
balitribune.co.id | Bangli - Pasca ditemukanya dua ekor sapi di Banjar Tabih, Desa Buahan, Kecamatan Kintamani terpapar penyakit mulut dan kuku, kalangan anggota DPRD Bangli memdesak agar Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Bangli melakukan langkah antisipasi guna meminimalisir penyakit tersebut. Sejauh ini peternak masih awam dengan penyakit kuku dan mulut yang menyerang hewan berkuku belah/genap. Hal tersebut diungkapkan anggota DPRD Bangli, I Nengah Reken, Minggu (2/7).
Politisi dari Partai Golkar ini mengatakan kabupaten Bangli diketahui memilki jumlah polpulasi sapi hingga puluhan ribu ekor. Dengan ditemukan kasus PMK yang menyerang sapi di Desa Buahan Kintamani membuat warga terutama pemilik ternak sapi merasa khawatir. Apalagi masih banyak warga yang awam dengan penyakit tersebut.
”Banyak masyarakat tidak tahu apa itu PMK dan bagimana ciri-ciri ternak terkontaminasi PMK,” ujar Nengah Reken.
Anggota DPRD Bangli tiga kali periode ini menambahkan masih banyaknya pemilik sapi terutama yang sulit mengakses informasi, maka pihaknya mendesak agar Dinas PKP turun melakukan sosilasiasi tentang PMK.
Dengan informasi yang didapat setidaknya pemilik sapi akan mengetahui ciri-ciri sapi terpapar PMK dan bagaimana langkah yang harus dilakukan.
”Paling tidak dengan informasi tersebut, penyebaran PMK bisa ditekan, pemilik akan memisahkan sapi yang sehat dengan yang terpapar PMK,” ungkap politisi asal Desa Peninjoan, Kecamatan Tembuku ini.
Lanjut Nengah Reken, berkaca temuan kasus di Desa Buahan ternyata dari hasil penelusuran dinas, sapi yang terpapar PMK di beli di pasar hewan Kayuambua dan berasal dari luar daerah, maka perlu dilakukan pemantaun atau pengawasan arus lalu lintas ternak. ”Perlu pengawasan terutama di pasar hewan,” harapnya.
Disamping itu yang paling penting lagi yakni dilakukan vaksinasi PMK secara massal.
Disisi lain, Kadis PKP Made Alit Parwata mengatakan untuk sosilaliasai telah dilakukan lewat petugas PPL dan menggandeng pihak Polres dan Kodim. Petugas PPL turun langsung memberikan informasi dan edukasi dengan menyambagi kelompok ternak.
”Kami sudah lakukan sosialisasi ke masyarakat dengan melibatkan instasi terkait,” jelasnya.
Sementara untuk vaksinasi, pihaknya segera mengirim jumlah populasi sapi di Bangli ke pusat lewat provinsi sehingga ketersedian vaksin bisa mencukupi.
”Untuk jumlah populasi sapi sebanyak 68.888 ekor tersebar di empat kecamatan,” jelasnya.