Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Mendidik Pikiran dan Akhlak di Rumah Karakter

Bali Tribune / I Komang Warsa - Kepala SMAN 1 Tembuku-Bangli

balitribune.co.id | “Pikiranmu memainkan peranan yang vital dalam membentuk hidupmu.” Kutipan ini mengingatkan kita pada derasnya arus kesejagatan dan teknologi semakin tidak terbendung, hal ini berimplikasi pada degradasi moral anak bangsa. Pendidikan memainkan peran krusial dalam membentuk karakter dan pikiran manusia. Sekolah, yang sering disebut sebagai rumah kedua, menjadi salah satu fondasi kuat dalam membangun karakter anak bangsa.

Pendidikan sebagai proses menyemai pikiran harus mempunyai fondasi yang kuat agar tidak liar. Pikiran manusia jika dibiarkan tumbuh tidak mendapat pendidikan akan bisa menjadi liar. Liarnya pikiran manusia akan lebih berbahaya dari binatang yang paling buas di bumi. Oleh karena itu, sekolah sebagai "rumah peradaban karakter" adalah tempat vital untuk mendidik pikiran agar dapat bertumbuh kembang menjadi pribadi-pribadi  baik.

Salah satu peradaban rumah karakter yang dinamakan SMA Negeri 1 Tembuku terletak di lembah bukit Undisan, sebuah lokasi yang penuh dengan keheningan dan kedamaian yang memiliki energi spiritual. Dikelilingi oleh keindahan alam yang mempesona, sekolah ini dikenal sebagai tempat peradaban kesucian yang memancarkan daya taksu spiritual yang positif.

Dengan motto sekolah "Mendidik Pikiran dan Akhlak di Rumah Karakter," menjadikan SMA Negeri 1 Tembuku berkomitmen untuk membentuk generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki akhlak yang mulia sesuai dengan profil pelajar Pancasila. Di rumah karakter ini, setiap siswa diajarkan untuk menghargai kearifan lokal dan nilai-nilai luhur, menjadikan sekolah ini sebagai menara api dan mercusuar pendidikan yang holistik yang berakar kuat pada budaya dan spiritualitas.

Seperti batang pohon yang kokoh, pendidikan karakter di SMA Negeri 1 Tembuku adalah fondasi yang mengokohkan bangunan jiwa. Dalam setiap kelas, di antara suara-suara lantang para pengajar dan semangat membara para siswa, tersembunyi pelajaran tentang kejujuran, tanggung jawab, dan cinta kasih (prema). Kurikulum  bukanlah sekadar buku teks yang penuh angka dan huruf, tetapi sebuah perjalanan hidup yang memahat jiwa-jiwa peserta didik dengan kebajikan.

Di lingkungan sekolah yang asri, di mana pepohonan rindang menjadi saksi bisu perjalanan waktu, siswa belajar lebih dari sekadar akademik. Di tempat ini, mereka belajar tentang disiplin dari keindahan taman yang terawat, tentang tanggung jawab dari kebersihan lingkungan, dan tentang kebersamaan dari gotong royong membersihkan kelas. Guru-guru di sekolah ini bukan hanya pendidik, tetapi juga pemahat karakter, teladan hidup yang menunjukkan jalan melalui tindakan nyata. Ketulusan mendidik pikiran dan saling berbagi sebagai budaya di rumah-rumah karakter.

Bayangkan sebuah ruang kelas yang tidak hanya dipenuhi dengan meja dan kursi, tetapi juga dengan semangat kebijaksanaan, kejujuran, kemampuan intelektual, dan pelaksanaan nilai-nilai tersebut. Sekolah ini bukan hanya tempat untuk menghafal rumus matematika atau menguraikan kalimat kompleks, tetapi juga tempat untuk memahami makna kehidupan yang lebih dalam. Di setiap sudut kelas, dari papan tulis hingga perpustakaan, terpancar nilai-nilai yang membentuk karakter siswa sehingga mampu melahirkan matematika kebijaksanaan, fisika kehidupan dan untaian kalimat kejujuran.

Untuk mewujudkan pendidikan karakter yang efektif di rumah karakter, penerapan pendekatan 4 S (Saddhu, suddha, siddhi, dan siddha) menjadi langkah praktis yang penting. Pendekatan ini juga merupakan bagian dari implementasi profil pelajar Pancasila (P5) dalam Kurikulum Merdeka, yang menekankan pada pengembangan karakter secara holistik para peserta didik.

Pertama, Saddhu (bijaksana) sebagai pilar pertama dalam pendidikan karakter, membuka cakrawala baru bagi siswa dengan cara yang mendalam dan penuh makna. Ini bukan sekadar memuat pengetahuan dari buku teks, tetapi lebih kepada bagaimana setiap individu tumbuh dewasa dalam mengambil keputusan yang bijak, tidak hanya menguntungkan diri sendiri, tetapi juga tidak merugikan orang lain.

Sejak dini, siswa perlu dibimbing untuk mengasah kebijaksanaan melalui latihan pemecahan masalah, khususnya dalam memahami konsekuensi dari setiap pilihan yang mereka buat. Proses merenung tentang dampak tindakan dan memilih dengan bijak adalah esensi dari kebijaksanaan yang sejati. Dalam hal ini, diskusi kelas memainkan peran vital, menjadi ajang di mana nilai-nilai kebijaksanaan ditanamkan melalui interaksi dan refleksi kolektif.

Kedua, Suddha (Bersih dan Jujur): Kejujuran, sebagai pilar utama dalam pendidikan moral, sebagai lentera yang menerangi jalan setiap siswa menuju kemuliaan hati. Dalam perjalanan hidupnya, siswa harus belajar menanamkan kejujuran dalam setiap detak jantung dan napasnya. Kejujuran dalam belajar menjadi cahaya yang membimbing mereka melewati rintangan akademik, sementara kejujuran dalam berinteraksi dengan teman membangun jembatan kepercayaan yang kokoh.

Namun, yang terpenting adalah kejujuran dalam menghadapi diri sendiri, sebuah cermin kebersihan hati dan niat tulus yang tak ternoda. Ketika nilai ini diajarkan sejak dini, siswa akan tumbuh menjadi individu yang tidak hanya dapat dipercaya, tetapi juga dihormati, mencerminkan sinar kejujuran yang abadi di setiap langkah hidupnya.

Kemampuan intelektual (Siddhi) atau ibu pengetahuan sebagai pilar ketiga dalam pendidikan yang utuh, adalah obor yang menerangi cakrawala pemikiran siswa, membuka pintu pengetahuan dan kebijaksanaan. Pendidikan sejati memastikan bahwa pemahaman materi akademik bukanlah tujuan akhir, melainkan batu loncatan untuk penerapan nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Ketika kecerdasan intelektual bersanding harmonis dengan kecerdasan emosional, terciptalah individu yang seimbang, bagaikan simfoni yang indah dan serasi. Keharmonisan intelektual dan kecerdasan emosional yang menjadikan nilai kebijakan. Mereka bukan hanya menguasai ilmu pengetahuan, tetapi juga menghayati dan mengamalkannya dengan bijak, memberikan kontribusi positif yang berarti dalam masyarakat, dan menebar benih  inspirasi laku bajik di setiap langkah mereka.

Bekerja profesional (siddha), sebagai pilar keempat yang kokoh dalam bangunan pendidikan, adalah puncak dari perjalanan panjang pembelajaran, di mana siswa mengubah teori menjadi tindakan nyata. Di sinilah kebijaksanaan, kejujuran, dan kemampuan intelektual menemukan wujudnya dalam setiap langkah dan keputusan. Siswa tidak hanya dituntut untuk memahami, tetapi juga untuk menerapkan pengetahuan dengan penuh integritas dan keahlian.

Melalui implementasi ini, pendidikan menjelma menjadi praktik hidup yang membentuk karakter, memastikan bahwa setiap individu tidak hanya membawa pengetahuan dalam pikirannya, tetapi juga mengekspresikannya dalam tindakan yang berdampak positif, menjadikan dunia ini tempat yang lebih baik dan bermakna. Warga sekolah harus bekerja profesional sebagai bentuk kesadaran “amutter tutur pinahayu” guru sadar sebagai pendidik dan siswa sadar sebagai terdidik untuk mengubah perilaku ke arah yang lebih baik.

Eksekusi pendekatan 4S dapat berjalan sesuai dengan harapan jika melibatkan partsipasi aktif semua pihak seperti guru, siswa, orang tua, dan masyarakat.  Guru harus menjadi teladan yang baik, siswa harus didorong untuk aktif dan berpartisipasi, dan orangtua harus mendukung pendidikan anak-anak mereka dengan memberikan perhatian dan bimbingan di rumah. Komunitas belajar juga berperan penting dalam menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar dan berkembang.

Dengan menciptakan lingkungan belajar yang positif dan mendukung, pendidikan dapat menjadi alat yang kuat dalam membentuk pribadi yang berkarakter dan berintegritas. Dalam rumah karakter ini, setiap siswa tidak hanya belajar untuk menjadi cerdas, tetapi juga menjadi manusia yang bijaksana, jujur, dan bertanggung jawab, sejalan dengan implementasi profil pelajar Pancasila dalam Kurikulum Merdeka.

SMA Negeri 1 Tembuku, dengan segala usahanya dalam mendidik pikiran dan ahlak, bagaikan oase di tengah padang gersang. Di sini, setiap siswa adalah tunas muda yang unik yang disiram dengan ilmu dan dibaja dengan nilai-nilai luhur, siap tumbuh menjadi pohon yang kuat dan memberikan manfaat bagi sekitar. Di tengah arus modernisasi yang kadang melupakan esensi kemanusiaan, SMA Negeri 1 Tembuku berdiri teguh, mengingatkan kita semua bahwa pendidikan sejati adalah yang membentuk pikiran dan karakter, menciptakan insan-insan yang cerdas dan berakhlak mulia sesuai dengan visi sekolah terciptanyan insan yang madani (mandiri, aktif, nasionalis dan berdaya saing tinggi) sesuai dengan profil pelajar Pancasila.

wartawan
I Komang Warsa
Category

Pemkab Badung Kembali Beri Bantuan Hari Raya Galungan, Wujud Nyata Pemerintah Ringankan 83 Ribu Beban Krama Badung

balitribune.co.id | Mangupura - Komitmen Pemerintah Kabupaten Badung menghadirkan kebijakan yang inklusif, adaptif, dan berpihak kepada masyarakat terus diwujudkan secara konkret, terutama dalam menjaga stabilitas ekonomi serta memperkuat kesejahteraan sosial.

Baca Selengkapnya icon click

Komisi II DPRD Badung Raker Bersama 5 OPD Bahas Program Kegiatan Tahun 2026

balitribune.co.id | Mangupura - Komisi II DPRD Badung menggelar rapat kerja (Reker) dengan mengundang lima organisasi perangkat daerah (OPD) yang ada di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung untuk membahas program kegiatan tahun 2026, bertempat di lantai II Gedung Dewan, pada Senin (10/11).

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Selamat Memperingati Hari Pahlawan

Segenap Pimpinan dan Seluruh Anggota DPRD Kabupaten Badung mengucapkan Selamat Memperingati Hari Pahlawan 10 November 2025.

“Pahlawanku Teladanku, Terus Bergerak Melanjutkan Perjuangan.”

Mari kita kobarkan semangat kepahlawanan dalam diri, meneladani perjuangan para pahlawan bangsa
untuk membangun Badung yang maju, berdaya saing, dan berkarakter.

Baca Selengkapnya icon click

Soal Penyesuaian Target Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2026, Ketua DPRD Badung: Sangat Realisitis dan Keputusan yang Tepat

balitribune.co.id | Mangupura - Ketua DPRD Kabupaten Badung I Gusti Anom Gumanti mengapresiasi langkah pemerintah yang telah merespons seluruh masukan secara jelas dan komprehensif terhadap pemandangan umum (PU) fraksi-fraksi DPRD Badung atas sejumlah Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda).

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Komisi IV DPRD Badung Kawal Bansos Hari Raya Rp2 Juta per KK

balitribune.co.id | Mangupura - Komisi IV DPRD Badung mengaku akan terus mengawal seluruh bantuan kepada masyarakat Kabupaten Badung. Sejumlah bantuan yang sedang 'hot' akan disalurkan oleh Pemkab Badung adalah bantuan sosial (Bansos) tunai untuk hari raya sebesar Rp2 juta per KK. Bansos kali kedua yang disalurkan lewat Dinas Sosial ini kurang lebih menyasar 150 ribu KK penerima dengan anggaran sekitar Rp200 miliar.

Baca Selengkapnya icon click

Masalah Kemacetan Masih Jadi Sorotan Komisi II DPRD Badung

balitribune.co.id | Mangupura - Komisi II DPRD Badung menyoroti besarnya anggaran yang dikelola oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Badung. Instansi ini mengelola anggaran lebih dari Rp3 triliun. Anggaran yang besar ini diharapkan bisa dikelola secara maksimal, terutama untuk menyelesaikan masalah kemacetan dan estetika utilitas.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.