SDN 2 Keramas Tanpa Siswa Baru | Bali Tribune
Diposting : 12 July 2016 12:59
redaksi - Bali Tribune
Siswa baru
SISWA BARU - Suasana SDN 2 Keramas yang berharap datangnya siswa baru di awal tahun ajaran baru 2016-2017 ini.

Gianyar, Bali Tribune

Didirikannya Sekolah Dasar (SD) di setiap desa awalnya untuk mengakomodir siswa di masing-maisng rayon. Kini, seiring persaingan kualitas, keberadaan SD justru tak dianggap oleh warga di rayonnya sendiri. Contohnya adalah SDN 2 Keramas, di Banjar Gelgel, Keramas Blahbatuh, Gianyar.

Dengan sejumlah pertimbangan, para orang tua siswa dari Banjar Gelgel yang masuk dalam rayon SDN 2 Keramas justru memilih menyekolahkan anaknya ke SD lainnya. Kondisi ini membuat keberadaan SDN 2 Keramas ini kritis karena tidak ada siswa baru yang mendaftar hingga hari pertama masuk sekolah, Senin (11/7).

Mirisnya, dulu kala, sekolah ini terfavorit di Desa Keramas. Pantauan Bali Tribune, lokasi SDN 2 Keramas sebenarnya cukup strategis dan jauh dari kebisingan. Sempat ada satu siswa yang mendaftar, namun tidak datang. “Sebenarnya ada satu siswa yang mendaftar. Namun belum datang. Mungkin orang tuanya masih ragu, “ ungkap Kepala SDN 2 Keramas, Gusti Putu Kencana.

Diakui, jika dalam beberapa tahun terakhir ini, SDN 2 Keramas memang semakin terpuruk. Namun, sempat ada peningkatan dalam dua tahun terakhir. Kini, jumlah keseluruhan siswanya hanya 25 orang. Kelas enam hanya satu siswa, kelas lima ada delapan siswa, kelas empat tiga siswa, kelas dua ada tujuh siswa dan kelas satu belum ada yang mendaftar.

“Dari jumlah ini, malah kebanyakan dari anak-anak pendatang,” tambahanya. Keraguan orang tua siswa menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut baginya cukup beralasan. Karena minimnya fasilitas seperti perpustakaan dan olahraga. Selain itu, tenaga pengajar terbatas serta kondisi gedung sekolah juga mulai memperihatinkan.

Bahkan satu orang siswa di kelas dua, terpaksa pindah ke sekolah lain di tahun ajaran baru ini karena tidak ada guru agama. Padahal dari sisi kualitas, orang tua siswa mengaku sangat senang dengan perkembangan anaknya. “Sebenarnya saya senang menyekolahkan anak di sini. Terpaksa saya pindahkan karena tidak ada guru Agama Islamnya,” terang salah satu orang tua siswa.

Menyikapi kondisi ini, pemerintah daerah dalam hal ini Pemkab Gianyar dituntut untuk memberikan perhatian dengan pemenuhan fasilitas yang belum ada. Demikian juga kepada penduduk di sekitarnya diharapkan ikut mendukung dengan mempercayakan anaknya bersekolah di SD setempat. “Kami berharap pemerintah memperhatikan kondisi ini,” pungkas Kencana.