
balitribune.co.id | Denpasar - Rencana pengoperasian kapal cepat dari Banyuwangi menuju Denpasar, yang akan mulai beroperasi pada Juni 2025, ternyata sampai saat ini belum melibatkan kedua Pemerintah Kota Denpasar dan Banyuwangi secara resmi. Hal ini ditegaskan oleh Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara.
Menurutnya, hingga saat ini belum ada pembahasan ataupun penandatanganan kerja sama antara Pemerintah Kota Denpasar dengan pihak terkait, meskipun pelabuhan tujuan kapal cepat tersebut berada di wilayah Denpasar seperti pelabuhan Benoa, Sanur.
Saat kami ke Surabaya untuk menghadiri APEKSI, Ibu Gubernur dan wakilnya memang sempat menyampaikan bahwa akan ada pengoperasian kapal cepat ini. Tapi sampai sekarang, belum ada penandatanganan kerja sama karena bagaimanapun juga pelabuhannya berada di wilayah kami, di Denpasar,” jelasnya.
Ia mengaku belum menerima informasi resmi maupun komunikasi langsung dari pihak operator kapal atau instansi terkait mengenai rencana tersebut.
"Kami masih menunggu informasi, sampai sekarang belum ada pembicaraan langsung ke kami,” ujar Jaya Negara.
Termasuk titik pelabuhan yang akan digunakan juga belum ada pembicaraan. Sebelumnya, telah diberitakan bahwa dalam waktu dekat akan dibuka rute kapal cepat yang melayani jalur Pelabuhan Marina Boom Banyuwangi menuju Pulau Serangan, Denpasar. Kapal dengan kapasitas 300 penumpang ini dijadwalkan mulai beroperasi pada Juni 2025.
Dari sisi pariwisata juga sangat menguntungkan karena wisatawan punya lebih banyak pilihan akses menuju Banyuwangi dengan waktu tempuh yang lebih singkat. Di saat musim mudik hari raya bisa menggunakan akses kapal laut, dapat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi di jalur darat yang kerap padat serta mengurangi kecelakaan di jalur rawan kecelakaan.
Keberadaan kapal cepat sebagai moda transportasi laut yang dapat menghemat waktu tujuan. Sudah pasti sangat menunjang warga Banyuwangi perantauan di Denpasar dan sebaliknya warga Denpasar yang hendak berkunjung ke Banyuwangi.