Penjamasan Dhuaja Mantapkan Spirit Pengabdian Korem 163/Wira Satya | Bali Tribune
Diposting : 22 February 2019 14:11
Djoko Moeljono - Bali Tribune
Bali Tribune/DHUAJA -- Danrem 163/Wira Satya Kolonel Arh AM Suharyadi, SIP., MSi., mengikuti prosesi seluruh rangkaian Penjamasan Dhuaja Korem 163/Wira Satya di Pura Gunung Kawi, Tampaksiring, Gianyar.
 
 
 
 
BALI TRIBUNE, Denpasar - UPACARA Penjamasan Dhuaja Korem 163/Wira Satya tidaklah semata-mata hanya sebagai kegiatan tradisi atau rangkaian seremonial saja. Namun terkandung makna dan tujuan menyucikan Dhuaja Korem 163/Wira Satya itu sendiri dengan memohon bimbingan dan petunjuk serta perlindungan kepada Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
 
“Sehingga seluruh prajurit Korem 163/Wira Satya senantiasa diberikan kekuatan, keselamatan serta pemikiran yang baik dan suci, agar mampu memikul tugas demi mengabdi kepada masyarakat, bangsa, dan negara dengan tulus ikhlas tanpa pamrih. Khususnya dalam pengabdian di wilayah tugas dan tanggung jawab satuan ini, yang meliputi wilayah Provinsi Bali,” ujar Danrem 163/Wira Satya Kolonel Arh AM Suharyadi, SIP., MSi., di Denpasar, Kamis (21/2).
 
Sebelumnya, menyambut HUT ke-58, Danrem mengikuti prosesi seluruh rangkaian Penjamasan dan persembahyangan yang dipimpin Pinandita Pura Gunung Kawi Jero Mangku Ketut Wirawan di Pura Gunung Kawi, Tampaksiring, Gianyar, Rabu (20/2) sore.
 
Danrem menambahkan, penamaan Dhuaja Korem 163/Wira Satya mengacu pada Surat Keputusan (SK) Menteri/Panglima Angkatan Darat Nomor: Kep-385/5/1966 tertanggal 20 Mei 1966, yang merupakan referensi atau dasar disahkannya Dhuaja Korem 163/Bali dengan nama “Wira Satya”. Sehingga sejak saat itu sebutan Korem 163/Bali berubah menjadi Korem 163/Wira Satya.
 
Dhuaja Korem 163/Wira Satya menggunakan lambang “Marakata” yaitu Penguasa atau Raja Bali yang tempat pemujaannya di Pura Gunung Kawi yang sangat  disucikan keberadaannya. Prabu Marakata merupakan putra mahkota Raja Udayana sebagai seorang figur pemimpin yang terkenal pada zaman kerajaan terdahulu, baik di Bali maupun di Nusa Tenggara.
 
Dengan memahami dan meneladani kepemimpinan Prabu Marakata, selaku pewaris tahta Raja Udayana, diharapkan seluruh prajurit Korem 163/Wira Satya memiliki semangat juang, jiwa ksatria, waspada, dan bijaksana, sehingga persatuan dan kesatuan seluruh masyarakat Bali yang selama ini terpelihara dengan baik dapat dipertahankan sampai kapan pun.
 
Menurut Danrem, di era saat ini sifat-sifat keteladanan tersebut diwujudkan dengan berbagai bentuk kemanunggalan TNI dengan masyarakat untuk selalu bersinergi dalam mengisi pembangunan. Jalinan sinergitas yang telah berjalan baik selama ini harus terus dipelihara, dijaga, 6dan ditingkatkan.
 
“Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kegiatan Penjamasan Dhuaja Korem 163/Wira Satya, utamanya kepada para tokoh agama, tokoh adat, dan tentunya masyarakat pengempon Pura Gunung Kawi yang telah membantu kelancaran dan kemudahan pelaksanaan kegiatan ini,” kata Danrem atas nama seluruh keluarga besar Korem.
 
Klian Adat Pura Gunung Kawi Tampaksiring I Wayan Tagel Lelos mengungkapkan rasa syukurnya kepada Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas terselenggaranya acara Penjamasan Dhuaja Korem 163/Wira Satya tersebut.
 
“Hal ini merupakan wujud kebersamaan dan pemersatu antara Korem 163/Wira Satya dengan masyarakat Pengempon Gunung Kawi yang diwujudkan dengan kegiatan spiritual Penjamasan Dhuaja di Pura Gunung Kawi yang sangat disucikan tersebut,” kata Wayan Tagel Lelos.