PON XX/2020 Papua, KONI Hanya Akan Kirim Atlet Berpotensi Raih Medali | Bali Tribune
Diposting : 24 June 2019 14:13
Djoko Purnomo - Bali Tribune
Bali Tribune/ Ketut Suwandi
balitribune.co.id | Denpasar - Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Bali hanya akan mengirim atlet yang berpotensi meraih medali pada PON XX/2020 Papua. Itu artinya, atlet yang berperingkat lima ke atas saat prakualifikasi PON atau Pra-PON, tidak akan dikirim ke event olahraga paling akbar Tanah Air itu.
 
“Kami menginginkan atlet yang lolos ke PON Papua yakni mereka yang siap meraih medali, berarti seperti sekarang contohnya yang lolos ke PON Papua, untuk cabang olahraga (cabor) tarung derajat yakni 4 besar, ya pasti akan dikirim,” tutur Suwandi, Minggu (23/6).
 
Meski demikian lanjutnya, semuanya masih tetap bakal dibicarakan lagi untuk mencapai kesepakatan dengan para cabor. Memang yang lolos ke PON nanti disesuaikan dengan aturan cabor bagi atlet berapa besar yang lolos ke PON Papua.  
 
Ada beberapa faktor yang menjadikan pihaknya hanya akan mengirim atlet potensi medali ke Papua. Pertama, lanjut dia, keterbatasan akomodasi di Papua, mahalnya biaya transportasi dari dan ke Bali-Papua. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah anggaran Pemprov Bali.
 
Dia mengatakan, kelolosan tidak seperti saat PON XIX/2016 Jawa Barat (Jabar)  dimana masuk 8 besar atau 12 besar yang lolos. Buktinya sekarang basket yang lolos hanya yang tembus 5 besar.
 
“Jadi di PON Papua tidak ada istilah KW-KW tapi survival atau prestasi. Tapi tidak semuanya mengikuti aturan itu juga. Seperti contohnya ada cabor yang tidak saya sebutkan cabor apa, ada yang aturannya lolos 8 besar dan Bali di posisi 8 besar itu, apakah itu dikirim? Artinya kan bakal sulit untuk mengejar medali,” terang Suwandi.
 
Disebutkannya, persaingan di Papua nanti dalam perebutan posisi atau ranking akan lebih ketat. Contohnya di PON Riau saja, Banten posisinya ada di posisi 21, tapi di PON Jawa Barat lalu bercokol di posisi ranking 12. Padahal Banten memiliki efisiensi dan hemat biaya karena Banten dekat dengan Bandung di PON Jabar, dan hanya mengirimkan atletnya yang masuk 5 besar saja di Pra-PON,” tegas mantan Ketua KONI Badung itu.
 
“Dengan demikian, kalau Bali nanti menetapkan aturan lolos lebih ketat maka bakal menciptakan semangat berjuang yang tinggi juga terhadap para atlet. Apalagi pak Gubernur juga meminta kepada saya, bagaimana kualitas itu diutamakan,” tutup Suwandi.