
balitribune.co.id | Tabanan - Kawasan Kreatif seluas 44 hektare di Kabupaten Tabanan yang menjadi pusat kreativitas, budaya, dan inovasi akan menjadi lokasi resmi Coinfest Asia 2025, yang berlangsung pada 21–22 Agustus 2025. Dijuluki sebagai ajang crypto dan Web3 terbesar di dunia, festival ini siap menyambut lebih dari 10.000 peserta dari lebih dari 90 negara, termasuk para pemimpin industri, inovator, kreator, dan penggemar.
“Yang membuat festival ini istimewa adalah keterbukaannya ke semua orang untuk belajar dan berpartisipasi bukan hanya untuk praktisi Web3,” kata Lev Kroll, CEO Kawasan Kreatif di Tabanan, Selasa (19/8).
Kata dia, Kawasan Kreatif ini adalah tempat dimana ide-ide luar biasa bertemu dengan dunia. Melalui Coinfest Asia, menjadi panggung utama yang menghubungkan dunia teknologi dengan budaya dan komunitas, dan percakapan menghasilkan kolaborasi.
Selama dua hari, Kawasan Kreatif ini akan bertransformasi menjadi kawasan Web3 yang ramai sebagai tempat berkumpul para pembangun, investor, kreator, dan changemakers. "Menampilkan ekosistem multi-venue kawasan ini yang dipadu dengan pengetahuan, budaya, dan hiburan. Beberapa agenda mencakup sesi Tabanan Talks, program akselerasi, termasuk kolaborasi dengan institusi besar Indonesia, pertemuan investor serta parade budaya Ogoh-ogoh yang merayakan integrasi antara Coinfest Asia dan Kawasan Kreatif dengan budaya Bali serta komunitas kreatif modernnya," jelasnya.
Edisi tahun ini mengusung tema “Full Moon” yang mencerminkan pergeseran besar bagi ekosistem. Full Moon adalah simbol momentum, saatnya berbagai ide dan inovasi muncul ke permukaan dan diperlihatkan secara nyata.
Lebih lanjut ditambahkan, Kawasan Kreatif sebagai tuan rumah menegaskan kemunculannya sebagai pusat kreativitas di Asia Tenggara. Dimana sebuah kawasan yang netral dan berbagai dialog dapat berlangsung dan diperkuat. Mulai dari pendidikan dan seni hingga kesehatan dan kebugaran, hiburan, serta alam, desain terintegrasi memungkinkan festival seperti Coinfest Asia menghubungkan inovasi global dengan budaya lokal menempatkan Bali sebagai pusat di panggung global.