Penawaran Investasi Digital Cara Baru Menikmati Dunia Kuliner | Bali Tribune
Diposting : 4 July 2021 22:15
YUE - Bali Tribune
Bali Tribune/ CEO Starworks Global, Graham Bristow bersama Fransiska menjelaskan potensi program Crypto Burger dengan nilai tambah investasi digital
balitribune.co.id | Badung - Industri yang menjual pelayanan dan jasa di Pulau Bali diyakini akan bangkit kembali di masa adaptasi kebiasaan baru pasca-pandemi Covid-19. Berbagai pihak telah bersiap untuk menyambut kebangkitan industri ini di Pulau Dewata termasuk menyiapkan teknologi blockchain yang terdesentralisasi dan transparan, tidak hanya bermanfaat untuk sektor keuangan atau finansial. Melainkan hampir ke sektor bisnis lainnya seperti suplai pangan, distribusi, otomotif hingga hospitality melalui program Crypto Burger dari Starworks Global yang berkolaborasi dengan Red Ruby. 
 
Project Manager Starworks Global, Fransiska kepada awak media di Badung beberapa waktu lalu mengatakan, program ini adalah sebuah revolusi yang menggabungkan teknologi blockchain dengan industri hospitality atau pekerjaan yang berhubungan dengan perhotelan dan pariwisata. 
 
"Potensi program ini sangat besar karena orang Bali yang ada kendala dengan industri pariwisata karena dampak pandemi Covid-19, pasti akan tertarik mengadopsi cara ini dalam menggaet pasar di perusahaannya termasuk hotel, restoran maupun travel agent," katanya.
 
Kenapa diminati pelaku di industri hospitality? Kata dia, karena program tersebut menawarkan sesuatu yang baru atau menambah nilai jual dengan memberikan reward kepada pelanggan. Misalnya, konsumen yang membeli burger dan koktail di Red Ruby berhak mendapatkan reward 100 token Starx. 
 
Fransiska memaparkan, StarWorks Technology ini fokus pada industri pelayanan pariwisata (hospitality) dan ingin menyelamatkan industri tersebut yang mengalami goncangan sejak pandemi Covid-19. "Dengan kita mengintegrasi Crypto dengan teknologi yang ada di industri hospitality, diharapkan nantinya penjualan dari produk-produk jasa pariwisata bisa diselamatkan. Sehingga para tegana kerja di industri ini yang kehilangan pekerjaannya dapat bekerja kembali memberikan pelayanan kepada wisatawan," jelasnya. 
 
Menurut dia, program tersebut adalah hal baru yang ditawarkan kepada industri hospitality. Pihaknya akan menerima kerja sama ini dengan pelaku usaha perhotelan, restoran, travel agent dan lainnya guna menarik minat para wisatawan bepergian ke Bali saat pandemi sudah mampu diatasi dengan baik. 
 
"Potensinya sangat besar karena ini hal baru. Crypto bisa dibawa ke seleruh dunia. Reward token Starx bisa ditawarkan ke konsumennya. Jika Bali dibuka untuk kunjungan wisatawan asing, nantinya reward ini bisa ditawarkan ke turis mancanegara. Di Bali antusias Crypto-nya gede, selain bisa berlibur juga mendapatkan reward yang bisa dijadikan investasi tanpa batasan waktu. Jadi, ini bisa menjadi sesuatu yang menarik," jelas Fransiska.
 
Ia menyebutkan, kendati belum ada di pasar, namun pihaknya sudah menetapkan harga pertama adalah 0,15 USD atau Rp 2.186/1 token Starx. Jika mendapatkan reward 100 token Starx maka menjadi Rp 218.600 sebagai investasi digital. Diakuinya, saat ini Starx token bukan sebagai alat pembayaran, melainkan menjadi aset digital yang dapat digunakan untuk trading, transfer ke cryptocurrency lainnya dan sedang dikembangkan untuk fungsi cashout. 
 
"Nilai investasinya, nanti jika sudah dilisting akan ada market-nya, nanti ada standar harganya. Jadi itu nanti semuanya satu harga. Mau ke mana-mana (negara lain), harganya sama, tidak perlu dikonversi sana sini, dengan bawa Starx saja sudah bisa konversi ke mata uang lainnya," imbuhnya.  
 
Sementara itu CEO Starworks Global, Graham Bristow menyampaikan, program ini menghadirkan cara baru menikmati dunia kuliner sembari memperkenalkan cryptocurrency sebagai bagian dari hospitality dan industri lainnya. "Selain itu, cryptocurrency dan blockchain mampu mengoptimalkan produk dan servis di hospitality melalui reward, poin atau program loyalti dan tentunya sebagai investasi digital," katanya.