Tabanan Dilirik Jadi Salah Satu Lokasi Kerja Sama Indonesia-RRT | Bali Tribune
Diposting : 8 January 2018 21:15
Komang Arta Jingga - Bali Tribune
diskusi
HADIR - Bupati Eka saat menghadiri diskusi grup di The Sakala Resort, Badung, Jumat (5/1), yang dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman RI Luhut Binsar Panjaitan.

BALI TRIBUNE - Kemiteraan yang dibangun Pemerintah Indonesia dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Kerja sama yang dibangun kedua negera ini merambah ke dalam beberapa bidang. Satu di antaranya menyangkut pengembangan sumber daya manusia.

Kabupaten Tabanan menjadi salah satu wilayah yang diperhitungkan pemerintah pusat. Kabupaten Tabanan dinilai cukup potensial sebagai daerah pelaksanaan kerja sama antardua negara tersebut. Khususnya pembangunan Technopark. Keberadaan taman rekreasi yang kontennya berhubungan dengan pembelajaran teknologi, sains, dan pendidikan itu cukup ideal dikembangkan di Bali yang juga identik dengan sektor pariwisata.

Hal ini mengemuka saat Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti diundang dalam sebuah diskusi grup di The Sakala Resort, Badung, Jumat (5/1). Acara itu juga dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman RI Luhut Binsar Panjaitan. Selain dihadiri oleh Menteri Luhut Binsar Panjaitan, diskusi terbatas itu juga dihadiri sejumlah pihak. Di antaranya kalangan akademisi dari Tsinghua University, sebuah universitas di Beijing yang ditunjuk Pemerintah RRT untuk menindaklanjuti kerja sama dengan Pemerintah Republik Indonesia di bidang pengembangan SDM.

Tidak kalah pentingnya adalah Kura Kura Bali yang ditunjuk sebagai Tsinghua University sebagai pihak lokal. Dari pihak Kura Kura Bali hadir mantan Menteri Pariwisata I Gde Ardika. Bupati Eka mengungkapkan bahwa pihaknya dalam beberapa tahun terakhir menaruh perhatian serius dalam bidang pengembangan teknologi. Baik yang menunjang pelaksanaan program pemerintah. Atau, yang paling penting mendongkrak potensi daerah, terutama yang berkaitan dengan sektor pertanian. Itu sebabnya, pemerintahannya mencoba membuka diri dengan berbagai pihak. Salah satunya yang telah berhasil dilakukan adalah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro lewat kerja sama dengan Pemerintah Kota Toyama, Jepang.

Berkaca dari itu, sambung Bupati Eka, dalam grup diskusi tersebut pihaknya sedang mencari teknologi apa saja yang potensial diterapkan di Kabupaten Tabanan. Beberapa di antaranya adalah pengolahan sampah menjadi energi listrik alternatif yang erat kaitannya dengan keberadaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Mandung di Kecamatan Kerambitan. “Kemudian potensi lainnya adalah Technopark yang ada kaitannya dengan smart city. Sebab seperti dikatakan Pak Luhut, Tabanan lebih tepat dengan Technopark,” ujarnya. Khusus untuk pengolahan sampah menjadi energi listrik alternatif, Bupati Eka mengungkapkan ada standar minimal yang harus bisa dipenuhi. Salah satunya volume sampah.

Hal senada juga diungkapkan Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional Kementerian Perindustrian RI, I Gusti Putu Suryawirawan. Dalam konteks kerja sama di bidang pengembangan sumber daya manusia, Tabanan memiliki banyak kaitannya. Arahnya lebih ke penerapan teknologi yang menunjang sektor utama Tabanan yakni pertanian. “Kemungkinan di Tabanan akan diarahkan pada pembangunan Technopark. Tabanan punya potensi ke arah itu,” ujarnya.

Berkaitan dengan industri, sambungnya, penjabaran dari kerja sama bilateral ini kemungkinan mengarah pada pengembangan kawasan industri kecil dan menengah atau IKM. “Tabanan juga potensial ke arah itu juga. Tapi dalam pertemuan itu kita baru sebatas membahas tentang Technopark. Dan, saat ini masih dalam tahap pembahasan dan kajian,” tukas pejabat Kementerian Perindustrian asal Tabanan ini.