BALI TRIBUNE - Teroobosan atas pelaksanaan ritual di Bali dilontarkan prajuru Desa Pakraman Tengipis, Desa Buahan Kaja, Payangan Gianyar. Selain, mengirit pembebanan biaya bagi warga, pelaksanaan yadnya dilaksanakan dengan sehat yakni bebas asap rokok.
Sebagaimana keputusan krama dalam paruman di Balai Banjar Tengipis, Selasa (11/7) lalu bahwa, untuk menhemat biaya pihak panitia tidak menyediakan rokok bagi warga saat melaksanakan kegiatan gotong-royong selama prosesi ngaben massal berlangsung.
Adapaun dasar keputusan itu adalah, tingginya dana yang dikeluarkan hanya untuk penyediaan rokok selama kegiatan yadnya..
“Untuk kebaikan bersama dan membantu meringankan warga yang sedang melaksanakan yadnya maka diputuskan, pihak pemilik yadnya tidak menyediakan rokok,” terang salah seorang warga setempat, I Wayan Panggil, Rabu (19/7) kemarin.
Hal ini dibenarkan Bendesa Pakraman Tengipis, I Nyoman Rawi . Menurutnya, usulan tersebut terbilang sangat baik guna meringatkan warga atas biaya yang ditimbulkan oleh yadnya.
“Usulan itu cukup baik karena dapat menghemat biaya upakara sekitar 20 hingga 30 persen,” ucapnya.
Atas usulan itu lanjut Bendesa Rawi, pihaknya kemudian mengadakan paruman dengan melibatkan prajuru dan krama desa setempat. “ Keputusan ini pasti dilaksanakan secara konsisten,” tegasnya.
Sementara itu, Kelian Banjar Dinas Tengipis, I Ketut Dana Wrawan menyambut baik keputusan ini. Menurutnya, selaku perangkat desa pihaknya berterima kasih atas kesadaran yang ditunjukkan warga khsusnya yang menyangkut kebiasaan merokok di tempat umum.
Dia menambahkan, kesepakatan ini merupakan wujud dukungan bagi program pemerintah menyangkut pendataan kawasan tanpa rokok.
Dia juga menyebutkan, ketidak tersediaan rokok saat pelaksanaan yadnya merupakan salah satu upaya penghematan dalam yadnya. “Semoga hal ini bias dipatuhi oleh semua krama demi terwujudnya yadnya ngirit dan sehat di desa ini,” tegas Wirawan.