Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

GALUNGAN: GALANG APADANG

Bali Tribune / Ketut Sumarta
balitribune.co.id | “BILA Galungan terbatas sebagai hari kemenangan Dharma, tidakkah ini berarti Dharma hanya menang sehari saja, pas di hari Galungan, lantas di luar Galungan, Dharma itu keok berhadapan dengan adharma?” tanya seorang Sahabat. 
 
Teks tua Sundarigama, lontar yang menyuratkan tandas pemaknaan serangkaian hari-hari suci Dresta Bali, begitu benderang membahasakan Galungan sebagai “_patitis ikang adnyana galang apadang_”. Maksudnya adalah “pemusatan pikiran sadar nan suci bersih”. Pemusatan pada apa?  Pada Yang Mahasuci Mahabersih, Mahaterang-benderang (galang apadang). 
 
Upaya pemusatan ini tentu saja tidak dapat dilakukan tiba-tiba, seketika. Sepatutnya dilatih, dilatih, dan terus dilatih, sehingga jadi terbiasa. Itu sebab, tradisi laku hidup Bali maupun penyurat Sundarigama mengingatkan: Galungan dalam rangkaian penuh 60 hari, sejak Tumpek Wariga/Tumpek Uduh/Tumpek Bubuh/Tumpek Pangatag, hingga Buda Kliwon Pahang, Pegat Uwakan. Bila pikiran dilatih terus berturut-turut saban hari, selama 60 hari (2 x 30 atau 25 + 35 hari), terpusat pada kesucian, maka akan terbentuklah habitat kehidupan sehari-hari yang suci, baik dalam tutur kata maupun tindakan, perilaku. 
 
Laku utama yang disyaratkan dalam melakoni rangkaian panjang 60 hari-hari penting ini adalah: pengheningan pikiran dan batin. Bentuknya, berupa: anuduhakna adnyana sandhi (memusatkan pikiran nan jernih); pasang yoga Samadhi (menghubungkan pikiran dengan sang Mula Awal nan Murni); pasekung ikang adnyana nirmala (menjaga pikiran tetap bersih).
 
Puncak pemusatan pikiran sadar (adnyana) itu dimampatpedatkan lagi pada saat siklus waktu menunjuk ke ruas pekan (wuku) waktu ke-10 Sungsang, ruas pekan (wuku) ke-11, Dunggulan. Tradisi spiritual Bali menyuratkan dengan istilah “pasekung kumekas ikang adnyana nirmala, lamakane tan kasurupan dening sang Bhuta Galungan”—pengendalian pikiran pada kesucimurnian, supaya tidak tersusupi oleh kegelapan. 
 
Wuku ke-11 ini secara mistis dibaca paling “keramat” karena dimaknai sebagai “ekadasa pepeking dewata” —sebelas arah kesempurnaan sinar terang dewata, yang mencakup 8 arah mata angin + 3 lapis di pusat: atas, bawah, dan tengah. Ini dibaca sebagai momentum ngawindu, menyempurna, untuk mencapai Keheningan (Sunyata), yang memiliki daya penuh-utuh-seluruh, sehingga dipahami kemahadahsyatannya itu Tak Terbatas: Tan patepi (tak bertepi), tan pabungkah (tanpa berpangkal), tan patungtung (tanpa berujung). Laku menghening ini dilakukan dengan “jenek awengi”, sehari penuh, hingga esok hari, dinamakan Umanis Galungan. 
 
Inilah inti-sari-pati sujati segenap tradisi keagamaan dalam visi tetua Bali  yang dikemas nyata lewat hari-hari suci yang terangkai siklis berulang-ulang itu: melatih mengendalikan pikiran supaya bebas dari balutan mala (noda, gelap) sehingga senantiasa terpusat pada yang nirmala, tiada noda. Dengan pikiran nirmala, hidup pun niscaya menjadi enteng, bebas, merdeka, jujur, apa adanya. Tidak “salah sangka” terhadap Kehidupan. Tidak pula “sesat pikir” tentang Hidup dalam Kehidupan. 
 
Metode atau cara melatih pikiran agar nirmala itu beragam. Bisa dengan metode marerainan secara sosial-budaya-spiritual, atau menempuh jalan spiritual-personal dengan tapa brata yoga Samadhi. Ingat pada momentum hari-hari suci [rerainan], lalu menyiapkan banten; merangkai dedaunan, bunga, buah dalam bentuk yang rapi dan indah; matetuasan dan mareringgitan; mempersembahkan banten dengan rasa lascarya [tulus ikhlas], adalah cara, bentuk, proses latihan bhakti demi latihan memfokuskan pikiran, hati, dan jiwa pada Yang Nirmala. Bagi yang terbiasa menjelajah ke dalam Diri, melakukan tapa brata yoga samadhi, duduk hening juga merupakan cara, bentuk, proses latihan bhakti, melaksanakan persembahan internal. Bagi yang mampu berderma, berbagi kepada sesama, itu juga merupakan bhakti sosial bermakna spiritual. Tujuan puncaknya satu: menjadikan pikiran nirmala, hati dan jiwa liang galang apadang, terang benderang-cemerlang.
 
Dia yang pikiran, hati, dan jiwanya telah senantiasa nirmala, galang apadang, bersih, bernas, terang cemerlang, tiada bernoda, tiada berkemelekatan, itulah yang sejatinya telah menang, jaya, unggul dalam kehidupan ini, kini, dan di sini. Karena dalam keseharian hidup dia telah menang atas kehidupan, maka orang sekelas ini tidak perlu lagi berpura-pura menang. Dia tidak perlu pula mengalahkan siapa-siapa di luar Dirinya. Karena, Yang Suci itu sesejati-sejatinyalah tidak punya musuh, tiada tandingan, layaknya galang apadang yang tak tersentuh noda gelap setitik jentik pun. 
 
Selamat menjalani dan menjalankan Galungan, Sahabat dan Sameton Sami. Dumugi pikiran, hati, dan jiwa Sahabat serta Sameton Sami senantiasa liang galang apadang; kemenangan, kejayaan, keunggulan, senantiasa bersama Anda. Sukses dan Rahayu selalu. 
wartawan
Ketut Sumarta
Category

Kabupaten Badung Terima Api Obor Porprov Bali XVI 2025

balitribune.co.id | Mangupura - Kontingen Kabupaten Badung menerima Api Obor Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Bali XVI 2025 yang diserahkan oleh kontingen Kabupaten Tabanan, Senin (8/9) di Puspem Badung. Api obor diterima oleh Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Badung, I Gusti Made Dwipayana mewakili Bupati Badung.

Baca Selengkapnya icon click

Menyatukan Alam dan Kemewahan, Ubud Menjadi Destinasi Eco-luxury

balitribune.co.id | Ubud - Semakin bertambahnya ketersediaan akomodasi mewah yang menyatu dengan alam atau berkonsep Barefoot Luxury di Ubud Kabupaten Gianyar menjadikan desa ini sebagai destinasi Eco-luxury. Sehingga dapat menciptakan pengalaman libur yang unik, nyaman dan tenang. Salah satu resor mewah berkonsep Barefoot Luxury sudah berdiri sejak tahun 2022 bertema bambu memadukan keindahan alam sawah dan hutan tropis. 

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Ny. Rai Wahyuni Sanjaya Resmikan Aula TK Darma Kumala, Penebel

balitribune.co.id | Tabanan - Suasana penuh kebersamaan mewarnai peresmian Aula TK Darma Kumala di Desa Penatahan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Minggu (7/9). Acara tersebut dirangkaikan dengan pemelaspasan bangunan, serta dihadiri langsung oleh Bunda PAUD Kabupaten Tabanan, Ny. Rai Wahyuni Sanjaya.

Baca Selengkapnya icon click

Bupati Sanjaya hadiri Upacara Pemelaspasan di Desa Adat Buahan, Tabanan

balitribune.co.id | Tabanan - Sebagai wujud dukungan Pemerintah Kabupaten Tabanan terhadap pelestarian adat, agama, tradisi dan budaya, Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M., menghadiri Upacara Pemelaspasan Bangunan Bale Kidung, Bale Pawedan, Bale Manik Galih, Gedong Simpen, Penyengker serta bangunan lainnya, sekaligus prosesi Mendem Dasar di Natar Pura Puseh, Desa Adat Buahan, Kecamatan/Kabupaten Tabanan, Minggu (7/9).

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Komit Sukseskan Gelaran Olahraga, Obor Porprov Bali XVI/2025 Tiba di Karangasem

balitribune.co.id | ​Amlapura - Kabupaten Karangasem menyambut kedatangan Api Obor Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Bali XVI/2025 dengan penuh semangat pada Minggu (7/9). Prosesi serah terima yang berlangsung di perbatasan Klungkung - Karangasem, tepatnya di Pantai Goa Lawah, menandai kesiapan Karangasem untuk berpartisipasi aktif dalam menyukseskan gelaran olahraga akbar ini.

Baca Selengkapnya icon click

Pemkab Badung, Polres, BEM dan LSM Sepakat Bersama Jaga Kamtibmas

balitribune.co.id | Mangupura - Wakil Bupati Badung Bagus Alit Sucipta bersama Kepala Kepolisian Resort (Kapolres) Badung AKBP M Arif Batubara beserta jajarannya menggelar tatap muka dengan Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Kabupaten Badung dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Jarrak Bali, bertempat di Restoran Sunfield, Desa Darmasaba, Abiansemal, Jumat (5/9).

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.