Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Nama Lain Dewi Sri Saat Upacara Lumbung Padi

Bali Tribune/ Karya lukisan simbol dewi sri disaat warga di sawah.



balitribune.co.id | Denpasar - Dalam  Lontar Sri Purana Tattwa padi sebagai simbol Dewa laki-laki (purusa) yang dilambangkan dengan sebanyak 108 bulir yang diketam terlebih dahulu. Dalam Perkembangan  Kata Nini dapat berarti nenek (perempuan) wanita (digunakan dalam menunjuk atau menyapa tokoh religious atau putri atau gadis bangsawan yang belum kawin).

Nini juga nama lain dari Dewi Durga (Zoetmulder, 2006 : 699-700). Nini juga berarti nenek perempuan, dan juga berarti Dewa Padi. Dewa Nini seikat padi yang dihias dengan bunga sebagai simbol Dewi Sri pada waktu mengadakan upacara di Lumbung .

Dalam mitologi dewa nini  menueut   Ida Bagus Nyoman Astawa, diceritrakan Bhatara Siwa bersama Bhatari Uma menuju kediaman Bhatara Iswara, sama-sama menyebut dirinya Kaki Manuh dan Nini Manuh, dua sosok yang disebutkan pada saat menghaturkan banten Tumpek Wariga kepada pohon-pohon. Penyebutan Kaki dan Nini Manuh mengacu pada status pohon pada mahluk yang lebih dulu muncul diantara dua mahluk yang lainnya .

"Hal ini menandakan pohon lebih tua usianya dari Manusia dan binatang. Selain itu penyebutan Kaki dan Nini sebagai penarik simpati dari pohon agar mau berbuah lebat," Demikian tersirat.

Setelah Dewa Siwa dan Dewi Uma menyediakan lahan para Manusia diberikan bibit padi dengan empat warna yaitu: putih, merah, hitam dan kuning.

Sang Raja Kadyawan seorang putra yang patut menggantikan menjadi Raja. Wrethikandahyun masih kanak-kanak adalah burung Bhatara Sri, burung kesayangan pada jaman dulu .

Namun yang disuruh membawa benih padi ialah, burung dara dan burung puter. Menuju medang kemulan. Biji itu dipersembahkan kepada Bhatara Sri, kemudian Bhatara Sri memberikan kepada Kaki Manuh, disuruh menjadikan bibit. Setelah dicari beras kuning itu ternyata tidak ada habis dikukunyah oleh anaknya burung Dara, yang artinya dimakan, karena beras kuning sangat harum baunya bagaikan bunga gadung.

Disamping dikunyah juga disembunyikan dirongga padi lalu ditanam ditanah, maka tumbuh pohon kunir. Kuning kunirlah menjadi empat warna, sebagai pelengkap empat warna hingga sekarang. Sedangkan benih tiga warna dipelihara oleh orang-orang medang kemulan sampai sekarang. Disirami pagi dan sore. Sebab itulah disebut SAWAH sampai sekarang yang berawal dari warah Kaki dan Nini Manuh yang menyebabkan manusia bisa bertani.

Demikianlah kisah beras kuning, yang sesungguhnya memang ada, namun sekarang diganti dengan warna kuning kunyit, sebagai pelengkap upakara hingga saat ini. Serta beras empat warna adalah merupakan simbul Dewa Iswara /timur, Dewa Brahma/Selatan, Dewa Mahadewa /barat, serta Dewa Wisnu/ utara. Kata Sawah berasal dari kata warah (wejangan) dalam kutipan teks dan memperjelas kedudukan Dewa Siwa dan Dewi Uma menuntun manusia dalam bertani.

Dalam perjalalan sejarah dan tradisi Kata Nini merupakan kata untuk memuliakan terhadap ciptaan Tuhan, karena semua ciptaan Tuhan adalah merupakan sahabat, bukan musuh bagi manusia, sehingga bagi binatang yang dimuliakan dapat dipanggil dengan Nini, Jero dan sebagainya. Nini yang dimaksud dalam karya ini adalah sebutan bagi Dewi Sri, yang dibuat dari beberapa bulir padi dengan menyerupai manusia laki-laki dan perempuan sebagai cacawian (simbol). Simbol padi yang laki-laki disebut dengan “Kaki” dan simbol padi yang wanita disebut dengan “Nini”.

Akan tetapi sesuai dengan proses pemuliaan selanjutnya dipersatukan tanpa identitas laki dan perempuan maka disebut dengan Dewa Nini.

Pembuatan Dewa Nini dilakukan setelah padi menguning yang dilaksanakan di Sawah paling hulu, yang disebut dengan carik pangalapan.

Jumlah bulir padi yang dipergunakan untuk membuat Dewa Nini yaitu jumlah 33 bulir untuk simbol purusa, jumlah 33 untuk simbul pradana. Apabila diperhatikan dari jumlah bulir padi yang dipergunakan untuk Dewa Nini dapat disimpulkan adanya kelipatan 3 dari jumlahnya, yaitu 21 (jumlah 2+1 = 3); 33 yakni 3 x 11 = 33; 54 yakni 3 x 18=54; 66 yakni 3 x 22 = 66; 108 yakni 3 x 36 = 108 bulir.

Kini budaya agraris tradisional Bali itu  akibat Desakan Pariwisata membuat mimpi yang indah dan banyak hal yang terlupakan segi-segi kehidupan pariwisata yang menjanjikan pada puncak kenikmatan yang paradoks.

Kenikmatan paradoks adalah suatu situasi yang timbul terhadap kenikmatan yang dianggap benar sebagai landasan untuk mencari alasan bahwa dikemudian hari akan mendapatkan suatu kesejahteraan dan kebahagiaan.

Disatu sisi lahan pertanian tetap diidamkan untuk eksis sepanjang zaman, untuk pemenuhan pangan, kebutuhan pariwisata, dan keinginan wisatawan hidup berdampingan dengan alam pertanian, disisi lain profesi sebagai petani dirasa tidak menguntungkan. "Hal itulah yang masih membuat pertanian di bali tertahan meski tidak 100 persen," tutupnya.

wartawan
JRO
Category

Pak Koster, Mendayung Diantara Bulian dan Pujian

balitribune.co.id | Dalam sambutannya pada acara Halal Bihalal yang dihelat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Bali baru-baru ini, Pak Koster secara eksplisit mengatakan bahwa ia kerap dibuli karena kebijakan dan keputusan yang ia ambil dalam kapasitasnya sebagai Gubernur Bali, ia dilabeli sebagai gubernur ini, gubernur itu, intinya ia selalu disebut salah, atas itu semua ia mengaku tak mempersoalkannya, ia melihat itu sebagai resiko seorang pemimpi

Baca Selengkapnya icon click

Berikut Pernyataan Sikap Modantara Terkait Aksi Penyampaian Aspirasi Mitra Pengemudi

balitribune.co.id | Jakarta - Asosiasi Mobilitas dan Pengantaran Digital Indonesia (Modantara) mengapresiasi aksi penyampaian pendapat yang dilakukan oleh sejumlah mitra pengemudi pada 20 Mei 2025 di Jakarta. Aksi ini sekaligus menjadi pengingat bahwa sektor mobilitas dan pengantaran digital adalah bagian vital dari kehidupan masyarakat modern.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Wabup Tjok Surya Lepas Keberangkatan Jemaah Haji Klungkung 2025

balitribune.co.id | Semarapura - Wakil Bupati Klungkung, Tjokorda Gde Surya Putra mewakili Bupati Klungkung melepas keberangkatan Jemaah Haji Klungkung 2025 di Masjid Nurul Huda Desa Kampung Gelgel, Rabu (21/5). Turut hadir Ketua DPRD Klungkung, Anak Agung Gede Anom, Forkompinda Kabupaten Klungkung dan OPD terkait.

Baca Selengkapnya icon click

DLH Janji Tuntaskan Pembayaran Upah Tenaga Lepas Kebersihan

balitribune.co.id | Tabanan - Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tabanan I Gusti Putu Ekayana menyebutkan bahwa pihaknya akan segera menuntaskan pembayaran upah tenaga lepas kebersihan yang tertunggak beberapa bulan lalu. Total ada 304 tenaga lepas kebersihan yang upahnya tidak terbayarkan untuk periode Maret, April, dan Mei 2025.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Buleleng Lepas Keberangkatan 91 Jamaah Calon Haji 2025

balitribune.co.id | Singaraja - Sebanyak 91 jemaah calon haji (JCH) dari Kabupaten Buleleng dilepas secara resmi oleh Bupati dan Wakil Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra- Gede Supriatna, Rabu (21/5). Pelepasan dilakukan di depan Masjid Agung Jamik, Kelurahan Kampung Kajanan, Kecamatan Buleleng.

Baca Selengkapnya icon click

Bunda PAUD Tabanan Resmikan Gedung TK Kecamatan Kediri dan Bagikan PMT serta APE untuk Anak-Anak PAUD

balitribune.co.id | Tabanan - Bunda PAUD Tabanan Ny. Rai Wahyuni Sanjaya meresmikan Gedung TK Negeri di Kecamatan Kediri, sekaligus menyerahkan Makanan Tambahan (PMT) dan Alat Permainan Edukatif (APE) kepada anak-anak PAUD di Kabupaten Tabanan yang dipusatkan di TK Negeri Kediri, Rabu (21/5).

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.