YLKI: Masyarakat Keluhkan Mahalnya Tarif Listrik | Bali Tribune
Diposting : 21 April 2018 13:26
Arief Wibisono - Bali Tribune
  Tulus Abadi
Tulus Abadi

BALI TRIBUNE - Saat ini keluhan masyarakat terkait layanan PLN dominan masih terkait soal tarif listrik yang dianggap mahal. Hal itu dikatakan tulus di sela-sela Diskusi Publik Masalah Layanan Kelistrikan Bali di Kantor DPD RI, Denpasar, Jumat (20/4) sekaligus dalam rangka menyambut Hari Konsumen Nasional. "Memang dampak tarif tidak serta merta muncul begitu saja, tapi juga dipengaruhi inflasi disamping beberapa faktor lainnya," ujar Tulus. 

Disebutkan pula, dari apa yang diidentifikasi pihaknya, persoalan layanan itu juga meliputi permasalahan kualitas dan keandalan infrastruktur, termasuk masih tingginya biaya pokok penyediaan listrik di Indonesia.

Berdasarkan catatan pihaknya, pelanggan PLN di Bali tumbuh rata rata 8,52 persen. "Salah satu jalan untuk meminimalisir persoalan tarif listrik bisa dengan dibangunnya interkoneksi dan meningkatkan layanan serta keandalan," tukasnya sembari menambahkan atau bisa saja membangun pembangkit baru di Bali, tapi itu akan jadi biaya tinggi dan tidak ramah lingkungan. 

Padahal berdasarkan UU Perlindungan Konsumen, demikian Tulus, masyarakat berhak atas kenyamanan dan keselamatan, hak mendapatkan informasi yang benar, jelas, dan jujur. Hak memilih, hak untuk didengar pendapat dan keluhannya, hak untuk mendapatkan pembinaan dan pendidikan konsumen, serta hak untuk mendapatkan kompensasi dan ganti rugi.

"Selain  UU Perlindungan Konsumen, masyarakat juga mesti memahami UU Ketenagalistrikan dimana salah satu pasalnya berbunyi, mendapat ganti rugi apabila terjadi pemadaman yang diakibatkan kesalahan dan, atau kelalaian pengoperasian oleh pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik," beber Tulus. 

Ia juga mengatakan isu strategis sektor ketenagalistrikan meliputi bagaimana menjaga keandalan dan pelayanan dengan jalan membangun infrastruktur penunjang, menjaga keterjangkauan tarif yang dirasa mahal oleh masyarakat, terjadinya pasokan listrik yang berlebih, menciptakan pasar baru di sektor bisnis dan industri. "Apabila  itu bisa diatasi niscaya akan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi, Bali khususnya," pungkas Tulus