Lestarikan Budaya Lewat Lomba Mebat | Bali Tribune
Diposting : 18 June 2018 19:53
Agung Samudra - Bali Tribune
MEBAT - Peserta lomba mebat HUT STT Bhuana Werdi Banjar Kawan Bangli.

BALI TRIBUNE - Memeriahkan Hari Ulang Tahun sekaligus pergantian pengurus Seke Teruana Teruni (STT) Bhuana Werdi Banjar/Kelurahan Kawan Bangli dilangsungkan berbagai perlombaan. Salah satunya lomba mebat, pesertanya dari masing-masing tempek, di Balai masyarakat adat  Kawan, Minggu (17/6).

Ketua STT Bhuana Werdi Banjar Kawan I Gde Bawa mengungkapkan memeriahkan HUT ke-29 STT Bhuana Werdi dilangsungkan berbagai lomba, salah satunya lomba mebat yang persertanya melibatkan anggota STT  dari masing-masing tempek. “Ada lima tempek dibanjar adat Kawan yakni tempek kangin,tengah kauh, kelod, kaje,” ujarnya. Adapun  lomba mengambil tema ”Lawar, sate dan komoh kekinian rasa generasi milineal,” yang artinya mempertahankan tradisi ditengah  era milinial dan globalisasi di zaman digital ini. 

Setiap perserta wajib membuat hidangan sate, lawar dan komoh. Untuk jenis lawar yang wajib dibuat yakni lawar nangka, belimbing, anyang, nyuh dan telor. Sedangkan untuk jenis sate yakni sate kebek, lembat asem dan lilit.

Penilian akan dilakukan oleh tim juri yang beranggota lima orang, empat orang juri perwakilan dari masing-masing tempek yang merupakan  juru ebat di pura, dan satu dewan juri kehormatan. “Juri kehormatan kami tunjuk I Wayan Wedana,” ungkap I Gde Bawa.

Papar I Gde Bawa terkait bahan yang diolah, disiapkan oleh masing-masing peserta, baik itu untuk bumbu maupun daging yang akan diolah. Untuk daging yang diolah berkisar 5 - 10 Kg per tempek. ”Panitia tidak membatasi berat daging yang diolah, tapi minimal bisa disajikan untuk 50-60 orang,” jelas I Gde Bawa sekaligus sebagai ketua panitia lomba. 

Lomba ini juga bertujuan sebagai pembekalan bagi generasi muda yang nantinya akan menjadi penerus dalam tatatan adat. “Kegiatan ini sangat postif seabgai bentuk pembelajaran bagi generasi muda dan untuk menambah rasa persaudaraan anatra anggota STT,” ujarnya seraya menambahkan untuk lomba diikuti sekitar 350 orang dari total jumlah anggota STT sebanyak  hampir 400 anggota.

Panitia menyiapkan piala bergilir dan piagam. “Untuk lomba mebat rutin akan dilaksanakan setipa tahunya,” jelasnya. Di akhir acara akan diisi dengan makan bersama, dimana  hasil olahan  saling tukar sehingga bisa merasakan olahan dari tempek yang lain.

Dewan juri kehormatan I Wayan Wedana mengatakan, kriteria penilaian dilihat dari berbagai aspek di anataranya dari penyajian, kehiginisan saat mengolah, cita rasa dan kekompakan dalam mengolah. ”Kami sangat mengapresiasi kegiatan lomba ini, selain bertujuan untuk melesatrikan budaya juga sebagai wadah mempererat  rasa persaudaraan antar anggota STT,” ujar pria yang juga anggota DPRD Bangli ini.