Terkait Babi Mati Mendadak, Badung Turunkan Puluhan Dokter | Bali Tribune
Diposting : 3 February 2020 01:20
I Made Darna - Bali Tribune
Bali Tribune/ EDUKASI - Penyerahan disfektan kepada peternak saat acara edukasi yang dihadiri Kementan di Desa Plaga, Kecamatan Petang, Jumat (31/1) lalu.
balitribune.co.id | Mangupura - Ratusan petugas kesehatan terdiri dari penyuluh, dokter hewan dan puskeswan diturunkan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung memberikan pendampingan kepada masyarakat tentang cara mencegah penularan penyakit babi yang mati mendadak. Langkah itu dilakukan mengantisipasi keamanan daging babi dikosumsi untuk perayaan Galungan. 
 
Sebagaimana diketahui, ratusan ternak babi di Kabupaten Badung mati mendadak sejak pertengahan Januari 2020 lalu. Sampai saat ini, Kementerian Pertanian belum merekomendasikan obat untuk mencegah kematian babi ini. 
 
Namun demikian, Kementerian Pertanian memberikan apresiasi atas keseriusan Pemkab Badung menangani penyebaran penyakit yang mengakibatkan kematian babi dengan melibatkan aparat desa, tokoh-tokoh adat dan gabungan peternak babi (GUPBI) Bali.
 
Kepala Seksi Pencegahan Penyakit Hewan Ditjen Peternakan Kementerian Pertanian drh Sigit Nurtanto saat meninjau kegiatan KIE di Desa Sulangai, Plaga dan Belok Sidan Kecamatan Petang, Jumat (31/1) lalu menyatakan, sampai saat ini jenis penyakit yang menyerang ternak babi di Bali belum dikonfirmasi oleh BB Vet Medan. Namun melihat gejala klinis dan penyebarannya yang sangat cepat kemungkinan besar disebabkan oleh sejenis virus. 
 
“Upaya penanganan yang telah dilakukan oleh dinas terkait dengan memberikan edukasi kepada masyarakat untuk meningkatkan pemahaman dan menumbuhkan kesadaran masyarakat sudah sangat tepat karena sampai saat ini belum ada vaksin maupun obat yang bisa direkomendasikan,” ujarnya.
 
Sementara Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung I Wayan Wijana mengatakan bahwa dalam upaya untuk mencegah dampak ekonomis yang lebih besar bagi peternak dan mengamankan stok babi untuk Hari Raya Galungan dan Kuningan serta mengurangi dampak psikologis bagi masyarakat, pihaknya melakukan dua langkah strategis yaitu mengamankan sentra peternakan babi yang belum terkena penyakit dengan meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan melalui penerapan bio sekuriti yang ketat dan upaya memutus mata rantai penyebaran wabah bagi wilayah yang sudah terdampak dengan melibatkan peran serta masyarakat.
 
Pihaknya menerjunkan seluruh petugas yang terdiri dari penyuluh, dokter hewan dan Puskeswan untuk memberikan pendampingan kepada masyarakat tentang cara-cara mencegah penularan penyakit serta tatalaksana penanganan babi yang sakit dan mati agar tidak menyebar lebih luas lagi.
 
“Akibat gencarnya sosialisasi yang dilakukan, saat ini masyarakat sudah tidak panik dan resah lagi karena mereka sudah mendapatkan informasi yang jelas bahwa penyakit ini tidak menular kepada manusia serta daging babi yang sehat dan diolah dengan baik sangat aman untuk dikonsumsi,” kata Wijana, ditemui Minggu (2/2/2020).
 
Terkait keamanan daging babi terutama saat Hari Raya Galungan nanti, pihaknya sudah menyiapkan ratusan petugas bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Hewan Unud yang akan diterjunkan kepada masyarakat guna melakukan pemeriksaan kesehatan babi yang akan dipotong sehingga layak dan aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat.