BALI TRIBUNE - Di hadapan ribuan komponen masyarakat, secara bergantian di atas satu mimbar podium Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Komaruddin Simanjuntak, SIP, MSc, dan Kapolda Bali Irjen Polisi DR Drs Petrus Reinhard Golose, MM, menyuarakan sekaligus menggemakan semangat soliditas dan kirab Pancasila, di Lapangan Niti Mandala, Renon, Denpasar, Jumat (26/5).
“Pagi ini (kemarin, red) dalam suasana penuh kebersamaan dan persaudaraan, dilandasi semangat persatuan dan kesatuan serta semangat nasionalisme yang tidak pernah pudar, seluruh komponen masyarakat Bali menyatukan tekad dan komitmen untuk tetap solid berbangsa dan bernegara, juga tetap setia dan taat kepada Pancasila, UUD 1945, merawat Bhinneka Tunggal Ika serta menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” ujar Gubernur Mangku Pastika.
Diakuinya, meski sudah 72 tahun merdeka, bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang berhasil melewati berbagai hambatan, tantangan, ancaman, dan gangguan, serta banyak pengalaman dalam dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara. “Tapi akhir-akhir ini kita semua prihatin dan sedih, akibat berbagai peristiwa di sejumlah daerah yang menunjukkan potensi ancaman yang sangat tinggi terhadap persatuan dan kesatuan bangsa,” kata Mangku Pastika.
Pasalnya, potensi dan persatuan nasional serasa semakin renggang, dimana pada masa kebangkitan nasional seharusnya menjadi unsur perekat, namun justru menjadi unsur perenggang. Terlebih adanya sentimen primordial semakin menguat dan menggerus pilar-pilar persatuan, bahkan kebhinnekaan yang menjadi kerangka bangsa ini seakan terkoyak. “Untuk itu mulai sekarang ini juga, dari Bali, kita harus segera bertindak nyata dan negeri ini harus kita selamatkan,” ajak Pastika.
Pastika juga mengatakan, keragaman adalah anugerah Tuhan, tetapi kerap juga menjadi titik lemah. Bahkan adanya konsep satu Tanah Air, satu bangsa dan satu bahasa Indonesia dalam Sumpah Pemuda tahun 1928, pada zaman dulu dengan beragam perbedaan justru menyatukan, namun sekarang ini adanya perbedaan malah dibesar-besarkan.
Sudah Teruji
Sementara Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Komaruddin Simanjuntak dalam Apel Soliditas dan Kirab Pancasila yang digelar untuk memperingati HUT ke-60 Kodam IX/Udayana, mengatakan Pancasila selama ini sudah teruji kesaktiannya dan tidak perlu diragukan, apalagi dipermasalahkan. Namun setelah merdeka, saat ini NKRI sering mendapat hambatan, ancaman, gangguan, maupun tantangan, seperti intoleransi, terorisme, radikalisme, dan maraknya peredaran narkoba di sela-sela persaingan atau kompetisai global.
Ke depan, kata mantan Aster KSAD, ada 3 tantangan besar, yaitu energi, air, dan pangan, sehingga sebagai anak bangsa sekaligus generasi penerus perjuangan bangsa harus tetap solid. Sebab jika tidak bersatu padu, maka ancaman dan ganguan itu sudah ada di depan mata.
Pangdam berharap masyarakat Bali menjadi pejuang demokrasi sejati. “Sejauh ini Bali masih relatif aman, namun semua potensi masyarakat harus terus dikerahkan untuk menyuarakan soliditas dan menggaungkan Pancasila. Meski ditengarai ada ancaman, tapi masih tergolong kecil dan semuanya tetap dan terus terpantau oleh aparat keamanan, sebab bagi aparat lebih baik mencegah,” kata Jenderal Komaruddin Simanjuntak.
Sedangkan Kapolda Bali menambahkan, pada saat ini banyak sekali paham-paham transnasional yang masuk ke Indonesia dan mencoba merusak semangat kebhinekaan tersebut. Polda Bali sangat mendukung kegiatan tersebut untuk mengantisipasi ideologi yang ingin merusak kebhinekaan ini.
Begitu pula dengan merebaknya berita bohong (hoax) yang selalu membuat kepanikan masyarakat masih bisa diminimalisir. “Yang paling penting adalah dukungan rakyat, kalau semuanya tetap menjaga kebhinekaan ini, maka pihak-pihak yang ingin mencoba mengganggu kebhinnekaan ini pasti tidak akan mendapat tenpat yang layak di negeri ini,” tegas Irje polisi Golose, seraya menuturkan, saat ini dan secara rutin Polda Bali terus melakukan operasi premanisme, karena yang menjadi akar dari semua ini kalau tetap dibiarkan akan menggagu ketentraman masyarakt Bali.