
balitribune.co.id | Negara - Tradisi makepung atau balap kerbau di Kabupaten Jembrana menunjukkan daya tariknya yang luar biasa. Dengan peningkatan jumlah peserta dan antusiasme masyarakat yang tinggi, Makepung membuktikan posisinya sebagai warisan tradisi yang tidak lekang oleh waktu, mampu beradaptasi dengan era modern, dan menjadi aset berharga bagi pariwisata dan kebudayaan Jembrana.
Dengan komitmen kuat dari pemerintah daerah dan dukungan antusias dari masyarakat, tradisi makepung tidak hanya menjadi warisan masa lalu, tetapi juga motor penggerak pariwisata dan ekonomi kreatif Jembrana di masa depan. Terbukti dari setiap event lomba makepung, selain jumlah peserta yang terus meningkat, antusiasme masyarakat juga tinggi. Seperti yang teranyar Lomba Makepung Bupati Cup 2025 yang digelar di Sirkuit Samblong, Kelurahan Sangkaragung, pada Minggu (24/8).
Event rutin setiap tahun untuk menyemarakan HUT Kota Negara ini berlangsung meriah, menarik ribuan warga dan wisatawan. Lomba yang dimulai sejak pagi sekitar pukul 08.00 WITA ini dilepas langsung oleh Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan, bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda). Sejak pagi, ribuan masyarakat sudah memadati sisi lintasan sirkuit, antusias menyaksikan atraksi kejar-kejaran pasangan kerbau yang dipacu oleh joki-joki andal.
Ketua Panitia Makepung, I Made Mara, mengungkapkan Lomba Makepung Bupati Cup 2025 ini merupakan event kelima dan jumlah peserta tahun ini mengalami peningkatan signifikan. Total sebanyak 246 pasang kerbau ambil bagian dalam perlombaan. Peserta terbagi menjadi dua blok, yaitu Blok Ijo Gading Timur dengan 110 peserta dan Blok Ijo Gading Barat dengan 136 peserta. Peningkatan jumlah peserta ini mencerminkan tingginya minat masyarakat untuk melestarikan tradisi.
Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan menegaskan semua tradisi seni dan budaya di Jembrana harus terus dijaga, terutama makepung yang menjadi warisan budaya tak benda, ikon daerah Jembrana. Selain untuk memberikan hiburan kepada masyarakat Jembrana, tujuan digelarnya event makepung ini sebagai upaya pelestarian budaya dan menguatkan potensi lokal (lokal pride) serta menarik dan meningktakan kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
“Makepung adalah warisan budaya yang harus terus dijaga dan dilestarikan. Selain menjadi kebanggaan masyarakat Jembrana, kegiatan ini juga memiliki daya tarik besar bagi wisatawan,” ujar Bupati. Bupati Kembang juga menyatakan akan berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Bali agar Lomba Makepung Gubernur Cup yang menjadi sebuah ajang bergengsi dan sangat dinantikan oleh sekah makepung dan masyakarakat Jembrana bisa digelar kembali, dan bisa secara berkelanjutan.
Ia pun mengakui, Jembrana juga memiliki kekayaan tradisi, seni dan budaya yang sarat dengan nilai-nilai kearifan lokal. Potensi daerah ini diakuinya tidak kalah dengan daerah lainnya. Kini selain makepung, pihaknya juga berencana menggelar kembali Festival Jegog Mebarung secara kolosal. Festival ini akan melibatkan puluhan sekha jegog (grup gamelan jegog) yang tersebar hampir di seluruh desa di Jembrana dan mendapat dukungan anggaran langsung dari Pemerintah Provinsi Bali.