Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

LPD Intaran Diberitakan Oleng, Mudana: Hanya Pembatasan Penarikan Tabungan

Bali Tribune / LPD Intaran

balitribune.co.id | DenpasarSanternya kabar tentang kondisi LPD Intaran sedang oleng dibantah oleh Ketua LPD Desa Adat Intaran, I Wayan Mudana. “Bukan nasabah tidak bisa tarik tabungan, tapi hanya dilakukan pembatasan penarikan,” tegas Wayan Mudana kepada Bali Tribune, Selasa (14/6).

Ditemui di kantornya, Mudana menjelaskan, nasabah tetap bisa menarik uang hanya saja dilakukan pembatasan. Situasi ini, kata Mudana, disebabkan oleh dampak pandemi Covid-19. Karena hampir seluruh nasabah merupakan pekerja di bidang pariwisata.

“Pariwisata yang tidak berjalan, membuat sebagian besar nasabah lebih memilih menarik tabungannya. Disisi lain banyak pula nasabah pinjaman kredit yang tidak  membayar, disamping makin sedikitnya penabung-penabung rutin. Maka dari itu, kata Mudana,  LPD Desa Adat Intaran membatasi untuk penarikan.

“Pembatasan ini sudah berjalan selama 2 tahun, atau selama masa darurat pandemi Covid-19. Tentunya, LPD bersama Desa Adat tetap berbuat dan bertanggung jawab terhadap dana yang dimiliki nasabah,” kata Mudana.

Tujuan dari pembatasan ini adalah pemerataan kepada setiap nasabah. Agar semua nasabah dapat menarik uangnya walau sedikit dan juga supaya LPD bisa berlangsung lebih lama sembari menunggu situasi pandemi benar-benar membaik.

Karena jumlah nasabah yang lebih dari seribu, biasanya diberlakukan pembatasan dengan nomer antrian, namun tidak menentu karena tergantung uang yang masuk. Seperti misalnya hari ini (14/6) tidak ada lagi nomer antrian karena nasabah sedikit yang datang.

Dulu, tambah Mudana, ketika sirkulasi keuangan masih bagus, kami masih bisa memberikan penarikan kepada satu nasabah hingga Rp5 juta per bulan. Bervariasi mulai dari Rp5 juta, Rp2 juta atau Rp1 juta tergantung dari banyak tabungan dan deposito yang mereka miliki.

"Itupun dibagi, misalnya total ingin tarik Rp5 juta, kami berikan Rp1 juta per minggunya. Tapi ketika kondisi menurun seperti sekarang tidak kami layani sebanyak itu, paling hanya Rp2-3 juta saja, dengan maksimal penarikan Rp500 ribu per minggu" imbuh Mudana.

Lihat foto: Ketua LPD Desa Adat Intaran I Wayan Mudana

Beberapa waktu lalu, diakui Mudana sempat terjadi komplain dari nasabah, mungkin karena tidak dapat melakukan penarikan dan belum mengerti situasinya. Kemudian didatangi wartawan, dibuat berita hingga sangat heboh.

"Padahal tidak seperti di berita-berita itu yang bilang LPD Intaran oleng, uang nasabah dipakai ini dan itu, maksudnya apa saya juga tidak mengerti, saya bisa katakan berita itu tidak benar. Coba saja lihat, sekarang situasi LPD kami biasa-biasa saja, semuanya normal, operasional tetap berjalan, tidak ada masalah kan," ucapnya.

Pada intinya, kata Mudana, yang terjadi saat ini adalah pembatasan dan penarikan berjadwal. Karena perputaran uang yang tidak seimbang. Maka dari itu sudah dilakukan penjualan aset-aset berupa tanah yang dimiliki LPD Desa Adat Intaran. Sebanyak 6 lokasi beberapa ada di Tukad Balian, Sanur, Klungkung dan Gianyar. Hanya saja belum ada yang laku terjual.

Sementara Jro Bendesa Desa Adat Intaran, I Gusti Agung Alit Kencana ketika ditemui di kantor Bupda, meminta maaf dan menolak memberikan keterangan. Lantaran mengaku terburu-buru serta menyebut kewenangan ada di ketua LPD.

Di hari yang sama terlihat beberapa nasabah yang keluar dari pintu depan. Wanita yang tidak mau menyebutkan namanya itu mengaku karena kesiangan akhirnya belum bisa menarik uang tabungan. Ia hanya dimintai nomer ponsel untuk kemudian akan dihubungi oleh pihak LPD.

Nasabah sepasang suami istri juga mengungkap hal yang sama. Mengaku beberapa bulan kesulitan melakukan tarik tunai. "Sekarang sangat sulit narik tabungan, sudah 2 bulan begini, pihak LPD bilang tidak ada uang, karena sedikit yang nabung dan bayar kredit," ucapnya.

Reaksi nasabah di Pasar Intaran

Menelusuri isu terkait kolapsnya kondisi keuangan LPD Intaran, wartawan Bali Tribune mewawancarai sejumlah pedagang di Pasar Intaran yang berlokasi di Desa Adat Intaran Sanur, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Selasa (14/6).

Mengingat LPD Intaran merupakan pengelola Pasar Intaran, sehingga praktis seluruh pedagang menjadi nasabahnya. Seorang pedagang sembako bernama Ari Armayanti (43), mengakui bahwa pertama kalinya ia mendengar tentang kabar yang ramai diberitakan di media massa.

"Saya kurang tahu ya, ini juga pertama kalinya saya dengar. Selama ini untuk menabung saya selalu berhubungan dengan pegawai LPD yang langsung datang ke sini, tidak pernah ke kantor," paparnya.

Tak jauh dari sana, seorang pemilik toko sembako berinisial U dan seorang anaknya yang disamarkan namanya mengakui bahwa isu tentang olengnya kondisi keungan LPD Intaran sudah masuk ke telinganya selama beberapa waktu.

"Saya dengar kemarin dari pedagang lain dan memang isunya sudah santer sehabis pandemi, katanya sulit menarik tabungan atau deposito," ungkapnya.

"Sebagai salah satu nasabah, tentunya  kalau memang benar itu terjadi sangat mengkhwatirkan sebab saat sedang kepepet dan butuh dana kita malah tidak bisa menarik uang kita," tambahnya.

Disinggung tentang kemungkinan adanya krisis, ia tak mau gegabah dan berasumsi, sebab LPD Intaran selama ini banyak membantunya dalam proses sewa toko di Pasar Intaran

"Membawa isu ini ke pihak berwajib tidak ya, karena belum tentu juga kebenarannya dan kalau tabungannya sulit cair saya bisa alihkan ke tagihan kontrakan toko," tutupnya.

Sementara pedagang canang bernama Ketut Murni (63) dan adiknya yang menolak untuk ditulis namanya juga memaparkan hal yang serupa. Murni mengaku bahwa ia mendengar kabar ini dari pedagang-pedagang lain dan beranggapan kalau masalahnya bersumber dari minimnya jumlah orang yang menabung serta membayarkan kredit, sementara yang menggadaikan serta menarik banyak.

"Saya tahu dari teman kemarin. Jadi saya sempat dijelaskan kalau banyak yang menarik uang tetapi tidak ada yang membayar kredit, jadi mungkin itu yang menyebabkan situasi terjadi seperti sekarang. Saya bulan Maret kemarin menarik dua kali, totalnya saya dapat Rp 1.000.000."

Berbeda dengan adiknya yang menyimpan nominal uang cukup besar di LPD Intaran. Murni menjelaskan, bahwa selama ini dia tak mengalami kendala signifikan. Jumlah yang ia butuhkan diberikan oleh pihak LPD Intaran ketika dia datang langsung ke kantor.

"Untuk saya sendiri tidak ada masalah. Saya kalau mau menabung atau menarik uang langsung datang ke kantor tidak melalui pegawainya, selama ini langsung diberikan kalau ada. Tabungan saya juga hanya tinggal sedikit," aku wanita asli Desa Adat Intaran ini.

Kemudian ada seorang pedagang bumbu beberapa meter dari tempat berjualan Murni, yakni wanita berinisial WM.

"Saya saat menarik tabungan berkomunikasi langsung dengan pegawai LPD Intaran yang setiap hari datang ke sini, kalau ada saya diberikan, kalau tidak ya tidak. Hanya saja nominalnya memang tak banyak."

Ia menuturkan, bahwa selama ini ia rutin menerima uangnya setiap dua minggu sekali, dengan nominal Rp500.000.

"Saya diberitahu kalau tidak bisa langsung menarik uang dengan nominal tinggi, jadi saya diberikan sedikit-sedikit. Uang saya yang dulunya ada Rp11.000.000, sekarang tersisa sekitar Rp4.900.000. Saya memaklumi keadaan yang ada dan saat saya tanya pegawai yang datang, dia bilang keadaannya aman-aman saja," katanya.

Rekan WM yang meminta untuk disamarkan namanya juga memberikan pengakuan serupa. Menurutnya, keberadaan uangnya di LPD Intaran lebih terjamin ketimbang sebuah koperasi yang hingga kini hanya memberikan sebagian kecil dari sejumlah uang tabungannya.

wartawan
M1, M2
Category

Polres Badung Ungkap Hasil Penyelidikan Kasus Konten di Dalam Studio

balitribune.co.id | Mangupura - Polres Badung merilis kembali perkembangan terbaru terkait penanganan kasus pembuatan konten oleh sekelompok warga negara asing (WNA) di sebuah studio di kawasan Pererenan, Mengwi, Rabu (10/12). Total 20 WNA dan 14 WNI diamankan saat itu, beserta sejumlah barang bukti berupa kamera dan alat kontrasepsi.

Baca Selengkapnya icon click

Jika Pilihan Terakhir, Dewan Minta Rencana Pemotongan TPP ASN Didukung

balitribune.co.id | Singaraja - Rencana Bupati Buleleng Nyoman Sutjidra akan memotong anggaran penghasilan pegawai (ASN) akibat keuangan daerah menghadapi tekanan, mendapat dukungan Ketua DPRD Buleleng Ketut Ngurah Arya. Ia mengatakan keputusan itu harus di hormati karena menjadi bagian strategi pemerintah mengatasi krisis keuangan.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Pria Asal Ambon Tewas Gantung Diri

balitribune.co.id | Mangupura - Seorang pria asal Ambon, Maluku, Reinart Ezra Purnama (19) ditemukan tewas tergantung di bawah beton penyangga Cafe Kawasan Pantai Balangan, Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Selasa (9/12) pukul 08.51 Wita. Korban tergantung dengan seutas tali tambang plastik berwarna biru dengan ketinggian 2 meter dari permukaan tanah. Korban tergantung menghadap arah selatan.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Sapi Hilang Akhirnya Ditemukan, Polisi Imbau Warga Tetap Waspada

balitribune.co.id | Singaraja - Kekhawatiran warga Desa Bubunan, Kecamatan Seririt, Buleleng, akhirnya mereda setelah seekor sapi yang sempat dilaporkan hilang berhasil ditemukan. Hewan ternak milik Komang Arjana Giri dari Banjar Dinas Tegal Wangi itu ditemukan pada Selasa (9/12) oleh warga setempat bernama Kadek Putra.

Baca Selengkapnya icon click

TP. Posyandu Bali Gelar Aksi Sosial ‘Membina dan Berbagi’ di Desa Darmasaba

balitribune.co.id | Mangupura - Sebanyak 50 orang Kader Posyandu Desa Darmasaba mendapatkan pembinaan dan bantuan dalam kegiatan aksi sosial bertajuk "Membina dan Berbagi" yang dilaksanakan oleh Tim Pembina (TP) Posyandu Provinsi Bali di Wantilan Pura Ntegana Desa Adat Tegal, Darmasaba, Kecamatan Abiansemal, Rabu (10/12). Bantuan diserahkan secara langsung oleh Ketua TP.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.