Ritual Mapepade Krama Pemaksan Pura Dalem Puri Besakih | Bali Tribune
Diposting : 19 July 2017 22:20
redaksi - Bali Tribune
MAPEPADE
MAPEPADE- Serangkaian pelaksanaan ritual pemelaspas, nubung pedagingan lan ngenteg linggih di Pura Dalem Puri Besakih. Krama pemaksan pura setempat menggelar ritual mapepade atau sakralisasi hewan kurban. Tampak Bupati IGA Mas Sumatri pada pelaksanaan ritual dimaksud, Selasa (18/70 kemarin.

BALI TRIBUNE - Serangkaian karya pemelaspas, nubung pedagingan lan ngenteg linggih di Pura Dalem Puri Besakih yang puncak acara berlangsung Rabu (19/7) hari ini. Krama pemaksan pura setempat, Selasa (18/70 kemarin menggelar ritual mapepade. Hadir dalam pelaksanaan ritual itu, Bupati IGA Mas Sumatri didampingi Ny.Sarini Artha Dipa serta sejumlah pejabat di Pemkab Karangasem.

Dalam keterangannya kemarin, Ketua Panitia Pelaksana IV sekaligus Prajuru Pura Dalem Puri, I Gusti Mangku Sri Pujawan mengatakan, karya pemelaspas,nubung pedagingan lan ngenteg linggih ini dilaksanakan berdasarkan keputusan Paruman Pemaksan Pura Dalem Puri Besakih.

“Dan didukung pula oleh Pemerintah Kabupaten Badung serta Pemerintah Kabupaten Karangasem,”terang Gusti Mangku.

Menurut Dia, ritual yang dirangkaikan dengan Tawur ini merupakan ritual besar yang sangat dimuliakan karena mengandung makna untuk menyucikan pelinggih dengan segala kelengkapannya serta alam semesta menuju tatanan kehidupan yang harmonis.

 “Adapun tujuan utama upacara ini adalah menyucikan secara ritual binatang-binatang yang akan dijadikan kurban secara lahir bathin. Karena itu, binatang diupacarai dengan sesaji byakala sebagai lambang lahiriah dan sesaji prayascita sebagai lambang penyucian rohaniah,”terang Gusti Mangku.

Dia menambahkan, setelah ritual mapepade, prosesi dilanjutkan dengan ritual mejaya-jaya yang merupakan simbol permohonan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa dengan tujuan agar roh hewan yang akan dijadikan kurban mendapat tempat yang layak sesuai dengan fungsinya sebagai kurban yadnya.

“Dan, diakhiri dengan upacara purwa daksina yaitu keliling tiga kali dari timur ke selatan yang melambangkan bahwa upacara ini benar-benar menuju kesucian. Berputar tiga kali ke kanan sebagai jalannya jarum jam adalah lambang menuju jalannya Tuhan,”imbuh Gusti Mangku.

Sementara Bupati Karangasem IGA Mas Sumatri dalam kesempatannya mengajak seluruh krama Desa Adat Besakih dan umat Hindu pada umumnya mendukung pelaksanan upacara ini.

Disamping itu juga tidak kalah pentingnya bahwa dukungan terhadap pelaksanaan karya pamlaspas, nubug pedagingan lan ngenteg linggih di Pura Dalem Puri Besakih ini dilakukan dengan perilaku dan sikap yang mencerminkan kesucian, ketulusan serta kesungguhan berlandaskan keiklasan.

“Semoga melalui yadnya yang kita persembahkan ini akan tercipta ketentraman, kesejahteraan dan kebahagiaan bagi kita semua,” harap Bupati.

Untuk diketahui, ritual di Pura Dalem Puri ini berlangsung sejak 9 Juni 2017 lalu. Seusai puncak karya pada Rabu (19/7) hari ini, prosesi dilanjutkan dengan ngaturang bakti penganyar selama 11 hari hingga dilangsungkannya prosesi Ida Bhatara katuran masineb pada 30 Juli 2017 mendatang.

Terkait pelaksanaan ritual mapepade kemarin, seluruh prosesi dipuput Ida Pedande Gede Purwa Gautama dari Gria Buda Wanasari Sidemen.