BALI TRIBUNE - Setelah Kecamatan Gerokgak, kini pengungsi asal Kabupaten Karangasem mulai memasuki kawasan Kecamatan Seririt. Ratusan pengungsi dari berbagai kecamatan di Krangasem itu menempati rumah tinggal kerabat dan sanak familinya di sejumlah desa. Mereka memilih mengungsi ke kerabatnya daripada mengungsi di tempat pengungsian yang telah disiapkan. ”Saya lebih nyaman tinggal bersama keluarga karena di tempat penampungan juga sudah semakin penuh,” ucap pengungsi yang tinggal di Desa Pangkungparuk.
Camat Seririt I Nyoman Riang Pustaka mengatakan, para pengungsi Gunung Agung yang memasuki wilayah Kecamatan Seririt tersebar di 16 desa. Jumlahnya mencapai 300 jiwa lebih. ”Kami lakukan pendataan untuk memastikan berapa jumlah pengungsi yang berada di Kecamatan Seririt,” jelasnya, Senin (25/9).
Menurut Riang Pustaka, para pengungsi umumnya tinggal di rumah-rumah keluaraga mereka dan datang secara bergelombang dalam beberapa hari ini. ”Data sementara baru mencapai 308 jiwa lebih dan saya sudah instruksikan kepada para kepala desa untuk mencari data yang sebenarnya karena belum semua kepala desa melaporkan data termasuk asalnya,” imbuhnya.
Dari dua belas desa tempat pengungsi di Kecamatan Seririt yang terbanyak ada di Desa Pangkungparuk menyusul Desa Kalisada dan Desa Banjarasem. ”Terbanyak ada di Desa Pangkungparuk sebanyak 89 jiwa lebih sisanya tersebar di sejumlah desa,” ujarnya.
Untuk mempermudah koordinasi, Kantor Camat Seririt akan dijadikan posko mengatur urusan pengungsi. ”Kita melakukan pendataan untuk memastikan jumlah sehingga memudahkan distribusi bantuan jika ada. Sedang pengungsi anak usia sekolah baik jenjang TK hingga SMA tetap kami upayakan bisa bersekolah dari tempatnya tinggal sementara,” ucapnya.
