Pembangunan Jembatan Pembungan Tembus Pindi Terkatung-katung | Bali Tribune
Diposting : 2 April 2018 22:52
Agung Samudra - Bali Tribune
jalan
RUSAK - Kondisi badan jalan di Dusun Pembungan, Desa Jehem, Tembuku, Bangli, rusak parah.

BALI TRIBUNE - Rencana pembangunan jembatan yang menghubungkan Dusun Pembungan, Desa Jehem, Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli, dengan Banjar Pindi, Dusun Penarukan, Desa Bungbungan, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung, terkatung-katung. Padahal warga Dusun Pembungan sudah ikhlas tanahnya diambil untuk badan jalan. Terkatung-katungnya  rencana pembanguanan jembatan lintas kabupaten itu diduga karena terbentur pembebasan lahan di Banjar Pindi, Banjarangkan, Klungkung.

Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman Kab. Bangli Bangli I Made Some mengatakan rencana pembanguan jembatan memang sudah tercetus sejak lama. Bahkan warag Dusun Pembungan sudah ikhlas tanahnya  dijadikan badan jalan. “Badan jalan sudah dibuat tahun 2010 lalu melalui program Karya Bakti ABRI,” ungkapnya pekan lalu.

Paparnya, untuk menghubungkan dua  dusun bertetangga yang dipisahkan oleh daerah aliran sungai tukad Melangit  harus dibangun jembatan. Untuk bentangan jembatan  sepanjang 100 meter dengan menghabiskan anggran di tahun itu sekitar 50 Miliar. “Karena merupakan lintas antar kabupaten maka untuk pembanguan jembatan  rencananya diusulkan ke Dinas PU Propinsi,” ungkapnya.

Namun sayang rencana pembanguan jembatan hingga kini belum bisa  terealisasi. “Dari informasi yang kami dapatkan, masih ada permasalahan pembebasan lahan untuk badan jalan di Banjar Pindi,”  ujar Some sembari menambahkan, Pemkab Bangli sudah sempat berkordinasi dengan Pemkab Klungkung terkait masalah ini.

Menurut pejabat asal Gianyar ini, jika seandainya pembangunan jembatan terealiasi banyak dampak postif yang dirasakan masyarakat selain dari jarak tempuh yang lebih pendek juga bisa membuka akses pariwisata yang kini masih terpendam. “Di daerah aliran sungai melangit terdapat campuhan sangat cocok dikembangkan untuk wisata religius dan dukungan panorama lam yang masih asri juga cocok untuk  wisata tracking,” jelasnya.

Pantauan Bali Tribune, karena saking lama terkatung- katungnya pembangunan jembatan, kini badan jalan  tidak lagi bisa dilintasi kendaraan karena badan jalan telah berubah menjadi semak belukar. Padahal badan jalan yang dibangun sudah sampai di bibir sungai.

Menurut salah seorang waga Pembungan Dewa Ketut Oktariana (35), badan jalan sudah dibuat hapir lima tahun lalu.  Karena saking lamanya menunggu pembanguan jembatan, kini badan jalan telah berubah menjadi semak belukar. “Lahan tegalan saya paling luas di gunakan untuk badan jalan ,harapan kami pembanguan jembatan  bisa terealisasi,” ujarnya seraya menambahkan dari informasi, terbengkalainya pembangunan jembatan karena masih ada permasalahan pembebasan lahan tanah di Banjar Pindi, Klungkung.