Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Filosofi Padi Beras Nasi Untuk Aparatur Pemerintah dan Guru di Buleleng

Bali Tribune / Penjabat (Pj) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana
balitribune.co.id | Singaraja - Filosofi padi beras nasi. Hal itu sering kali didengungkan oleh Penjabat (Pj) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana. Di setiap kesempatan bertemu dengan aparatur dan guru pada kegiatan besar, Lihadnyana selalu bersemangat memberikan pengertian filosofi padi beras nasi ini kepada yang hadir.
 
Seperti yang terlihat pada Puncak Peringatan HUT ke-77 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan Hari Guru Nasional tahun 2022 di Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja, Jumat (25/11). Kegiatan ini dihadiri oleh ribuan guru termasuk kepala sekolah.
 
Dengan tetap membawa semangat yang sama dan dihadapan ribuan guru, Lihadnyana menjelaskan betapa pentingnya filosofi padi tersebut bisa diterapkan oleh aparatur pemerintah dan tentunya oleh para guru. Filosofi padi merupakan filosofi yang memiliki makna yang mendalam mengenai proses perjalanan dari bentuk padi yang diolah hingga menjadi nasi. Menurutnya, setiap hari masyarakat memakan nasi namun belum mengetahui secara mendalam filosofi yang ada di dalamnya.
 
Dengan tetap penuh semangat, dirinya memaparkan secara detail apa yang dimaksud dengan filosofi padi beras nasi. Seorang aparatur pemerintah dan juga guru harus terus mengisi diri meningkatkan kompetensi, kreatif, inovatif dan adaptif terhadap perubahan lingkungan. Maka dengan begitu, dimanapun ditugaskan ada rasa percaya diri (padi). Ketika hal itu sudah dilakukan, maka padi diproses menjadi beras. Beras adalah berpikir rasional. Setiap aparatur pemerintah termasuk guru harus berpikir rasional.
 
“Tidak boleh mengada-ada. Nanti gurunya kalau tidak rasional akan sembarangan memberikan nilai kepada muridnya,” kata pria yang juga Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Provinsi Bali ini yang disambut riuh serta tepuk tangan dari guru yang hadir saat itu.
 
Kemudian, dari beras dimasak menjadi nasi. Seorang guru atau aparatur pemerintah harus menginternalisasi dirinya dan fokus pada empat huruf N, A, S dan I. Pertama adalah N yaitu niat. Harus ada niat dari dalam diri guru atau apaatur pemerintah untuk mengabdikan dirinya bagi bangsa dan negara. Termasuk bagi Kabupaten Buleleng. Lalu, ada A yaitu amal. segala pengabdian yang dilakukan merupakan sebuah amal di dunia ini. Apalagi seorang guru yang julukannya adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Sehingga begitu sangat mulia pengabdian seorang guru tersebut. Setelah itu, ada S yaitu selalu bersungguh-sungguh. Guru harus bersungguh di dalam hal belajar mengajar. Seorang guru pasti bangga ketika anak didiknya lebih pintar darinya. Terkahir, ada I yaitu ibadah. Pengabdian yang dilakukan juga adalah sebuah ibadah.
 
“Menjadi seorang guru adalah ibadah yang luar biasa. Investasi yang luar biasa untuk membawa Indonesia dan Kabupaten Buleleng ke arah yang lebih maju. Hanya guru bisa mencetak generasi penerus yang bisa membawa tongkat kepemimpinan ini. Terima kasih guru untuk ini,” tutup Lihadnyana dengan senyum dan penuh semangat. 
wartawan
CHA
Category

#Cari_Aman: Edukasi Safety Riding untuk Karyawan Astra Graphia

balitribune.co.id | Denpasar – Astra Motor Bali kembali menunjukkan komitmennya dalam menularkan semangat berkendara aman melalui edukasi Safety Riding yang menjunjung tinggi kampanye nasional #Cari_Aman. Kegiatan ini diikuti oleh 25 karyawan dari Astra Graphia yang antusias mengikuti setiap sesi pelatihan, Senin (28/7).

Baca Selengkapnya icon click

Jaksa Serahkan Uang Pengganti Kerugian Negara ke PDAM Badung

balitribune.co.id | Mangupura - Kejari Badung mengembalikan uang pengganti Rp280. 000.000 kepada Perumda Air Minum Tirta Mangutama Kabupaten Badung dalam tindak pidana korupsi dengan terpidana I Nyoman Arya Dana dan I Wayan Mardiana. Perkara ini sudah diputus oleh majelis hakim Pengadilan Tipikor Denpasar.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Ketika Logo HUT RI "80" Maknanya Dikudeta

balitribune.co.id | Delapan puluh tahun Indonesia merdeka. Pencapaian ini semestinya dirayakan dengan gegap gempita, disimbolkan lewat visual yang menginspirasi: logo resmi HUT RI ke-80. Namun, alih-alih menjadi lambang kebanggaan nasional, logo hasil rancangan Bram Patria Yoshugi, anggota Asosiasi Desainer Grafis Indonesia (ADGI) dan Art Director di Thinking Room, ini justru mengalami nasib tragis.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Ubud Semakin Sesak, Parkir dan Pedagang Liar Jadi Bidikan

baliteribune.co.id | Gianyar - Menjadi magnet pariwisata, wajah  Ubud  kini semakin sesak. Tidak hanya kemacetna lalu lintas, celah untuk berjalan kaki pun  terasa sulit. Terlebih, parkir liar hingga pedagang liar terus beranak pinak. Kondisi ini pun menjadi bidikan seluruh instansi terkait dengan membentuk tim khusus.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.