Produksi Gabah Gianyar Tahun 2017 Menurun Tajam | Bali Tribune
Diposting : 20 December 2017 19:16
Redaksi - Bali Tribune
irigasi
TAK PRODUKTIF - 800 hektar lahan tak produktif akibat gangguan irigasi, poroduksi pangan Gianyar rapor merah.

BALI TRIBUNE - Gebrakan sinergitas lintas institusi di Gianyar dalam mewujudkan swasembada pangan untuk  mendukung tercapainya ketahanan pangan nasional akhirnya kandas. Gianyar, kini malah dibayangi rapor merah lanyaran penurunan produksi  pertanian khususnya gabah yang sangat mencolok dari tahun sebelumnya.  Tercatat,  dua subak besar tahun ini tidak bisa berprodusksi maksimal serta sejumlah kendala lainnya.

Kabid Subak Dinas Pertanian Gianyar Nyoman Tri Budi Artanto, Selasa (19/12), tidak menampik kondisi ini. Disebutkan jika  Kementerian Pertanian juga memantau produksi pertanian gabah di seluruh Indonesia, memberi perhatian terhadap produksi di Gianyar. Terlebih, produksi gabah mengalami penurunan sejak Tahun 2016 lalu. “Jika produksi gabah terus mengalami penurunan, maka bantuan dari pusat tentu berkurang atau tidak dapat sama sekali. Kalau produksi melebihi tahun sebelumnya, lampu hijau, bila menurun produksinya diberi lampu merah,” ungkapnya.

Disebutkan, kondisi  cukup beralasan, karena dua subak besar di Gianyar sendiri di tahun 2017 tidak bisa maksimal melakukan tanam padi. Hal ini terjadi di Subak Gede Buahan, Kecamatan Payangan yang terdiri dari beberapa subak dan luasnya mencapai sekitar 500 hektar. Subak lain yang tidak bisa maksmimal melakukan pola tanam adalah di Subak Payal, Desa Tegal Tugu, Kecamatan Gianyar. Akibatnya, sekitar 800 hektar lahan tidak bisa produksi gabah dengan maksimal di tahun 2017 ini. “Ini belum termasuk subak lain yang mengalami kerusakan saluran irigasi serta kendala lainnya,” terangnya.

Kendala di dua subak besar tersebut, maka produksi gabah di Kabupaten Gianyar mengalami penurunan. Bila perhektarnya produksi gabah sekitar 6 ton, maka untuk satu kali masa tanam, kehilangan produksi gabah sekitar 4.800 ton gabah. Sehingga hal ini disebutkan menjadi perhatian Kementerian Pertanian RI. Sedangkan tidak maksimalnya produksi gabah ini disebabkan saluran irgasi mengalami kerusakan. Dijelaskannya, saluran irigasi di Subak Gede Buahan mengalami kerusakan karena terowongan irigasi mengalami penyumbatan. Sedangkan saluran irigasi untuk Subak Payal, Desa Tegal Tugu karena saluran irigasinya mengalami kebocoran di dua titik.

Perbaikan saluran irigasi di Subak Gede Buahan sedang dalam proses pengerjaan. Perbaikan irigasi sudah tuntas dilaksanakan dan saat ini masih sedang melakukan pendalaman terowongan saja. Terowongan irigasi di subak tersebut diperdalam lagi 60 cm sepanjang sekitar 150 meter. Dengan kondisi tersebut, dapat dipastikan Subak Gede Buahan siap melakukan penanaman padi di Bulan Februari atau Maret. “Sedangkan saluran irigasi Subak Payal, Tegal Tugu dan Abian Base, perbaikan irigasinya baru dilaksanakan di tahun 2018 nanti,” tegasnya.