BALI TRIBUNE - 72 bank sampah yang ada di Kabupaten Tabanan diharapkab bisa mengolah sampah menjadi souvenir khas Tabanan seperti souvenir Tanah Lot, Ulun Danu, dan Jatiluwih.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tabanan AA Ngurah Raka Icwara saat membuka bimbingan teknis pengolahan sampah anorganik menjadi kerajinan tangan, Senin (9/10). Raka Icwara berharap, melalui bimtek pengolahan sampah anorganik, bisa menghasilkan produk-produk bercirikan kekhasan Tabanan.
Ditegaskanya, perlunya penerapan istilah 3R (reuse, reduce, dan recycle) dalam pengelolaan sampah. Mulai dari Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya. Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah. Dan Recycle berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat.
Raka Icwara mengapreasi kegiatan bimtek pengelolaan sampah tersebut, karena melibatkan anggota-anggota bank sampah, berarti kedepan peran serta masyarakat dalam pengolahan sampah dapat dioptimalkan. ”Ke depan diharapkan hanya residu yang akan dibuang ke TPA, sampah organic sudah dijadikan kompos dan yang anorganic dijadikan barang bernilai ekonomis, seperti kerajinan tangan. Sehingga sampah yang ke TPA berkurang,” harapnya.
Ketua Panitia Ni Made Ayu Wikarmini yang juga Kepala Bidang Pengolahan Sampah Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tabanan melaporkan bahwa dalam program pengelolaan sampah berbasis masyarakat, dilakukan dengan kegiatan Gemah Ripah, yaitu gerakan masyarakat mandiri peduli sampah. Bimtek pengelolaan sampah anorganik menjadi kerajinan tangan akan berlangsung selama 4 hari dengan peserta yang berasal dari anggota bank sampah yang ditunjuk oleh masing- masing camat, baik yang sudah terbentuk maupun yang belum terbentuk dengan total peserta sebanyak 85 orang. Peserta bimtek akan diberikan materi manfaat sampah untuk menunjang ekonomi keluarga, dan Materi Bank Sampah mengolah sampah menjadi berkah.