Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Generasi Idiot

Bali Tribune/IGM. Pujastana

 

Einstein lahir tahun 1879, tiga tahun setelah penemuan telepon. Einstein yang dijuluki sebagai pemilik otak paling cemerlang di abad ke 20 ini pernah meramalkan : Suatu saat teknologi akan melampaui interaksi manusia. Lalu akan muncul generasi idiot di planet ini.‘’I fear the day technology will surpass our human interaction. The world will have a generation of idiots.’’ Benarkah Einstein? Lihat saja di sekitar kita, dimana-mana manusia seperti merekatkan diri pada selfphone atau mobile phone miliknya. Saat makan di restoran dengan keluarga. Atau sedang menonton pertandingan tenis. Bahkan saat mengendarai sepeda atau motor mata selalu tertuju pada layar handphone. Apakah kita memang harus melongok ke layar handphone setiap detik? Tak perduli sedang bersama dengan orang lain atau terdampar jauh di pedesaan, handphone telah menjadi bagian tubuh yang tidak terpisahkan. Alam semesta seakan-akan jadi hal yang tidak lebih penting dibandingkan dengan gadget. Sebuah survey di Inggris yang dilakukan oleh perusahaan marketing digital menemukan fakta bahwa di Inggris rata-rata orang menggunakan smartphone sebanyak 221 kali setiap hari. Mulai menekan tombol smartphone pada pukul 7.30 dan mengakhirinya pukul 23.20  menjelang dini hari. Apa bila diambil angka rata-rata, maka  orang di Inggris matanya  melekat ke layar  handphone selama 3 jam dan 15 menit dalam sehari. 3 jam dan 15 menit buta tuli dari lingkungan sekitar. Tubuh dan jiwa terdampar dalam alam cyberspace. Dampaknya ? Manusia mengalami dehumanisasi. Interaksi tatap wajah, face to face engaging, semakin jarang. Tanpa interaksi face to face manusia  akan menjadi spesies yang idiot. Penulis Buku mind change, seorang ilmuwan yang dihormati, Baroness Susan Greenfield menilai bahwa dunia digital telah membuat otak manusia mengalami perubahan secara permanen. Tanpa interaksi. Jika manusia makin jarang bicara satu sama lain maka sulit untuk menumbuhkan empati dalam dirinya. ‘We’re engaging face-to-face much less,’ says the respected scientist, , whose book, Mind Change, explains how the digital age is changing our brains for good and ill. ‘If we don’t speak to each other, it’s harder to establish empathy,’ kata Susan sebagaimana dilansir Daily Mail Online. Dalam hal gadget atau handphone atau selfphone ini, perempuan adalah pecandu yang terburuk. Dalam sehari perempuan menghabiskan waktu di gadget lebih lama 23 menit dibandingkan dengan laki-laki. Semakin muda semakin buruk. Orang dewasa berusia 18 dan 24 tahun, rata-rata menghabiskan waktu 4 jam 20 menit sehari dengan smartphone. Dimanapun berada, entah di suatu tempat dengan pemandangan menakjubkan atau sedang mandi, tidak ada suara yang paling dirindukan daripada nada dering atau nada getar handphone yang menunjukkan pesan baru masuk, sebuah tanda bahwa seseorang ingin berinteraksi melalui telepon. Nyaris tak ada yang perduli dengan isi pesan. Kabar infotainment temen makan teman atau riuhnya perhelatan demokrasi Indonesia yang sebentar lagi dilaksanakan menjadi viral karena interaksi kita melalui gadget.Bahkan yang lebih sering adalah pesan dari seseorang yang ingin menawarkan barang dagangannya. Sebuah pesan dikirim secara otomatis (automated message) dengan isi pesan yang nyaris tidak ada gunanya buat si penerima. “Sebuah studi menunjukan bahwa pesan SMS memberi seseorang seberkas kesenangan tapi orang tersebut  tidak pernah merasa cukup dengan kebahagian serupa itu,” kata Lady Susan Greenfield. Handphone menjadi teman yang diimpikan oleh banyak orang. Kalau tidak bisa tidur di malam hari, handphone jadi tempat pelarian. Menurut Mail Online, 80 persen orang akan merasa sangat kehilangan kalau dipisahkan dari handphone milikinya, terutama kaum pria yang merasa lebih mudah percaya pada seonggok logam  daripada sesama manusia. ‘You hold your phone so close to your mouth and body; and now you put everything about yourself on it — selfies, your likes, your dislikes. Phones have become an extension of ourselves.’ Handphone telah menjadi perpanjangan diri manusia modern. Tujuh puluh persen orang mengalihkan pandangannya pada layar handphone saat berada di tengah keramaian agar telihat sibuk. 60 persen orang lebih memilih mengirim sms pada temannya yang berada di gedung yang sama daripada berjalan untuk menemuinya. Dua per tiga dari kita menganggap dirinya tak ubah mayat hidup, utak-atik handphone tanpa tujuan, tanpa alasan. Sebuah tindakan reflek yang tidak bisa dijelaskan. Sama seperti pecandu alkohol yang sadar bahwa alkohol buruk bagi kesehatan tapi tak bisa dicegah untuk mengkonsumsinya. Sama dengan perilaku nenek-nenek yang nyerocos beberapa menit tanpa jeda. Teknologi tentu saja bukan bawaan iblis tapi pengaruhnya sangat kuat. Untuk itu kita harus menjadikannya sebagai sarana mencapai tujuan. ‘With this, you can remain in a parallel world — dating, shopping, socialising. Do we want our children to be glassy-eyed and permanently transfixed by this technology, or do we want to harness its power for our benefit and return to the real world?’

wartawan
IGM. Pujastana
Category

Tinjau Simulasi Seleksi PPPK, Bupati Karangasem I Gusti Putu Parwata Beri Semangat Peserta

balitribune.co.id | Amlapura - Bupati Karangasem I Gusti Putu Parwata, didampingi oleh Sekretaris Daerah I Ketut Sedana Merta, meninjau langsung pelaksanaan simulasi seleksi kompetensi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Tahap II Tahun 2024 yang berlangsung di Wantilan Sabha Prakerti, Kantor Bupati Karangasem, Rabu (7/5).

Baca Selengkapnya icon click

Lawan Inflasi Tanpa Panik: Cara Menabung yang Nggak Bikin Rugi

balitribune.co.id | Denpasar - Banyak orang ragu buat mulai nabung gara-gara satu alasan inflasi. Wajar sih, soalnya nilai uang terus menurun setiap tahun. Tapi, bukan berarti nabung jadi percuma. Dengan strategi yang tepat, tabungan tetap bisa jadi senjata ampuh buat masa depan.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Akibat Cekcok, Seorang Buruh Jadi Korban Penusukan di Pasar Malam

balitribune.co.id | Semarapura - Peristiwa penganiayaan menggunakan senjata tajam terjadi di area pasar malam, Lapangan Umum Sampalan, Desa Batununggul, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, pada Senin (5/5) malam sekitar pukul 19.00 Wita. Korban diketahui bernama Allme Tirta Anggara (22) seorang buruh asal Banjar Puana, Desa Tegal Badeng Barat, Negara.

Baca Selengkapnya icon click

Kelulusan SMA/SMK di Blahbatuh 100%, Dipantau Personil Polisi

balitribune.co.id | Gianyar - Pengumuman kelulusan siswa tingkat SMA dan SMK tahun ajaran 2024/2025 di Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, berlangsung dengan tertib dan aman, Senin (5/5).  Meski pelaksanaan pengumuman dilakukan secara daring sejak pukul 09.00 Wita, sejumlah personil kepolisian tetap melakukan pemantauan

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Pencuri Gamelan di Ubud, Residivis!

balitribune.co.id | Gianyar - Dari rentetan laporan pencurian perangkat gambelan di sejumlah desa di Gianyar, salah satu pelakunya berhasil terungkap. Unit Reskrim Polsek Ubud berhasil mengamankan seorang pria  bernama I Putu DS alias Beruk (26). Pria asal Banjar Silungan, Lodtunduh ini merupakan pelaku pencurian perangkat gamelan milik Krama Banjar Kelingkung, Desa Lodtunduh, Ubud, Gianyar.

Baca Selengkapnya icon click

Komitmen Layanan Prima Astra Motor Bali Raih Penghargaan AHASS Siaga+

balitribune.co.id | Denpasar – Astra Motor Bali kembali menorehkan prestasi membanggakan dengan meraih penghargaan sebagai AHASS Siaga+ Terbaik dalam program tahunan Bale Santai Honda 2025 yang digelar oleh PT Astra Honda Motor (AHM). Penghargaan ini diberikan sebagai apresiasi atas pelayanan unggul yang diberikan selama periode mudik Lebaran, yaitu 26 Maret hingga 6 April 2025.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.