Sehari Terjadi 80 Kali Gempa = Mitigasi Gunung Api Akan Perluas Area Terlarang | Bali Tribune
Diposting : 18 September 2017 19:01
Redaksi - Bali Tribune
Gunung Agung
Suasana di Pos Pengamatan Gunung Agung, Minggu kemarin.

BALI TRIBUNE - Hingga saat ini kondisi Gunung Agung masih berada di level II atau Waspada, namun kemungkinan untuk naiknya status Gunung Agung ke level III atau level Siaga sangat besar menyusul pergerakan magma dan frekuensi kegempaannya terus meningkat.

Berdasarkan informasi yang dihimpun koran ini Minggu (17/9), untuk tanggal 17 September tercatat terjadi sebanyak 80 kali gempa vulkanik dalam dan gempa vulkanik dangkal, ini meningkat dari sebelumnya yang rata-rata 27 kali gempa.

Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api PVMBG/BG KSDM Pusat, DR. Ir. Gede Suantika, ketika dihubungi koran ini Minggu kemarin membenarkan terkait peningkatan frekuensi kegempaan yang terjadi di Gunung Agung sejak dua hari terakhir. “Itu data yang terekam pada Tanggal 16 September, sementara data yang terekam sepanjang 12 jam hari ini (Minggu kemarin,red) kami mencatat ada terjadi sebanyak 51 kali gempa vulkanik dalam dan dangkal,” sebutnya.

Untuk gempa vulkanik dangkal amplitudonya 7 mm dengan durasi 30 detik, sementara gempa vulkanik dalam amplitudonya 3-7 mm, dengan durasi 12-38 detik serta gempa tektonik lokal dengan amplitudo 7 mm berdurasi 33 detik. Untuk gempa tertinggi yang terjadi masih di kisaran 0,2 Skala Richter.

Melihat terjadinya peningkatan aktivitas vuklanik Gunung Agung dari meningkatnya frekuensi gempa yang terjadi, saat ini pihaknya masih menunggu data terkini untuk kemudian dievaluasi apakah nantinya akan diputuskaan untuk menaikan status dari level II Waspada ke level III Siaga, atau tidak.

“Kemungkinan status Gunung Agung akan dinaikkan dari level Waspada ke level Siaga itu bisa terjadi jika melihat perkembangan kegempaan yang terus meningkat. Tapi sampai saat ini kita masih bertahan di level waspada sampai kita mendapatkan perkembangan terbaru dan hasil evaluasi nantinya,” beber Gede Suantika.

Pun demikian pihaknya juga masih melihat perkembangan aktivitas vulkanik, jika kondisinya memaksa untuk menaikan status ke level siaga, pihaknya akan memperluas area terlarang dari 3 KM ke 6 KM.

Untuk itu pihaknya menghimbau kepada masyarakat untuk tidak masuk keareal terlarang dengan radius 3 KM atau tiidak melewati ketinggian elevasi 1500 meter DPL. “Kemungkinan itu selalu ada, tergantung bagaimana itung-itungannya nanti dan ada warga yang harus dievakuasi dari areal terlarang itu!” cetusnya. Dengan kondisi yang terus meningkat seperti sekarang ini, mestinya kata dia Pemkab Karangasem bersamma instansi terkait segera memetakan daerah aman untuk titik evakuasi termasuk jalur evakuasinya.

Sementara itu, menyikapi perkembangan peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Agung, Pemkab Karangasem mulai melakukan pemetaan daerah yang dianggap aman untuk dijadikan posko pengungsian jika sewaktu-waktu pihak badan Geologi mengeluarkan peningkatan status menjadi siaga. Beberapa wilayah yang dipilih berada di zona aman, seperti kecamatan Sidemen tepatnya di lapangan Mamed, Dermaga Cruise Tanah Ampo dan lapangan Ulakan, Manggis, Desa Bunutan kecamatan Abang, Desa Rendang, maupun perbatasan Karangasem-Buleleng lapangan Tembok.