Pandemi Covid-19, Transaksi Bibit Tanaman Bunga Gumitir Menurun | Bali Tribune
Diposting : 7 October 2020 05:31
Komang Arta Jingga - Bali Tribune
Bali Tribune/ GUMITIR - Bibit bunga gumitir.
Balitribune.co.id | Tabanan - Selama pandemi Covid-19 transaksi permintaan pasar akan jenis bibit tanaman bunga gumitir menurun. Penurunan yang terjadi pada hasil produksi bunga yang terserap untuk kebutuhan sarana upakara dan acara seremonial ini bahkan mencapai 20-30 persen dari kondisi normal.
 
GM Bali Gumitir Grup yang merupakan usaha penyedia bibit, Agus Ervani Sjoekoer mengungkapkan, pandemi Covid-19 berpengaruh pada penjualan bibit tanaman gumitir saat ini. Kondisi tersebut disebabkan karena serapan bunga gumitir sebagai hasil produksi, kini diakuinya mengalami penurunan seiring dengan tidak beroperasinya kalangan hotel di Bali yang sebelumnya cenderung mendominasi serapan pasar akan gumitir untuk keperluan dekorasi acara pernikahan maupun kegiatan lainnya.
 
Menurut Agus, memang terkait momen Hari Raya Galungan dan Kuningan terjadi lonjakan permintaan bibit gumitir di kalangan petani, namun jumlahnya tidak signifikan dibandingkan dengan kondisi normal atau sebelum pandemi Covid-19 lalu. Katanya, saat ini dengan masa pandemi ini rata-rata serapan pasar akan bibit gumitir mencapai 40 ribu-50 ribu batang per bulan, sedangkan jika dibandingkan dengan sebelum pandemi (kondisi normal) ada penurunan sekitar 20-30 persen tergantung dari pada momen hari raya atau musim.
 
Di sisi lain pihaknya, di tengah dampak pandemi Covid-19 ini memang mengedukasi petani agar permintaan pasar untuk bibit gumitir ini tidak harus dengan memanfaatkan momen sebelum dan sesudah hari raya. Sebab ketersediaan dan kebutuhan barang (bunga gumitir) hampir setiap hari. Menurutnya, bila semua petani gumitir di Bali ini mencari tolak ukur untuk panen sebelum dan setelah momen hari raya, maka ada kecenderungan nanti justru akan berdampak pada anjloknya harga bunga gumitir. 
 
Selain itu harapnya yang juga sebagai Ketua Asosiasi Pembibitan Gumitir (APG) Bali, mengajak para pelaku usaha pembibitan bunga gumitir untuk bersinergi. Asumsinya, bila para pembibit ini bergabung, tentunya bisa membuat batasan produksi, sehingga untuk pemantauan ketersediaan bibit atau tanaman gumitir di Bali bisa dilakukan.
 
Penjualan bibit gumitir yang mengalami penurunan ini berbanding terbalik dengan permintaan pasar untuk jenis bibit tanaman sayur atau urban farming yang alami tren peningkatan di tengah pandemi Covid-19 ini. Diantaranya, itu terjadi pada permintaan pasar untuk tanaman bibit bayam, bibit cabai, dan bibit terong yang sebagian besar konsumen mengembangkan di halaman rumah untuk memenuhi kebutuhan bahan pangan secara mandiri.