Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Membajak Demokrasi

Bali Tribune/IGM. Pujastana
balitribune.co.id | •…. Kita tahu Para Demagog (prokator) ekstremis bermunculan dari waktu ke waktu  di semua masayarakat, bahkan di (masyarakat) dengan demokrasi sehat…” tulis  peneliti demokrasi terkenal Steven Levitsky dan Daniel Ziblat dalam bukunya “How Democarcy Die” yang diterjemahkan menjadi “Bagaimana Demokrasi Mati” dan diterbitkan Gramedia Pustaka Utama tahun lalu.

Dunia saat ini  tengah mengalami paceklik  demokrasi. Para politisi cenderung memiliki identitas povokator sebagai jalan pintas mengunpulkan massa. Calon pemimpin politik yang berawal dari karakter provokator bermunculan dan mengancam demokrasi dunia  persis seperti masyarakat provokator masa lalu yang kemudian melahirkan paradiktaktor yang ingin dilupakan sejarah.

Sebagaimana juga di tulis Steven Levitsky dan Daniel Ziblat, para demagog ada di semua negara demokrasi dan kadang salah seorang diantaranya meraih perhatian publik. Masalah demokrasi saat ini bukanlah cara mencegah munculnya sosok seperti itu melainkan menemukan  cara mencegah mereka menduduki tempat sentral dalam partai politik mapan sehingga  dapat menjadi filter bagi mewabahnya provokator di lingkaran elit politik.

Partai politik merupakan filter utama dalam menghadang  kebangkitan demagog ekstremis dan menyisihkan mereka agar  tetap berada di tepi panggung elit politik. Partai politik, dalam hal ini, harus tampil paling depan dan sama-sama mengisolasi mereka dari pusat elit pemerintahan. Memang tanggapan massa rakyat juga hal yang penting dalam analisa mengenai  kebangkitan provokator tetapi yang jauh lebih penting adalah persoalan, apakah elit  dan partai politik dapat tampil menjadi filter yang ampuh bagi kemunculan mereka di lingkaran kekuasaan?

Sejarah menunjukan bahwa partai milik ditaktor macam Hitler dan Mussolini hanya memiliki anggota pendukungyang tak lebih dari 2 persen  populasi.  Partai politik milik kedua ditaktor hebat itu  tidak pernah menjadi partai mayoritas dalam pemilihan umum yang bebas dan adil. ‘’Justru mayoritas pemilih  mentang keduanya - sebelum keduanya meraih kekuasaan karena dukungan orang dalam (partai) politik yang buta akan bahaya ambisi mereka.”   Keduanya akhirnya sukses membajak demokrasi dan merubahnya menjadi masyarakat fasis yang mengerikan.  

Beberapa negara macam Belgia, Britania, Kosta Rika dan Finlandia juga menghadapi ancaman  dari para demagog tapi berhasil  berhasil mencegah mereka meraih kekuasaan dan mengisolasi  mereka di pinggir arena. “Barangkali karena orang Kosta Rika dan Belgia lebih demokratis dibandingkan orang Italia  dan Jerman,” tulis Steven Levitsky dan Daniel Ziblat.

Indonesia sudah memasuki sekitar dua dasawarsa  menapaki demokrasi semenjak Reformasi 1998. Tapi apakah sesungguhnya demokrasi negeri ini sudah aman, jauh dari bahaya pembajakan demokrasi yang melahirkan  otoritarianisme? Demokrasi mati saat sekarang dengan cara yang berbeda dari tahun 1930-an 1960 - 1990-an. Tidak secara vulgar di todong senapan tentara.

Sebagaimana terungkap dalam buku How Democracy Die, “Kediktaktoran yang mencolok - dalam bentuk fasisme, komunisme atau kekuasaan militer - sudah hilang di sebagaian negara. Kudeta militer dan perebutan kekuasaan sudah  dengan cara kekerasan sudah jarang terjadi. Sebagaian besar negara menyelenggarakan pemilu secara teratur. Demokrasi bertumbangan dengan cara yang berbeda. Sejak akhir Perang Dingin, sebagian besar kehancuran  demokrasi  bukan disebabkan oleh para jendral dan serdadu melainkan pemerintahan hasil pemilu.” 

Demokrasi tetap saja bertumbangan tetapi dengan cara yang mengecoh. Demokrasi mati dengan cara yang unik, di tangannya sendiri!

Indonesia sebagaimana halnya negara demokrasi lain tak bisa  punya agenda mencegah kemunculan para provokator (demagog) sekalipun resikonya  mengancam demokrasi itu sendiri. Rumitnya lagi, para demagog ini sering menggunakan isu suku, agama, ras dan antar golongan   dalama usaha meraih  perhatian publik. Kombinasi antara isu SARA dan Para Demagog tentu saja merupakan ancaman serius bagi Demokrasi. Sekali isu identitas digunakan dalam politik,  bola salju yang muncul dan menggelinding  akan sulit dikendalikan serta mencabik-cabik ketenangan kita sebagai bangsa heterogen. ***

 
wartawan
IGM. Pujastana
Category

Road To Piala by.U 2025, Telkomsel Adakan MASIH Bersama by.U di JB School Bali

balitribune.co.id | Denpasar – Sebagai rangkaian program Piala by.U 2025, turnamen futsal terbesar bagi pelajar tingkat SMP dan SMA di Indonesia, Telkomsel Kembali menghadirkan roadshow MASIH Bersama by.U (Momen AkSI Hiburan Bersama by.U) ke JB School Bali (29/8).

Baca Selengkapnya icon click

Bupati dan Wakil Bupati Tabanan Hadiri Upacara Ngenteg Linggih Pura Puseh Lan Desa

balitribune.co.id | Tabanan - Bupati Tabanan, I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M., didampingi Wakil Bupati Tabanan, I Made Dirga, anggota DPRD Tabanan dan jajaran terkait di lingkungan Pemkab Tabanan, menghadiri Uleman Ngupasaksi Upacara Ngenteg Linggih, Mamungkah, Ngusaba Desa lan Ngusaba Nini di Kahyangan Pura Puseh lan Desa, Desa Adat Labak Suren, Desa Bengkel Sari, Kecamatan Selemadeg Barat, Tabanan, Selasa (2/9).

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Ketua DPRD Gusti Anom Gumanti Dampingi Bupati dan Wabup Gandeng Tokoh Lintas Agama Jaga Kedamaian Badung

 balitribune.co.id | Mangupura - Untuk menjaga kondusifitas daerah, Ketua DPRD Badung I Gusti Anom Gumanti mendampingi Bupati Badung I Wayan Adi Arnawa bersama dengan Wakil Bupati Badung Bagus Alit Sucipta mengajak tokoh masyarakat lintas agama  untuk bersama menjaga kedamaian di Kabupaten Badung, Senin (1/9) di  Kantor Bupati, Puspem Badung. 

Baca Selengkapnya icon click

Nihil Demo, Pol PP dan Pecalang "Ngijeng" di DPRD Gianyar

balitribune.co.id | Gianyar - Isu adanya demontrasi serentak hingga ke DPRD kabupaten, langsung mendapat perhatian aparat gabungan di Gianyar. Tidak hanya aparat Kepolisian dan TNI, sejumlah Petugas Satpol PP hingga pecalang pun berjaga alias "Ngijeng" di Gedung DPRD Gianyar, Senin (1/9). Namun, hingga sore hari tidak ada tanda-tanda kelompok warga yang menggelar aksi demontrasi.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Dua Kebakaran Terjadi di Karangasem, Satu Korban Tewas di Kamar

balitribune.co.id | Amlapura - Dua kejadian kebakaran terjadi di lokasi berbeda di Karangasem pada Minggu (31/8) malam. Kejadian kebakaran pertama terjadi Di Banjar Taman, Lingkungan Padangkerta Kaler, Karangasem, dimana warga di lingkungan ini dibuat panik oleh kobaran api yang tiba-tiba membesar dari rumah dan kios milik Jro Mangku Nyoman Budiasa.

Baca Selengkapnya icon click

Antisipasi Aksi Anarkis, Pengamanan Pintu Masuk Bali dan Kantor DPRD Diperketat

balitribune.co.id | Negara - Serangkaian aksi anarkis di berbagai wilayah, termasuk di Denpasar, telah memicu situasi yang tidak kondusif. Kondisi ini menjadi perhatian serius aparat keamanan di Jembrana. Pengamanan di pintu masuk Bali, yakni Pelabuhan Gilimanuk, serta di Kantor DPRD Kabupaten Jembrana kini diintensifkan

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.