Warga Peninjoan Nikmati Air PDAM Seminggu Sekali | Bali Tribune
Diposting : 27 January 2018 12:42
Agung Samudra - Bali Tribune
PDAM
Illustrasi

BALI TRIBUNE - Para pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bangli di Desa Peninjoan, Kecamatan Tembuku mendapat pasokan air hanya seminggu sekali.  Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan karena air bersih selalu dibutuhkan masyarakat setiap hari.

”Airnya (dari PDAM) mengalir seminggu sekali, untuk itu sebagian besar masyarakat membuat bak penampungan air sendiri di rumah masing-masing,” ujar salah seorang warga Peninjoan, Putu Aryasa, Jumat (26/1).

Ia juga menceritakan, kadang kalau stok air di bak penampungan habis, warga terpaksa mencari air di sungai terdekat menggunakan ember atau jerigen.

Menurut Putu Aryasa, kondisi seminggu sekali dialiri air PDAM itu sudah berlangsung sejak lama, dan hingga kini belum ada upaya ke arah untuk melakukan normalisasi. Putu Aryasa menambahkan, dari informasi pasokan air ke konsumen diterapkan oleh PDAM karena masalah debit air yang kecil.

Sementara Kabag Teknik PDAM Bangli, I Wyan Rudi Antara saat dikonfirmasi, tidak menampik hal itu. Kata Rudi Antara, belum optimalnya pelayanan kepada konsumen di Desa Peninjoan karena kurangnya  debit air.

”Untuk sumber  air kita manfaatkan sumber mata air Paras Malem dengan kapasitas produksi hanya 10 liter/detik,” ungkapnya sembari menambahkan jumlah pelanggan PDAM Bangli di Desa Peninjoan sebanyak 900 konsumen tersebar di tujuh dusun yakni Dusun Kebon Kaje, Kebon Kelod, Kebon Kangin, Dadem, Pulasari Kawan, Pulasari Kangin, Penarukan dan Dusun Parja.

Selain kapasitas produksi yang masih kecil, masalah jarak antara pelanggan satu dengan pelanggan lain berjauhan, sehingga membutuhkan proses waktu yang  lama air di pipa transmisi penuh dan baru bisa mengalir ke konsumen. Karena kondisi itu maka untuk suplai air ke pelanggan dilakukan secara  bergilir.

Menyikapi masalah klasik ini, kata Rudy Antara, pihak PDAM Bangli akan melakukan pergantian pompa dari kapasitas 10 liter per detik diganti dengan pompa yang memilki kapasitas 20 liter per detik. Di samping itu pihaknya juga telah melakukan perbaikan pada bak penangkap (bronkaptering) dan mencari debit yang baru.

”Nanti untuk debit air yang kita  temukan akan kita kumpulkan di bak penangkap air dan baru diangkat dengan menggunakan pompa,”sebutnya.

Untuk mengangkat air dari bak penangkap air hingga ke reservoar menggunakan tiga pompa. Tentu  pergantian pompa harus dibarengi dengan penambahan daya listrik. “Untuk ke arah pergantian pompa tergantung ketersedian anggaran, karena anggaran yang dibutuhkan lumayan besar,” jelas Rudi Antara.