Prihatin Kondisi Kawasan Kuta Sepi, Pelaku Seni Ungkap dalam Bentuk Visual | Bali Tribune
Diposting : 7 February 2021 19:59
Ayu Eka Agustini - Bali Tribune
Bali Tribune / PELAKU SENI - Pengambilan gambar oleh pelaku seni musik yang menceritakan kondisi Kuta di masa pandemi

balitribune.co.id | KutaHampir setahun pariwisata Bali mati suri dari kunjungan wisatawan asing sebagai dampak pandemi Covid-19. Sebelum wabah global tersebut menyebar di Bali, pulau ini ramai dikunjungi wisatawan mancanegara. Kawasan Kuta Kabupaten Badung menjadi tempat favorit para turis berkumpul dan melakukan kegiatan wisata. 

Hingga malam hari, kawasan ini tidak pernah sepi dari aktivitas wisatawan. Keramaian itu dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk menjual berbagai suvenir, menu makanan dan kebutuhan lainnya yang diperlukan wisatawan selama berada di Kuta. 

Namun realita yang terjadi saat ini di masa pandemi Covid-19, kondisi di kawasan tersebut sangat memprihatinkan. Deretan toko, hotel, restoran dan usaha lainnya dalam keadaan tutup karena sepinya kunjungan wisatawan. Hiruk pikuk, kemacetan yang biasanya terjadi di kawasan itu tampaknya menjadi sebuah kenangan. Berbagai pihak pun berharap keadaan akan kembali pulih seperti semula sehingga perekonomian masyarakat setempat dapat berjalan.

Kondisi pariwisata yang terkena imbas pandemi covid 19 di kawasan Kuta kini ditunjukan dalam sebuah garapan visual seorang videografer dan musisi Bali. Kreasi ini diciptakan sebagai refleksi dari kesulitan masyarakat Pulau Dewata yang selama ini sangat mengandalkan sektor pariwisata sebagai mata pencahariannya.

Erick EST salah seorang pelaku seni mengaku turut prihatin terhadap kondisi di Jalan Popies Kuta yang sebelum pandemi menjadi tempat populer di kalangan turis asing. Ketika itu, Jalan Popies kerap macet dan dilalui oleh para wisatawan dari berbagai negara.  

"Sekarang ini akibat pandemi, kini kawasan wisata Kuta semakin hari semakin tampak sepi. Deretan toko masih tutup dan tidak terurus dengan banyaknya coretan-coretan cat semprot yang menghiasi pintu rolling dor pertokoan di kawasan Jalan Popies," katanya, Jumat (5/2).

Menyikapi rasa keprihatinan terhadap sektor pariwisata Bali yang kini sedang terpuruk ia bersama musisi berupaya menyampaikan pesan global yang mendalam untuk melihat keadaan sosial di Bali saat ini melalui garapan seni musik dan visual. Para seniman ini berharap melalui karya dan inovasi di masa pandemi ini dapat mendorong rasa kepedulian antar sesama dan memberikan motivasi kepada para pelaku pariwisata Bali untuk tabah dan bangkit menghadapi keterpurukan kondisi pariwisata saat ini.

Muhammad Egar atau Ras Muhammad yang dikenal sebagai penyanyi Reggae Indonesia pun turut mendukung garapan seni musisi Bali.

Selain kawasan Popies Lane Kuta, sejumlah tempat di Kabupaten Badung lainnya seperti Seminyak, Legian dan Nusa Dua dipilih sebagai materi visual karya seni. Sebab, di wilayah inilah dampak pandemi di sektor pariwisata Bali paling dirasakan. Hasil karya pelaku seni ini rencananya akan ditayangkan perdana di saluran media sosial YouTube pada 14 Februari 2021 bertepatan dengan Hari Kasih Sayang.