Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Kunjungan Budaya: Kejarlah Seni Hingga ke Negeri China

Bali Tribune/Putu Suasta
balitribune.co.id | Pembangunan infrastruktur yang sangat masif di China telah menjadi perhatian dunia selama 30 tahun terakhir. Dampak ekonomi yang diterima oleh China dari pembangunan besar-besaran di bidang infrastruktur tersebut mulai terlihat secara signifikan sejak tahun 2011,  hingga kini menempatkan Negeri Panda tersebut sebagai penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi global. Sepertiga dari pertumbuhan ekonomi global disumbang oleh China sendiri sebagaimana diungkap oleh Bank Dunia dalam laporan studi kasus berjudul “China: Infrastructure, Growth, and Poverty Reduction”.
Infrastruktur sesungguhnya hanyalah katalisator atau instrumen yang mempercepat pertumbuhan dan pendistribusian berbagai hasil pembangunan di sektor lain: pendidikan, pertanian, industri, seni-budaya dan sebagainya. Tulisan ini akan fokus pada kemajuan pesat seni rupa China dalam beberapa dekade terakhir, berbarengan dengan kemunculan gedung-gedung pencakar langit, kreta api cepat yang menembus gunung dan berbagai capaian gigantik lainnya. 
Keseriusan pemerintah China untuk mengembangkan dan mempromosikan seni-budaya ditunjukkan, salah satunya, dengan mengundang para seniman asing mengunjungi pusat-pusat pengembangan seni-budaya mereka sendiri. Selain alasan promosi, kunjungan budaya seperti ini juga merupakan upaya untuk belajar bersama, saling menginspirasi dan saling memperkaya pengalaman di antara para pelaku seni. Sama seperti ilmu, seni juga membutuhkan eksplorasi tanpa batas wilayah, layaknya menyitir sebuah pribahasa lama: “kejarlah ilmu hingga ke negeri China”.
Atas undangan Konsul China di Bali, penulis bersama dengan para seniman Bali yakni Made Somadita, Poleng, Rediasa, Chusin Setiadikara, Redika, Susanta dan Agung Rai sebagai ketua delegasi, belajar langsung pengembangan seni budaya di tiga provinsi yakni Nanchang, Yangzhou dan Xichuan. Inisiatif undangan tersebut didasari kesadaran bersama bahwa seni-budaya Bali dan China dapat saling memperkaya. Kesadaran ini juga telah ditunjukkan pemerintah China melalui konsulatnya di Bali dengan mendukung beberapa pameran bersama antara seniman Bali dan China.
 
Harmoni Seni Tradisional dan Kontemporer
 
China memiliki perhatian besar terhadap dunia seni rupa baik yang bersifat tradisional maupun kontemporer.  Lukisan mereka sangat khas dengan obyek alam, dunia flora dan fauna. Para pelukis tradisional China menggunakan warna-warna tunggal (monochrome). Sama dengan Bali, lukisan-lukisan tradisi China ada yang dipakai sebagai souvenir atau cinderamata bagi turis-turis asing yang berkunjung ke China, tapi ada juga yang diperlakukan sebagai fine art.   
Para pelukis kontemporer China tidak saja berkutat dalam negeri mereka sendiri, melainkan juga meluber ke luar negeri. Seni rupa China, di era 80-an hingga hari ini, memiliki pengaruh yang sangat kuat pada tren global. Seni rupa China kini ‘merajai’ Asia dan mendapat tempat istimewa di beberapa negara Eropa bahkan Amerika.
Indonesia sendiri sempat terpengaruh dengan tren seni rupa kontemporer China di era 90-an dan 2000-an saat booming seni rupa terjadi di Indonesia. Hal ini terjadi antara lain karena para kolektor dalam negeri menggandrungi gaya-gaya subject matter khas China. Tetapi di luar itu, China telah membuktikan bahwa kreatifitas seniman mereka telah diakui dunia. 
Meledaknya seni rupa kontemporer China, selain karena bakat mereka yang luar biasa, juga karena peran pemerintah yang mengciptakan iklim kondusif pengembangan seni dan memberi dukungan serius dari sisi infrastruktur dan finansial. Meski penguasa di sana sangat tegas terhadap kritik, namun dalam kaitan perkembangan seni rupa rupa kontemporer, pemerintah China sangat permisif. Pemerintah bahkan menyediakan gedung-gedung besar bekas pabrik yang tak terpakai untuk dijadikan tempat berkegiatan seni rupa, misalnya berkarya bersama, berpameran, bahkan juga dimanfaatkan untuk penyelenggaraan biennale. Untuk biennale seni rupa, China kini sangat diperhitungkan dunia. 
Pariwisata China tak lagi sepenuhnya mengandalkan Great Wall (tembok besar China yang legendaris), tetapi juga destinasi biennale seni rupa. Biennale di China kini menjadi ajang seni rupa yang ditunggu-tunggu masyarakat dunia. China telah berhasil menjadikan dirinya sebagai satu garda depan dalam urusan biennale dunia. 
Bekerja sama dengan lembaga-lembaga pariwisata, negeri Tirai Bambu ini secara masif dan total mempromosikan keunggulan seni budayanya ke dunia.  Selain seni rupa, China juga kaya dengan kesenian lain seperti seni pertunjukan, teater tradisional dan pertunjukan spektakuler.
 
Pengelolaan Profesional
 
Di Proivinsi Yangzhou terdapat pusat pengembangan seni-budaya yang merupakan salah satu tempat belajar terbaik di dunia bagaimana seni-budaya semestinya dikelola, dikembangkan dan dijadikan sarana pendidikan dengan mengandalkan manajemen dan teknologi mutakhir. Yangzhou Culture & Art Center menempati lahan yang sangat luas sehingga dapat merepresentasikan semua kebudayaan China. Semua kebutuhan kebudayaan disediakan secara lengkap. 
Perangkat administrasinya sudah digitalisasi. Sentuhan modernitas sangat kental dalam keseluruhan penampilan Yangzhou Culter & Art Center. Setidaknya ada beberapa gedung besar dalam area ini, yakni museum seni, museum keramik, museum umum, perpustakaan, gedung konser (Concert Hall) dan taman/ruang terbuka.
Masing-masing gedung memiliki arsitektural yang fungsional dan modern, sangat kekinian, tata interior yang diperhitungkan sesuai fungsi gedung. Museum di sana bukan sekadar memajang benda-benda, melainkan juga memperhitungkan tata letak, pencahayaan lampu, jarak pandang pengunjung dengan obyek/koleksi museum. Museum juga memberikan pelayanan informasi atau menyediakan ruang di mana pengunjung dapat melihat langsung suatu karya dikerjakan.
Para seniman Bali juga diberi kesempatan untuk melukis di sana dengan menggunakan perlengkapan yang telah disediakan. Mereka berekspresi dengan imajinasi masing-masing sesuai rasa dan akal budi mereka saat berada di China. Dengan menggunakan bahan-bahan yang disediakan pihak museum, pada umumnya tak ada kesukaran berarti memanfaatkan kertas dan bahan melukis buatan China. 
Di kesempatan lain para seniman Bali diajak menonton sebuah pertunjukan spektakuler dengan panggung alam dan buatan yang mahaluas. Semua itu dilakukan dengan bantuan teknologi dan digitalisasi.
Inilah keterlibatan pemerintah China dalam menyokong pembangunan seni budayanya. China ingin memperlihatkan supremasinya juga dalam bidang seni budaya. Seni modern dan seni tradisional beserta warisan sejarahnya, semua menjadi satu integrasi kultural yang dibangun secara masif, serius dan sangat profesional. Tak ada lagi yang tak dibangun dan diurus oleh pemerintah China dalam menyokong kegiatan kerja kreatif. Pendanaan, sarana dan keleluasaan dalam berkreasi diwujudkan dengan utuh dan konkret oleh pemerintah China.
Karena itu, penting bagi seniman Bali dan para seniman lain untuk belajar dari negeri Tirai Bambu ini. Pada China, kita harus belajar banyak mengejar ketertinggalan, sedikitnya dalam upaya bersungguh-sungguh, profesional dan total.
wartawan
Putu Suasta
Category

Pendakian ke Pucak Mangu Ditutup Sementara, Pemkab Badung Dukung Karya Sakral 10 Tahun Sekali

balitribune.co.id | Mangupura - Jalur pendakian ke Pura Pucak Mangu, Desa Adat Tinggan, Desa Pelaga, Kecamatan Petang, ditutup sementara mulai 21 Oktober hingga 17 November 2025. Penutupan ini dilakukan karena digelarnya karya besar 10 tahun sekali yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Badung bersama krama Desa Adat Tinggan.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Antisipasi Bahaya di Jalan Raya Sejak Usia Remaja

balitribune.co.id | Gianyar – Astra Motor Bali kembali menunjukkan komitmennya dalam mengedukasi generasi muda melalui kegiatan Edukasi Safety Riding di SMAN 1 Gianyar. Sebanyak 70 siswa antusias mengikuti kegiatan yang dikemas dengan suasana fun learning bertema “Antisipasi Bahaya di Jalan Raya”pada jumat (24/10).

Baca Selengkapnya icon click

Makex Robotic Competition 2025 di Bali, 9 Negara Bersaing Menuju Juara Dunia

balitribune.co.id | Denpasar - Menuju Kejuaraan Dunia, (World Championship) yang akan dilaksanakan di China, Januari 2026 mendatang. Sembilan Negara yaitu, Indonesia, Mexico, India, Lebonan Korea Selatan, Thailand, Filipina , Malaysia dan UAE bertarung di event Makex Robotic Competition 2025 yang diadakan di  Hotel Aston Denpasar, Jumat (23/10).

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Cuaca Ekstrem Pengaruhi Hasil Panen Mentimun

balitribune.co.id | Tabanan - Cuaca panas ekstrem yang terjadi di Bali beberapa waktu terakhir ini membuat sejumlah hasil panen petani kurang maksimal. Seperti yang terjadi di Desa Pelaga Kecamatan Petang Kabupaten Badung, hasil panen mentimun tidak optimal karena pengaruh cuaca. Kualitas mentimun yang kurang bagus juga memengaruhi harga jual. 

Baca Selengkapnya icon click

Capaian Rencana Investasi Buleleng Jelang Akhir Tahun 2025 Tembus Rp 30,3 Triliun

balitribune.co.id | Singaraja - Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Buleleng, mencatat realisasi investasi yang masuk ke daerah tersebut jelang akhir tahun 2025, telah mencapai Rp 30,3 triliun dari total target yang direncanakan.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.