BALI TRIBUNE - Gubernur Bali Made Mangku Pastika minta aparat kepolisian di Bali waspada dan melakukan penjagaan tingkat tinggi, karena target utama aksi terorisme adalah anggota Polri yang sedang bertugas.
"Untuk Bali sendiri, ya kita harus waspada. Hanya itu yang bisa kita lakukan. Bagaimana caranya, aparat keamanan sudah tahu itu semua," ujarnya di Denpasar, Kamis (25/5) terkait teror bom di Kampung Melayu, Jakarta Timur.
Tidak saja itu, mantan Kapolda Bali ini juga berharap agar Polri cepat mengungkapnya, siapa pelakunya, jaringannya dari mana. Pengungkapan oleh Polri ini akan memudahkan daerah lain di Indonesia termasuk Bali, melakukan kewaspadaan tinggi.
"Selain meningkatkan kewaspadaan, masyarakat juga ingin segera tahu siapa pelakunya. Dengan begitu kita akan tahu jaringannya. Saya pikir aparat keamanan yang punya kewenangan itu," imbuhnya
Menurut Pastika, sasaran teroris saat ini memang anggota Polri karena selama ini Polri yang sering menghabisi, menangkap semua sel-sel teroris. Modusnya pun, kata dia, tidak banyak berubah, yakni meledakkan lebih dari satu bom. Bom pertama untuk memancing orang berkerumun, dan setelah itu baru bom kedua diledakkan dengan target korban lebih banyak.
"Aparat yang sedang bertugas biasanya tidak mengetahui dengan pasti soal bom. Misalnya Polantas, dia tidak tahu soal bom. Ini menjadi sasaran empuk teroris. Para teroris memang marah kepada polisi karena selama ini Polri terus mengejar, menangkap dan memenjarakan teroris. Itulah sebabnya, Bali harus waspada, baik bagi anggota Polri maupun masyarakat umum,” demikian Gubernur Pastika.
Pengamanan Diintensifkan
Sementara di Pelabuhan Gilimanuk, pihak kepolisian kini lebih mengintensifkan pengamanan. Bahkan, di awal masa jabatannya, Kapolres Jembrana AKB Priyanto Priyo Hutomo kini memfokuskan pengamanan terhadap pintu masuk Bali itu.
Ditemui di sela-sela kenal pamit Kapolres Jembrana Kamis (25/5) di Gedung Kesenian Bung Karno Jembrana, mantan Kasubdit IV Dit Intelkam Polda Bali ini mengatakan, setelah terjadinya peledakan bom di Kampung Melayu Jakarta Timur, Rabu (24/5) lalu, pihaknya telah ditelepon Kapolda Bali.
Selain meningkatkan pengamanan dengan mensterilkan barang, orang dan kendaraan yang masuk Bali, pihaknya juga sejak Rabu malam telah memperbanyak personel bertugas di Pelabuhan Gilimanuk. Hasil pemeriksaan yang dilakukan jajarannya, baik terhadap warga yang keluar maupun yang masuk Bali, belum ditemukan adanya barang-barang berbahaya dan orang yang mencurigakan.
Pria kelahiran Nganjuk 40 tahun lalu ini menyebut setiap negara tidak luput dari ancaman terorisme karena menurut Kapolres yang hobi bermain tenis ini, bagaimanapun teror tidak akan mengenal tempat dan sasaran sehingga pihaknya meminta semua komponen meningkatkan kewasapadaan.
Selain melaksanakan razia mulai dari Gilimanuk, pihaknya juga menggiatkan razia terhadap penduduk pendatang serta sosialisasi ke masyarakat sehingga apabila mengetahui adanya orang yang mencurigakan di sekitarnya, agar dilaporkan sehingga bisa dicek keberadaanya oleh Babinkamtimas setempat.
Cegah Lebih Dini
Sementara Ketua DPRD Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Gede meminta aparat keamanan intensif melakukan pencegehan lebih dini terhadap kelompok-kelompok radikal yang mulai meresahkan bangsa. Terlebih, Bali dan Kota Denpasar sebagai destinasi wisata dunia sehingga tokoh Puri ini berharap seluruh elemen masyarakat lebih waspada lagi menghadapi segala ancaman.
“Dengan adanya teror di Jakarta (Kampung Melayu ), kita perlu lebih meningkatkan kewaspadaan bersama, jangan kendur menjaga dan mengawasi situasi sekeliling kita,” kata Ngurah Gede, saat dimintai tanggapannya, Kamis (25/5).
Pihaknya, mengajak seluruh lapisan masyarakat, mulai lingkungan, banjar, desa, kelurahan, kembali meningkatkan keamanan untuk ikut menjaga ketentraman yang telah dijalankan di lingkungan masing-masing. “Terlebih aparat keamanan kita, agar menjalankan tugas dengan siaga, masyarakat mulai aparat terbawah, kaling, pecalang, dan sebagainya sekarang ini saya rasakan kendur dikit, harus mulai digerakkan kembali,” tegasnya.
Ditambahkan, adanya kaum urban, pihaknya tidak melarang datang ke Bali, khususnya mereka mencari pekerjaan yang jelas, namun ikuti prosedur administrasi kependudukan yang jelas juga. “Kita tidak menolak adanya kaum pendatang dari luar Bali, namun agar memiliki tujuan dan pekerjaan jelas, tercatat dalam administrasi yang jelas,“ ucapnya.
Ngurah Gede juga menegaskan Bali dikenal dengan keragaman dan pluralisme yang cukup tinggi tidak main-main lagi tentang ideogoli Pancasila.“NKRI harga mati, mari kita bersama-sama meneguhkan dan menguatkan kehidupan berbangsa dan bernegara ini dengan semangat kebhinnekaan,” serunya.