Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Ketika Teknologi Memarginalkan Guru (Pembelajaran saat Pandemi)

Bali Tribune / Natalino Nepa Rassi, S.Pd., M.Pd - Guru Sma Negeri 8 Denpasar

Tulisan ini saya peruntukan kepada insan cendikia pada hari guru nasional dalam mengawal peradaban karakter anak bangsa.

balitribune.co.id | Gaung pembelajaran daring bergema seantero bumi pertiwi, siap tidak siap, seakan-akan guru dipaksa melek teknologi! Hampir dua tahun gempuran Covid -19 melanda system ekonomi, politik,  terutama pada system pendidikan nasional. Penutupan sekolah menjadi senjata ampuh mengelak serangan covid -19 yang kian membabi buta menyerang. Belajar di mana saja, kapan saja dan dengan siapa  saja rasanya sesuai dengan kondisi saat ini namun apakah guru bisa digantikan seratus persen dengan teknologi? Hanya situasi yang bisa menjawab semua.

Tips dan trik jitu coba kembali diracik untuk memupuk semangat belajar yang kian layu sebelum kembang.  Pembelajaran daring menjadi alternatif terbaik yang coba ditawarkan. Melek teknologi harga mati yang tak bisa ditawar oleh semua guru. Hal ini dikarenakan pengunaan teknologi merupakan bahan baku dalam pelaksanaan proses pembelajaran di masa pandemi. Seperti yang dikatakan Nadiem Makarim, Mendikbudristek, salah satu cara mencapai kemerdekaan dalam belajar dengan cara menghilangkan batas, ruang, dan waktu dalam menuntut ilmu, salah satunya memanfaatkan teknologi. Sayangnya, realitasnya guru belum semuanya  melek teknologi. Lantas apakah guru harus berpangku tangan pasrah dijajah teknologi? Ataukah guru harus bercumbu mesra mengauli teknologi? Dua pertanyaan ini menjadi sebuah polimik yang harus bisa dijawab dengan yakin. Meski begitu keberadaan guru yang harus melek karakter sebagai tumpuan digugu dan ditiru ini yang mesti tetap dikampanyekan serta dilestarikan jangan sampai tenggelam karena modernisasi oleh teknologi.

Pemerintah seakan belum siap menghadapi gelombang teknologi pembelajaran saat pandemic sehingga  formula yang tepat untuk mendesain media pembelajaran sedemikian rupa  belum sesuai dengan harapan guna untuk mencapai tujuan pembelajaran  saat pandemi. Tidak dipungkiri bahwa pembelajaran daring dengan rentetan gelombang materi yang beraneka ragam yang memerlukan tritmen serta strategi khusus dalam penyampaiannya terkadang tidak begitu mulus sesuai dengan harapan. Banyak pelajar bersunggut-sunggut  dengan pengunaan metode pengajaran dirasa semakin mononton dan menjadi tidak efektif. Tidak sampai di situ. Masih banyak pengajar yang masih gagap dalam melakukan pembelajaran berbasis online. Padahal seperti yang diketahui bahwa kompetensi guru merupakan salah satu kunci keberhasilan belajar. Jika tidak maka hasil pembelajaran daring akan berimbas pada hasil penurunan kualitas kecepatan penguasaan pengetahuan kognisi.  Tidak hanya itu yang menjadi momok menakutkan adalah keterampilan social pembelajaran di masa pandemi menjadi satu polimik yang tidak terelakan. Bisa dilihat bagaiamana kepekaan anak-anak terhadap sekitarnya. Pada beberapa kasus yang viral di media social anak-anak sekarang terkadang ketika menghadapi sebuah kejadian yang seharusnya memerlukan uluran tangan mereka untuk menopang justru terkadang mereka lebih memilih memvideokan kejadian tersebut sehingga bisa dipublikasi. Hal ini semata-mata hanya untuk mendapatkan kepopuleran tanpa mengindahkan nilai-nilai sosial.

Dengan adanya beberapa kasus di atas terkait dengan keterampilan social anak di masa pandemi membuat guru dan pemerintah sudah seharusnya bahu-membahu mengedepankan aspek pembelajaran yang memfokuskan pada peran guru sebagai tenaga pendidik yang tugas utamanya adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi setiap peserta didik. Yang terpenting guru adalah pendidik untuk memdidik kearah perubahan yang lebih baik. Guru tidak mesti stress menghadapi gejolak teknologi yang semakin kencang tetapi guru juga jangan menyerah begitu saja dengan teknologi.  Guru mesti bisa mengombinasikan teknologi dengan balutan nilai karakter pada setiap aspek pembelajaran daring.

Setitik harap kembali bergejolak ketika pemerintah kembali membuka pembelajaran tatap muka terbatas. Meski proses pembelajaran tatap muka terbatas dikekang oleh waktu yang minim guru harusnya mampu meredam ego untuk fokus menenun kreatifitas hingga membentuk proses pembelajaran yang menekankan aspek pembentukan karakter sehingga pendidikan bukan hanya penguasaan ilmu tetapi ilmu yang berbalut karakterr  bagian dari tugas dan fungsi guru yang tidak mungkin tergantikan dengan teknologi.  Hadirnya guru di kelas memiliki makna yang luar biasa biarpun dalam waktu terbatas karena guru adalah figure yang harus hadir mengawal karakter siswa agar jangan tergerus oleh teknologi.

Jempol ibu jari guru tidak bisa disamakan dengan sebuah jaringan internet yang kuat, ibu jari guru memiliki makna khusus di hadapan anak didik. Jempol ibu bapak guru,  sosok guru di kelas bagian dari pengehela napas karakter dan bisa memotivasi anak didik. Masih ingat dengan cerita seorang murid yang bernama Bangbang Ekalawya yang ditolak oleh guru drona tetapi beliau tidak menyerah dalam belajar. Ekalawaya tetap membuat patung guru Drona sebagai figure gurunya secara spiritual. Ini pertanda bahwa tidak mungkin bisa belajar tanpa guru. Guru harus hadir di tengah-tengah siswa saat belajar dalam pendidikan. Ekalawya tidak mungkin belajar tanpa figure guru . secara simbolik guru dalam cerita Bangbang Ekalawya merupakan sosok yang teramat penting. Terus bisakah guru digantikan begitu saja oleh kemajuan teknologi? Jika jawabannya ya berarti gedung-gedung sekolah tidak ada manfaatnya. Seperti cerpen yang ditulis oleh I Komang Warsa yang berjudul Sekolahku tidak penting. Secara eksplisit dan implisit cerpen beliau mengkritisi gedung-gedung megah sebagai rumah-rumah karakter tanpa makna jika di sana tidak ada sosok seorang guru. Jika guru tidak bisa digantikan oleh teknologi berarti sekolah amat penting untuk mencetak generasi milenial berkarakter. Jangan phobia dengan teknologi, jangan alergi dengan modernisasi, tetapi gauliah teknologi sehingga laju teknologi bisa beriringan dengan peradaban  budaya nusantara yang mengusung nilai-nilai kemanusian atau human value.

wartawan
Natalino Nepa Rassi, S.Pd., M.Pd
Category

Jepang Anugerahi Prof. Wirawan The Order of the Rising Sun atas Kontribusi Diplomasi Akademik

balitribune.co.id | Denpasar - Pada tanggal 3 November 2025 Pemerintah Jepang mengumumkan Prof. I Gede Putu Wirawan yang merupakan Guru Besar Universitas Udayana sebagai salah satu penerima Anugerah Bintang Jasa untuk Musim Gugur Tahun 2025 termasuk kepada 104 warga negara asing. Tokoh dari Bali ini  menjabat sebagai Kepala Unit Pelaksana Tugas (UPT) Laboratorium Sumber Daya Genetika dan Biologi Molekuler, Universitas Udayana.

Baca Selengkapnya icon click

Alasan untuk Melanjutkan Pendidikan di China

bvalitribune.co.id | China merupakan salah satu negara yang melambangkan negara modern dan maju, namun tetap melestarikan adat-istiadat yang tidak pernah dilupakan. Selain menjadi negara yang indah untuk dikunjungi karena budayanya, China juga menjadi negara yang baik untuk melanjutkan pendidikan. Sebab, banyak perguruan tinggi di China yang unggul dalam riset dalam bidang sains dan teknologi. 

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Dibawah Turah Tut, Golkar Badung Bakal Merapat ke Adicipta

balitribune.co.id | Mangupura - Partai Golkar Badung bakal "banting setir" dibawah kepemimpinan Ketua DPD yang baru, Anak Agung Ketut Agus Nadi Putra. Partai Beringin dibawah komando Turah Tut - sapaan Nadi Putra ini bahkan telah menyatakan kesiapannya untuk mendukung pemerintah Bupati Badung I Wayan Adi Arnawa dan Wakil Bupati Bagus Alit Sucipta (Adicipta) di Kabupaten Badung.

Baca Selengkapnya icon click

Walikota Jaya Negara dan IAGI Bali Bahas Solusi Jangka Panjang Penanganan Bencana Banjir di Kota Denpasar

balitribune.co.id | Denpasar - Pemerintah Kota Denpasar terus berupaya untuk mencari solusi agar bencana banjir yang melanda seperti terjadi pada 10 September 2025 lalu tidak terulang kembali. Hal tersebut diungkapkan saat Walikota Denpasar, IGN Jaya Negara menerima Tim Ikatan Ahli Geologi Indonesia Daerah Bali di Kantor Walikota Denpasar, Senin (3/11).

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Transfer Pusat Menurun, Dewan Desak Eksekutif Optimalkan Pendapatan Retribusi dan PHR

balitribune.co.id | Bangli - Dampak dari transfer dana pusat menurun, kalangan Dewan mendesak  pihak eksekutif mengoptimalkan PAD untuk memperkuat fiskal Pemerintah Daerah.  Adapun dua sumber PAD yang bisa dioptimalisasi  yakni dari retribusi dan Pajak Hotel Restoran (PHR),  

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.