Maestro Patung, I Ketut Moderen Berpulang | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 19 April 2020 19:08
I Nyoman Astana - Bali Tribune
Bali Tribune / Almarhum I Ketut Moderen

balitribune.co.id | Gianyar - Meski sudah lama menderia sakit Prostat, kondisi I Ketut Moderan, sempat membaik lantaran  tantangan membuat karya khusus pesanan Presiden RI ke-5, Megawati Soekarna Putri dua tahun lalu. Namun, maestro patung dari Banjar Bangun Liman, Desa Buruan, Blahbatuh ini akhirnya menyerah dengan derita  tetanus. Moderan pun  meninggal dalam perawatan  di RSUD Sanjiwani Gianyar, Sabtu (18/4).  

Berita meninggalnya I Ketut Modren inipun mengejutkan  berbagi pihak, khususnya  Pemkab Gianyar dan  politisi. Mengingat, dalam beberapa tahun terakhir ini, Ketut Moderen sering disambangi Pejabat dan politisi  karena sempat menggarap tiga patung khusus berukuran besar  yang merupakan pesanan Presiden RI ke-5, Ibu Megawati Soekarno Putri. Patung itu digarap hingga satu tahuan lebh dengan tema  gugurnya Kumbakarna dalam Epos Ramayan, perang Bharatayuda dan satu patung bebondresan.

Setelah patung khusus itu selesai digarap, Moderen tetap melanjutkan karya-karyanya yang lain dengan dibantu sejumlah  pematung  asuhanya.  Namun sayang, dalam beberapa hari terakhir, modren harus dihadapkan pada infeksi tetatus di saat kondisinya sudah mulai melemah. Dari keterengan pihak keluarganya, sang maestro tengah mempersiapkan pembuatan studio untuk menempatkan karya-karyanya. Karena selama ini, patung karyanya tidak memiliki tempat khusus. Terlebih saat pengerjaan kerap dilakukan di tempat terbuka, seperti di tegalan.

I Nyoman Arjawa, Ketua Sabha Desa Pakraman Buruan yang sangat dekat dengan almarhum, Minggu (19/4) mengatakan, warga Buruan merasa sangt kehilangan atas meninggalnya almarhum. Moderen selama ini ditempatkan warga sebagai seniman motivator, karena hampir 90 persen seniman-seniman muda di desa setempat adalah asuhannya. “Tidak hanya seni patung,  Beliau juga seorang pelukis. Seniman-seniman di Buruan ini hampir semua sempat berguru ke sang maestro ini, ungkap mantn anggota DPRD Gianyar ini.

Lanjutnya,  sebelum terkena tetanus, mendiang sempat mempersiapkan studio atau tempat membuat patung baru. Saat itu, kata Arjawa, mendiang terkena paku. Pihak keluarga sempat mengajaknya berobat ke RSUD Sanjiwani, dan menjalani irawat inap. Namun baru dirawat sehari, mendiang meninggal, Sabtu sekitar pukul 04.00 Wita. “Beliau meninggal karena infeksi tetanus. Pemakaman akan dilakukan besok (Senin),” ujarnya.

Tambahnya, mendiang merupakan sosok seniman penuh semangat. Dimana setiap karyanya tidak semata-mata mengejar profit oriented. Karya yang dibuatnya penuh dedikasi. Semasa hidupnya, sang maestro kerap menekannya, tanpa berkarya hidupnya terasa hambar, karena itu pula saat menderita Prostat akut, kondisinya  langsung membaik ketika menerima pesanan membuat patung khusus unuk Presiden RI ke-5, dua tahun lalu.