar, seraya mengajak seluruh masyarakat untuk menebarkan kesejukan dan kedamaian di lingkungan masing-masing.
 
Seperti diketahui, telah terjadi penembakan brutal di Masjid Al Noor, Kota Christchurch, dan masjid di Linwood Avenue, Selandia Baru, yang mendapat kecaman dari para pemimpin dunia. Dalam laporan Al Jazeera, Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern menyatakan 49 orang meninggal dunia dan sisanya mengalami luka serius.