
balitribune.co.id | Denpasar - Pemerintah Provinsi Bali terus mendorong percepatan digitalisasi dan penguatan koperasi untuk membangkitkan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di daerah ini. Dalam acara "Road to Bali Jagaditha VI 2025" bertema "On Boarding UMKM Bali" yang digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bali, Senin (28/4) Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Bali, Wayan Ekadina, menyoroti tantangan besar di sektor kuliner yang mendominasi UMKM di Bali.
"Saat ini, sekitar 91-96% UMKM Bali bergerak di sektor kuliner. Namun, banyak yang belum stabil; hari ini jual sate, besok bisa beralih ke usaha lain. Dinamika ini menjadi tantangan dalam pembinaan," ungkap Ekadina, Senin (28/4).
Ekadina juga mencatat, dari 448.434 UMKM di Bali, baru sekitar 34% yang sudah "onboarding" digital. Rendahnya literasi digital pelaku usaha, khususnya mikro dan kuliner, menjadi penghambat utama. Untuk itu, pemerintah berkolaborasi aktif melatih pelaku UMKM agar lebih adaptif terhadap perkembangan teknologi.
Selain digitalisasi, Ekadina juga mengungkapkan, Pemprov Bali tengah mempercepat pembentukan "Koperasi Merah Putih" di seluruh desa dan kelurahan. Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 dan surat edaran dari Kementerian Koperasi, sebanyak 636 desa dan 80 kelurahan di Bali ditargetkan membentuk atau merevitalisasi koperasi sesuai potensi masing-masing wilayah.
"Koperasi berbeda dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Kalau BUMDes dikelola pemerintah desa untuk pelayanan masyarakat, koperasi berfokus pada kesejahteraan anggotanya. Modal koperasi berasal dari anggota, namun dapat diperkuat melalui investasi eksternal sesuai aturan," jelas Ekadina.
Sementara itu, Direktur Konten Digital Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Yuana Rochma Astuti, mengungkapkan bahwa penguatan digitalisasi UMKM adalah prioritas nasional, apalagi sektor kuliner, fesyen, dan kriya, menjadi pilar utama ekonomi kreatif Indonesia yang disokong oleh UMKM.
"Kondisi ekonomi memang menantang, daya beli turun, tapi digitalisasi justru menjadi peluang. Dari 448.000 UMKM di Bali, masih ada 66% yang perlu didorong untuk go digital. Kami siap mendukung," kata Yuana.
Ia menambahkan, Kemenparekraf kini memperluas fokus ke 20 subsektor ekonomi kreatif, termasuk subsektor baru seperti konten digital, web3, AI, dan jasa teknologi informasi. Langkah ini diharapkan mendorong UMKM Bali makin inovatif dan kompetitif di tengah persaingan global.
"Kita tidak bisa lagi kerja sendiri-sendiri. Bukan era "Superman", tapi "Superteam". Dengan kolaborasi kuat antar stakeholder, UMKM Bali akan semakin tangguh menghadapi tantangan zaman," tegasnya.
Selan dihadiri stakeholder terkait, acara ini juga dihadiri 60 UMKM terpilih yang mendapatkan pelatihan langsung dari platform besar seperti Shopee dan Tokopedia, sebagai bagian dari program akselerasi onboarding digital UMKM Bali.