Lima Warga Klungkung Digigit Anjing Rabies | Bali Tribune
Diposting : 27 June 2018 11:40
Ketut Sugiana - Bali Tribune
Warga bersama Dinas Kesehatan Hewan Kabupaten Klungkung terpaksa mengeliminasi anjing liar diduga rabies.
BALI TRIBUNE - Dengan ditemukannya pertama di tahun 2018 ini kasus gigitan anjing yang menyebarkan rabies di Klungkung ini, petugas Bidang Keswan (Kesehatan Hewan) Dinas Pertanian Klungkung, Selasa(26/6) melakukan eliminasi terhadap anjing liar di seputaran Jalan Baladewa dan Jalan Kresna, Kelurahan Semarapura Kelod Kangin. Tindakan ini dilakukan pasca ditemukannya gigitan anjing positif rabies, yang menggigit 5 warga, pada  Minggu (24/6) lalu.
 
Menyikapi kondisi darurat tersebut, Kabid Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Klungkung, AA Arnawa menjelaskan kasus gigitan anjing tersebut terjadi Minggu (24/6). Anjing liar berwarna putih, sekitar pukul 10.00 Wita menggigit tangan seorang anak berusia 5 tahun, Ni Kadek Kartiningsih di seputaran Jalan Krisna.
 
Setelahnya, anjing liar itu secara membabibuta menggigit 4 warga lainnya di seputaran Jalan Kresna dan Jalan Baladewa. Empat orang warga Semarapura Kelod Kangin tergigit anjing rabies. Adapun korban lainnya yang digigit anjing positif rabies tersebut, Ketut Sumerti asal Jln Kresna, Sp Kelod Kangin, Ketut Nyeri asal Banjar Pande , Sp Kelod Kangin, Bu Agung asal Gunung Niang, Sp kelod kangin,dan  Suryati asal jln Kresna, sp.kelod kangin
 
"Lalu karena meresahkan, anjing itu dibunuh oleh warga dan dibawa ke Puskeswan untuk diambil sampel otaknya. Sementara, warga yang digigit langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan VAR," Jelas AA Arnawa.
 
Kabid Keswan lalu mengirimkan sampel otak anjing tersebut ke Balai Besar Veteriner Denpasar. Hasilnya pun ternyata  diketahui anjing yang dieliminisai tersebut ternyata positif rabies. Rencananya sore ini akan dilakukan penyisiran di seputar Kelod Kangin.  "Ini kasus pertama ada positif rabies pada hewan di Klungkung sejak tahun 2017 silam," jelasnya.
 
 Mengenai tujuh anjing yang dieleminasi, dia mengatakan bahwa anjing-anjing tersebut sempat kontak dengan anjing positif rabies. “Kita eliminasi dan ambil sampel otaknya untuk mengantisipasi penyebaran virus rabies ini," ungkap Arnawa.