Soal Sampah Desa Pengastulan, Kadis LH Kumpulkan Enam Perbekel di DAS Tukad Saba | Bali Tribune
Diposting : 18 June 2019 20:31
Khairil Anwar - Bali Tribune
Bali Tribune/ SAMPAH – Banyaknya sampah di kawasan Desa Pengastulan menjadi persoalan serius yang sedang dipecahkan.
balitribune.co.id | Singaraja  - Langkah cepat diambil Dinas Lingkungan Hidup (LH) Buleleng untuk menyikapi problem sampah di Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt. Pekan ini Kepala Dinas LH Putu Ariadi Pribadi berencana mengumpulkan 6 kepala desa, termasuk kelian desa pakraman di daerah aliran sungai (DAS) Tukad Saba untuk mendapat masukan sekaligus menghimpun data soal sampah.
 
Ariadi mengatakan, persoalan sampah akan ditangani secara komprehensif dengan terlebih dahulu mencari akar persoalannya. "Pekan ini 6 kepala desa dan kelian desa pakraman akan kami ajak rembug sekaligus diskusi terkait sampah di DAS Tukad Saba.Ini penting untuk mencari akar masalahnya," kata Ariadi, Senin (18/6).
 
Menurut Ariadi, sampah yag menumpuk di muara Tukad Saba Desa Pengastulan perlu dilakukan identifikasi persoalan. Termasuk untuk memetakan sumber sampah. "Sumber sampah itu apakah dari warga atau datang dari laut, ini yang akan kita kaji sebelum mencari solusinya," imbuh Ariadi.
 
Untuk sementara, pihaknya akan menurunkan tim terlebih dahulu ke lokasi tumpukan sampah dihilir Tukad Saba termasuk pesisir Desa Pengastulan. "Kita turunkan tim untuk memetakan persoalan sampah itu," tandasnya.
 
Sebelumnya, dampak tumpukan sampah di Desa Pengastulan dikhawatirkan akan merusak ekosistem lingkungan dan bencana ekologi. Bahkan ini juga akan menjadi ancaman serius bagi pariwisata Bali Utara yang salah satu andalannya keberadaan lumba-lumba diperairan Bali Utara. Hal itu akibat tidak terkendalinya sampah yang menumpuk diseputaran pantai dan di muara Tukad Saba dan mencemari kawasan laut di Desa Pengastulan. Terutama sampah plastik dipastikan akan menimbulkan dampak kerusakan luar biasa bagi keseimbangan ekosistem dan pesisir. Tidak hanya mengotori lautan, sampah plastik dapat merusak biota laut, merusak terumbu karang, dan berbahaya bagi keberlangsungan kehidupan manusia.