Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Bhakti kepada Guru sebagai Implementasi Ajaran Trikang Sinangguh Guru

Bali Tribune / I Komang Warsa
balitribune.co.id | Om Swastiastu, Om Ano Bhadrah Kratevo Yantu Visvatah (Semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru)
 
Para sahabat  semua, satu pertanyaan yang sederhana yang sering terngiang di telinga para sahabat semua, Siapakah yang bisa disebut guru? Pertanyaan sederhana yang sering membuat terdiam karena sungguh sulit mendefinikan dengan satu jalan pikiran dan selalu mengundang beragam jawaban sesuai perspektif kita masing-masing.
 
Para sahabat yang dikasihi Ida SangHyang Widhi wasa dalam pandangan ajaran Hindu kita mengenal ada empat yang bisa dikatakan sebagai guru, yaitu yang pertama Tuhan (Ida Sanghayang Widhi) sebagai guru Swadiaya, yang kedua orang tua sebagai guru reka (rupaka) , yang ketiga guru yang mengajar di sekolah sebagai guru pengajian, dan yang keempat pemerintah yang disebut sebagai guru wisesa. Keempat guru itu dalam pandangan ajaran  Hindu disebut Catur Guru. Guru yang pertama yaitu Ida Sanghyang Widi sebagai guru swadiaya merupakan wilayah keyakinan yang merupakan landasan untuk belajar atau aguron-guron kepada tiga guru yang lain yang disebut dengan tri kang sinangguh guru atau tiga yang disebut guru sebagai tempat untuk belajar atau aguron-guron (asewekadharma).
 
Hidup tidak mungkin tanpa guru. Guru adalah tempat untuk menghapus kegelapan, seorang guru harus sanggup membuat orang menuju dalam kesadaran Tuhan. Tanpa mampu memberikan penerangan dan tidak bisa membuat ke alam kesadaran terhadap Tuhan tidak layak dikatakan sebagai seorang guru. Guru adalah sebagai agen perubahan.  Selain Tuhan yang disebut guru Swadiaya sebagai Guru keyakinan juga ada tiga guru yang harus kita hormati sebagai tempat belajar. Belajar yang pertama dan utama sebagai tempat Aguron-guron (asewakadharma)  adalah orang tua kita sebagai guru reka (rupaka). Orang tua sebagai sekolah pertama dan utama serta menjadi guru bagi anak-anak mereka semenjak dalam kandungan. 
 
Manu Samhita menyatakan bahwa seorang ayah seratus kali lebih tinggi dibandingkan guru weda tetapi seorang ibu seribu kali lebih dimuliakan dibandingkan seorang ayah. Makna yang tersirat bahwa bakti kepada sang guru reka lebih mulia dari segala hal termasuk guru weda. Janganlah pernah berani kepada orang tua karena sangat durhaka. Ibu adalah orang tua merupakan guru yang utama dan pertama memberikan sinar untuk menerangi kegelapan sebagai api daksina dan Ayah adalah pemberi sinar sebagai api Grihapatya. 
 
Lebih lanjut, Manawa Dharmasastra menyebutkan barang siapa yang menghormati Ibunya ia akan mencapai kebahagiaan di bumi (pertiwi) makanya seorang Ibu simbol Ibu pertiwi atau unsur predana, yang kedua disebutkan barang siapa yang menghormati ayahnya ia akan menikmati dunia tengah dan ayah  simbol akasa sebagai unsur purusa . Sang ibu memberikan aliran kehidupan melalui segara empahan yang disebut Air Susu Ibu (ASI) yang diberikan secara ilklas tanpa pamrih ibarat sang surya menyinari dunia. Seperti yang tertuang dalam nyanyian “Kasih ibu kepada beta, tak terhingga sepanjang masa, hanya memberi tak harap kembali bagai sang surya menyinari dunia.”  
 
Itulah kemuliaan seoarang Ibu dan ayah yang wajib harus dihormati sebagai purna bakti dan bakti yang mendalam. Yang kedua guru pengajian sebagai guru yang mengajar di sekolah yang sepatutnya juga harus kita hormati karena juga memberikan sinar saat kegelapan sebagai api ahawanya. 
 
Kebodohan adalah simbol kegelapan dan aturu bukan atutur.  Orang dalam kegelapan adalah orang tidak bisa melihat apa-apa dan ibarat tidur lelap, masuk katagori bodoh. Dalam niti sastra disebutkan Ikanang wimudha pasu tulya manahika mabhoga sanggama, Orang yang bodoh sama dengan binatang, yang dipikirkan hanya makan dan senggama (seks).
 
Para sahabat  yang dikasihi Sang Hyang Widi, kita harus selalu hormat dan berbakti kepada guru-guru kita.
 
Dalam Manawa Darmasastra menyebutkan “Orang-orang yang berbakti dan  taat sama gurunya ia akan mencapai alam Brahma”. Dan selanjutnya disebutkan segala upacara yang dilakukan  akan menjadi sia-sia jika orang-orang tersebut tidak menghormati guru-gurunya. Begitu mulianya bagi orang-orang yang berbakti sama gurunya. Dan yang ketiga adalah guru Wisesa atau pemerintah. Pemerintah merupakan guru bagi seluruh rakyat dalam sebuah negara. 
 
Dalam pandangan ajaran Hindu pemerintah sebagai guru wisesa yang bermakna sangkapurusan yang berarti penguasa. Makanya menurut pandangan ajaran hukum Hindu tidak dibenarkan melawan titah sang Guru jika orang yang melawan gurunya dikatagorikan alpaka guru. Tiga yang disebut guru yang berlandasan kemuliaan mahasempurna sang guru yang disebut Guru Swadiaya yaitu Tuhan sendiri. Tuhan sendiri sebagai landasan keyakinan yang kuat untuk belajar aguron-guron ketiga guru yang lain. Meyakinani bahwa tri kang sinangguh guru merupakan satu kesatuan yang tidak mungkin kita mencampakkan salah satu begitu saja karena ketiganya merupakan satu kesatuan yang utuh membentuk insan manusia yang berkarakter. Salam damai sahabatku.
wartawan
I Komang Warsa
Category

Pemkot Denpasar Komitmen Kelola Pengaduan Wujudkan Pelayanan Publik yang Lebih Baik

balitribune.co.id | Denpasar - Penjabat (PJ) Sekretaris Daerah Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Eddy Mulya membuka secara resmi Rapat Konsultasi Teknis Pengelolaan Pengaduan di Lingkungan Pemerintah Kota Denpasar yang  dilaksanakan di Gedung Graha Swaka Dharma Denpasar pada Selasa, (9/12) siang.  Kegiatan inu merupakan wujud komitmen Pemkot Denpasar dalam mengelola pengaduan sebagai masukan untuk mewujudkan pelayanan publik yang lebih baik. 

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

6 Kendaraan Terlibat Kecelakaan Beruntun di Jalur Denpasar-Gilimanuk

balitribune.co.id | Tabanan - Bali Tribune – Enam kendaraan mengalami kecelakaan beruntun di jalur Denpasar-Gilimanuk, lingkungan Banjar Soka Kelod, Desa Antap, Kecamatan Selemadeg, pada Senin (8/12) sore.

Meski tidak sampai menimbulkan korban jiwa, insiden yang terjadi sekitar pukul 17.30 Wita tersebut mengakibatkan arus lalu lintas di jalur utama Denpasar-Gimanuk tersebut sempat mengalami kemacetan.

Baca Selengkapnya icon click

TPA Suwung Berfungsi Lokasi Pemrosesan Akhir Sampah Residu

balitribune.co.id | Denpasar - Pemerintah Provinsi Bali melaksanakan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia terkait penutupan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Regional Sarbagita Suwung yang selama ini masih menggunakan sistem pembuangan terbuka atau open dumping. Penutupan total ditargetkan rampung paling lambat 23 Desember 2025.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Tekanan Fiskal, Pemkab Buleleng Potong Tambahan Penghasilan ASN

balitribune.co.id | Singaraja - Akibat mengalami tekanan fiskal (fiscal stress), Pemerintah Kabupaten Buleleng berencana mengambil jalan pintas dengan memotong anggaran pengahsilan untuk pegawai. Langkah memotong anggaran penghasilan pegawai (ASN) itu disebut merupakan langkah efisiensi untuk menyelamatkan keuangan daerah.

Dalam proyeksi APBD 2026 kekurangan anggaran hingga mencapai Rp 50 miliar.

Baca Selengkapnya icon click

2025, Kejari Buleleng Terima 10 Laporan Dugaan Korupsi, Mayoritas Dihentikan

balitribune.co.id | Singaraja - Kejaksaan Negeri (Kejari) Buleleng memaparkan capaian penanganan perkara korupsi dalam rangka peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia (Hakordia) 2025 yang jatuh pada 9 Desember. Sepanjang Januari hingga Desember, tercatat sepuluh laporan pengaduan terkait dugaan tindak pidana korupsi (tipikor) telah diterima bidang pidana khusus (pidsus) dari berbagai elemen masyarakat.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.