Pokemon Go Sebabkan Internet Addiction Disorder | Bali Tribune
Diposting : 20 July 2016 10:03
Valdi S Ginta - Bali Tribune
games
Pokemon Go yang kini sedang ngetrend namun membahayakan bagi kita.

Denpasar, Bali Tribune

Demam aplikasi game augmented reality Pokemon Go kini tengah  diperbincangkan masyarakat. Respon pro dan kontra pun bermunculan terkait dampak permainan tersebut, terutama bagi anak-anak.

Psikolog Retno IG Kusuma mengatakan, tanpa disadari masyarakat Indonesia saat ini mengalami gangguan adiksi terhadap internet (internet addiction disorder) akibat dibanjiri oleh berbagai aplikasi online. Salah satunya permainan Pokemon Go yang terus menjadi bahan perbincangan belakangan ini.

"Menurut saya, ini tentu sangat memperihatinkan. Sebab, masyarkat terlebih anak-anak sekarang mengalami kecanduan terhadap permainan online. Mereka lebih suka menangkap sesuatu yang tidak nyata (Pokemon -red) dibandingkan menangkap bola yang nyata. Ini bentuk dari gangguan internet addiction disorder (IAD)," ujarnya, Selesa (19/7) di RSUP Sanglah Denpasar.

Retno menjelaskan, orang yang mengalami IAD akan tahan berada di depan komputer atau smartphone selama berjam-jam dan tak pernah melakukan aktifvitas fisik. Selain itu, kata dia, kecanduan internet juga akan menyebabkan seseorang terperangkap atau terkurung dalam aktivitasnya di depan layar komputer atau smartphone tanpa interaksi sosial yang nyata.

"Akibat dari kecanduan terhadap internet ini membuat anak-anak sekarang sudah tercerabut dari real life atau kehidupan nyata," keluhnya.

Retno membantah jika permainan Pokemon Go tersebut dapat membantu kita untuk lebih aktif secara fisik."Saya pikir itu tidak benar. Malah itu bergerak yang tidak menyehatkan karena bergerak yang tidak tentu arah. Berbeda dengan olahraga yang membutuhkan keseimbangan otak kiri dan kanan serta semua otot bergerak," katanya.

Retno mengimbau kepada anak-anak dan masyarakat pada umumnya agar membatasi kencanduan terhadap internet atau smartphone dengan cara mengisi waktu dengan kesibukan yang lebih bermanfaat, seperti berinteraksi dengan lingkungan sekitar atau mengisi waktu dengan membaca.

"Target dari para pembuat game ini kan, anak-anak atau orang yang tidak memiliki kesibukan. Untuk itu, alangkah baiknya jika waktu senggang anak-anak diisi dengan berbagai aktivitas yang berguna, seperti mengikuti les musik dan sejenisnya," harapnya.