Rapat Evaluasi Penyelenggaraan Pilgub 2018 | Bali Tribune
Diposting : 1 September 2018 22:14
Agung Samudra - Bali Tribune
EVALUASI - Rapat evaluasi Penyelenggaraan Pilgub Bali 2018 KPU Bangli, Jumat (31/8).
BALI TRIBUNE - KPU Bangli melaksanakan rapat evaluasi penyelenggaran  Pilgub 2018 dengan mengambil tempat di wantilan Desa Pakraman ,Kubu,Kelurahan Kubu, Bangli, Jumat (31/8) .Hadir dalam rapat evaluasi yakni  Kapolres Bangli, Kadisdukcapil Bangli, perwakilan dari KOdim 1626 Bangli, Tim Riset dari Universitas Udayana dan Ketua Bawaslu Bangli.
 
Dalam sambutanya Kapolres Bangli mengatakan penyelenggaraan Pilgub maupun Pileg dan Pilpres agar kondisi kemanan tetap terjaga dan kondusip mulai dari persiapan,pengiriman logistic,penyelenggaraan sampai penetapan.Hal ini terjadi  tidak terlepas dari komunikasi yang baik antar Lembaga,itu yang menjadi modal dasar agar penyelenggaraan hajatan demokrasi tetap aman,” tegasnya.
 
Tim Riset dari Unud yang disampaikan oleh Prof. I Gusti Putu Bagus Suka Arjawa mengatakan, elit politik ini mempunyai pengaruh menekan masyarakat, mencerdaskan masyarakat, konflik dan menjaga eamanan. Menurutnya, masyarakat pada umumnya minim pengetahuan politik. Ini disebabkan karena Indonesia mempunyai pengalaman buruk pada masa Orde Baru dan tahun 1965. Di zaman reeformasi, hal ini dimanfaatkan oleh para elit poliitk untuk menarik keuntungan kelompoknya. Akan tetapi di masyarakat tidak seluruhnya elit itu berperan demi kelompoknya. 
 
Adanya elit di luar politik ini mampu memberikan pencerdasan politik kepada masyarakat sehingga berguna bagi proses kepemiluan di Indonesia.Temuan dan Hasil Pemilu 2015 kehadiran masyarakat dalam pemilu hanya 72, 3. Sedangkan tahun 2018 kehadiran masyarakat Bangli untuk dating ke TPS adalah 79,75 persen. Disini ada peran tokoh masyarakat yang masuk ke dalam peningkatan ini, disamping juga peran media massa.Peran media sosial juga termasuk dalam hal ini, terutama pada pemilih pemula.Yang paling berinisiatif adalah elit politik dengan terjun ke lapangan untuk memberikan penjelasan termasuk “merayu” warga. 
 
Pada intinya peningkatan suara pemilih dalam pilkada Bali di Kabupaten Bangli dipengaruhi oleh elit di dalam masyarakat. Upaya pengaruh ini memberikan dua akibat, yaitu memeberikan penyadaran berupa pencerdasan pemahaman politik. Akan tetapi sebagian juga mengikuti arahan-arahan yang didasar atas sikap keguyuban di masyarakat.
 
Sedangkan hasil riset dari Undiknas yang disampaikan oleh  DR Nyoman Sudana,  mengungkapkan  sejatinya 99,71 persen masyarakat Bnagli tahu  tanggal  27 Juni adalah pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur. Dalam penjajakan beberapa alasan yang disampaikan oleh para pemilih sehingga adanya golput seperti,ada upacara,kesibukan  pekerjaan, bingung dengan pilihan sampai factor internal seperti tisdak mendapatkan kartu panggilan dan KTP di Bangli namun berdomisili diluar Kabupaten Bangli.
 
Ketua KPU Banglui I Dewa Agung Gede Lidartawan usai rapat menyampaikan,dilaksanakan rapat ini untuk mengetahui kekurangan-kekurangan dalam pelakasanaan Pilgub lalu, untuk itu dalam laporan akhir nanti  diberikan rekomendasi kepada penyelenggara berikutnya supaya memperhatikan kekurangan-kekurangannya, agar ke depannya KPU Bangli akan lebih baik bukan stagnan begitu saja, tentunya ada ide-ide yang menarik dan apa yang dikeluhkan oleh PPK maupun PPS agar ditindaklanjuti.